Minggu, 18 Desember 2011

Apakah Saya Berada di Italia Atau Nanamia Pizzeria?


Kalau sedang berkunjung ke Yogyakarta dan ingin makan pizza khas Italia, silahkan berkunjung ke Nanamia Pizzeria. Restoran pizza ini sudah terkenal seantero Yogya. Pizza-nya tipis, crunchy, berbeda dengan pizza khas Amerika yang "gemuk" dan mengenyangkan. Ciri khas lain pizza Italia adalah dibakar dalam tungku berbahanbakar kayu pohon buah. Sehingga rasanya pun berbeda, ada harum yang khas yang menyeruak samar-samar. Tapi efek samping dari proses memasak tradisional ini adalah kita harus menunggu lebih lama. Terlebih lagi, Nanamia hanya punya satu tungku saja. Tungku ini diletakkan di depan restoran. Penerapan konsep open kitchen ini termasuk jarang di Yogya.

Arsitektur Nanamia yang khas arsitektur Mediterania membuat saya betah berlama-lama di tempat ini. Walau begitu, tempatnya terlalu sempit. Kalau makan berdua saja sih gak papa, tapi agak kurang nyaman kalau makan rame-rame. Untuk menanggapi keluhan itu, beberapa saat lalu pizzeria ini diperluas. Bagus deh.
 
Oh ya, bagaimana menunya? Ada banyak. Mari kita dedah satu-persatu.

Untuk antipasti (makanan pembuka), ada "Pane Aglio" yang merupakan 4 potong roti baguette dengan topping saus bawang putih. Ada juga "Bruschetta" yang merupakan 4 potong roti baguette dengan topping tomat, basil, dan minyak zaitun. Harganya antipasti berkisar antara 10-18 ribu.

Pada pasta, ada "Sphagetti Napoletana" yang merupakan spaghetti dengan campuran tomat, bawang bombay, zaitun hitan, dan juga basil segar. Coba juga "Spaghetti Marinara" yang merupakan spaghetti dengan saus tomat yang bercampur dengan aneka hasil laut. Untuk yang agak pedas, silahkan coba "Penne al Arrabbiata" yang merupakan penne (sejenis pasta berbentuk silinder) yang berpadu dengan saus tomat bercampur bawang bombay, cabai, dan basil segar. Lalu ada pula  "Lasagne Classica" yang merupakan lasagna home-made yang bercampur dengan daging cincang, saus tomat, basil, mozarella, dan juga krim keju. Untuk harga pasta, kisarannya antara 25-29 ribu.

Untuk pizza, ada banyak sekali pilihannya. Mulai "Mexicana" (pizza dengan topping saus tomat, mozarella, cabai jalapeno, bawang bombay, parika, jagung, dan kacang merah), "Quattro Stagioni" (pizza dengan toping saus tomat, mozarella, jamur, paprika, peperono, dan daging cincang) hingga "Nanamia Speciale" (pizza dengan topping saus tomat, mozarella, bawang bombay, nanas, cabai, dan ayam pedas). Semua tersedia dalam ukuran sedang dan besar. Harganya berkisar antara 35-59 ribu.

Untuk dolci (makanan penutup), ada "Gelato Con Cioccolato" (es krim dengan topping lelehan coklat), "Piatto Di Fruta" (seporsi potongan berbagai buah), hingga "Tiramisu". Banderolnya berkisar antara 15-17 ribu.

Siang itu saya ingin memesan "Diavola", pizza dengan rating 3 cabai yang berarti pedas, yakni pizza dengan topping saus tomat, mozarella, daging asap, paprika, cabai, dan juga jalapeno. Sayang, hari itu stok jalapeno di Nanamia sedang kosong. Akhirnya saya mengalihkan pesanan ke "Capriciossa." Pizza ini merupaan pizza dengan topping saus tomat, keju mozarella, jamur, daging asap, dan capers (pucuk bunga dari Capparis Spinosa, tanaman yang sering dijumpai di daerah Mediterania. Rasanya sedikit asam dan pahit. Buahnya kecil berwarna hijau, mirip cersen kalau di Indonesia).

Selain itu, saya memesan "Spaghetti al Tonno Picante", sphagetti saus pedas dengan campuran paprika, bawang bombay, dan juga tuna.

Kami memang menunggu agak lama untuk pesanan kami. Seperti yang saya bilang tadi, itu efek dari proses masak khas Italia yang memasak pizza dengan tungku, bukan oven listrik.

Spaghetti datang dulu. Tanpa banyak babibu, kami bertiga langsung menyantap. Satu porsi dibagi bertiga. Sphagetti licin tandas dalam waktu singkat. Walaupun memiliki dua tanda cabai, rasanya tak begitu pedas. Rasanya? Ya standar spaghetti lah :) Sausnya enak, ada campuran rasa pedas dari paprika dan rasa agak manis dari bawang bombay.


Setelah menunggu selama nyaris 30 menit, pizza pesanan akhirnya datang. Ukurannya besar. Tampilannya menggiurkan. Lelehan keju mozarella nyaris menutupi permukaan pizza. Diatas lelehan keju itu bertaburan potongan daging asap. Selain itu beberapa buah capers menyembul dari lelehan keju itu. Dan sama seperti spaghetti, nasib pizza ini tak jauh beda. Ludes dalam waktu singkat dimakan oleh 3 orang barbar yang kelaparan.


Pizzanya sendiri bercita rasa unik. Pinggiran pizzanya crispy. Selain itu buah capers memberikan aksen asam pahit yang unik, mengimbangi rasa asin dari keju dan gurih dari daging asap.

Oh ya, pizza ini memang harusnya dimakan pakai tangan. Di Italia, orang memakan pizza dengan tangan, bukan dengan pisau dan garpu. Dan finger licking seusai makan itu memang nikmat tiada tara :)


p.s Selain Nanamia, ada lagi sebuah pizzeria di daerah Gejayan. Namanya Mondo. Saya juga pernah mencobanya beberapa waktu lalu. Nanti akan saya tulis reviewnya.

5 komentar:

  1. saya menyukai nanamia sampe akhirnya dikecewakan, waktu itu datang pas rame, tapi kami ga dilayanin sama sekali. disuruh nunggu kursi pun enggak. mbaknya juga ketus. haha akhirnya kami cabut. trus pesenan dateng lama banget.

    mas udah pernah nyoba kmeals di prawirotaman? itu saingan beratnya nanamia loh :D

    BalasHapus
  2. Kinkin: Iya, pelayannya jutek. Bikin gondok aja. Aku pernah dua kali kesana, dan ditolak. Pertama adalah pas waktu last order. Yang kedua adalah nanamia masih belum buka, masih pada siap-siap. Tapi cara menolaknya itu yang bikin senewen. Cara ngomongnya jutek :D

    BalasHapus
  3. Nuran..............aq perlu diajak kesini ya,kalo Kmeals dekat rumahku....yg punya org perancis tuh.

    BalasHapus
  4. Anonim: Iki sopo? Mbak Erlina ta? Ayo wis kapan-kapan kesini ya :) Kmeals itu nyediain makanan italia bukan? agak meragukan deh kalau masakan italia yang punya orang perancis, hehehehe :D tapi kapan2 perlu dicoba kayaknya :)

    BalasHapus
  5. meski org perancis tp ia hoby traveling kayak kamu,bujang masih muda lagi....bhs indo e cas cis rek.

    BalasHapus