Kamis, 15 Juli 2010

Bersama Kalian Aku Tak Ingin Jadi Dewasa

Memang benar kata pepatah jaman dulu, "Masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan." Saya mempunyai banyak teman-teman "ajaib" ketika SMA dulu. Bahkan 5 tahun semenjak lulus, kami masih sering berkumpul. Dan teman-teman saya juga masih saja ajaib. Tulisan ini adalah salah satu contoh betapa ajaibnya teman-teman saya.

***

Beberapa waktu lalu, seorang teman bernama Ade "Bogang" Defrizal, men-tag foto seorang teman. Foto itu adalah foto Eka "Dajjal" Pradika. Si Ade dan Eka ini adalah dua sahabat kental semenjak SMP. Ade adalah seorang pria yang kurus mendekati kering, kadang terlalu PD, dan suka bercanda. Sedang Dika - nama panggilan Eka - ,adalah anak yang sedari dulu sering dijadikan objek hinaan.

Foto yang bergambar Dika sedang berdiri di air mancur buatan dengan hiasan patung harimau itu di tag ke semua teman semasa SMA. Tak perlu waktu yang lama bagi gerombolan cecunguk SMA 1 Arjasa itu untuk merespon foto tersebut. Responnya? Tentu saja hinaan. Lalu terjadilah perang komentar, sangat sengit. Yang berkomentar mengeluarkan kata-kata kebun binatang, hingga ke alat kelamin. Serunya mengalahkan perang Malvinas antara Argentina melawan Inggris. Komentar di foto ini mencapai 51 komentar.


Foto pertama: 51 komentar


Tak ada yang tahu bahwa tag foto yang dilakukan oleh Ade ini akan memicu perang besar di kemudian hari.

Beberapa hari setelah kasus tag Ade itu, ternyata Dika melakukan balas dendam. Dika ternyata memiliki foto Ade yang sedang duduk di pinggir kolam renang sembari memegang kepalanya. Di foto tersebut, Ade sang pria jomblo itu tampak begitu rapuh dan menyesali hidup. Dika memberi judul foto itu "Ade Nyonyor." Lalu Dika men-tag semua teman SMA di foto itu.


Foto kedua: 187 komentar


Sudah bisa diduga, terjadi perang dunia kedua! Kali ini jauh lebih seru. Sebab ada beberapa "anak baru" di foto ini. Mereka komentarnya pun tajam, setajam peluru M16. Dar Der Dor, peluru kata-kata jorok dan makian pun dimuntahkan oleh para berandalan semasa SMA ini.

Ade pernah mempunyai beberapa catatan kelam dengan wanita. Nah, ternyata luka lama itu yang dijadikan senjata oleh para komentator foto ini. Ade jelas mencak-mencak gak karuan. Seru sekali. Luka lama dibuka, Ade berusaha menutupi, yang tidak tahu sejarahnya malah memanaskan suasana dengan komentar yang sama sekali tidak membangun.

Tapi ada satu masalah di foto kedua ini. Dika yang diduga calon potensial penderita Down Syndrome ini ternyata men-tag beberapa orang yang tidak pernah bercanda dengan gaya guyon SMA Arjasa. Nah, ternyata ada seorang yang berumur 30-an. Jauh sekali dengan umur saya dan teman-teman lainnya. Si Om tersebut berusaha menasehati agar kata-kata joroknya dikurangi. Lalu ada lagi, Nur "Black" Fahmi yang ikut menambah panas suasana dengan berkomentar ala AA Gym. Duarrr!!! Bom Napalm pun meledak dengan keras!

Nicky "Ko-ot" Prasetya dan Nova "Drunken Master" pun melawan dengan sengit. Mereka memainkan majas sinisme (majas baru ciptaan anak-anak SMAJA 05). Mereka menyindir si Om dan si Fahmi. Kata-kata yang dikeluarkan pun setajam dan setipis silet, menyiksa dan membunuh perlahan. Yang mereka tidak tahu, si Om itu adalah orang yang berumur 30 tahun, dan sama sekali bukan teman kami.

Akhirnya setelah mengadakan gencatan senjata sejenak, ditemukan siapa yang bodoh. Dalam kasus kedua ini, Eka Dajjal yang salah. Dia men-tag orang yang sama sekali belum terbiasa dengan becandaan yang kasar dan sangat sarkas. Jadi Eka resmi dijadikan penjahat perang. Dan hukumannya sangatlah kejam. Nuran "Tompel" Wibisono serta Angga "Nyen" Pribadiyono ditunjuk sebagai pihak yang akan menghukumnya langsung beberapa hari kemudian.

Oh ya, perang komentar barbar ini mencapai 187 komentar. Angka yang tinggi, melebihi komentar foto pertama. Dahsyat!

Nuran Tompel alias saya sendiri, beserta Angga Nyen bertindak sebagai Dewan Keamanan PBB. Kami ditugaskan menghukum Eka Dajjal karena sudah bikin onar dan didakwa sebagai penjahat perang. Dia jelas-jelas mengorbankan warga sipil tak bersalah, yakni si Om itu.

Hukumannya adalah, tag foto lagiiii!!! Hahahahaha.

Jadi, ketika saya sedang berinternetan ria di rumahnya Nyen, saya menemukan sebuah foto lama Eka. Posenya sungguh sangat bikin wanita jadi "pengen," pengen menimpuki, pengen menampari, pengen menjambak-jambak, dan juga pengen meludahi. Nah, foto Eka dengan senyum nanggung ini saya tag ke beberapa teman. Hanya sedikit saja: Nova Drunken Master, Ade Bogang, Vicho "Back Stabber", Angga Nyen, dan Rayis "Colok Bucok." Beberapa menit setelah di tag, masih tak ada komentar yang masuk. Ini adalah foto ketiga yang dijadikan bahan peperangan.

Tak dinyana beberapa saat kemudian, Angga Nyen yang dikenal sebagai dewan keamanan yang cukup sadis, menambahi tag ke hampir seluruh teman SMA. Tag yang semula hanya 5 orang, membengkak jadi hampir 50 orang! Yak, sebentar lagi pasti akan terjadi perang besar! Bersiaaaaaapppp!

Foto ketiga: 203 komentar!

Dor! Tembakan pertama dilayangkan oleh Hermawan "Nemesis", seorang pria penduduk negara bagian IPA yang dikenal kalem. Ternyata orang kalem komentarnya bisa sangat tajam, setajam peluru Desert Eagle.

"Ini siapa? Dika ta? Aku pikir kernet (kondektur, red.)" katanya melontarkan serangan pertama.

Seperti sudah diduga sebelumnya, perang pun dimulai! Dar Der Dor! Lontaran makian, kata-kata kebon binatang, kosakata mahluk barbar, sampai lokalisasi bernama Dolly pun dimuntahkan secara berbarengan. Perang semakin sengit. Hampir semua pasukan elite turun dalam perang ini. Mulai saya sendiri, Angga Nyen, Eka Dajjal, Nova Drunken Master, Echa Kabayan, Rayis Colok Bucok, sampai seorang tentara perempuan bernama Dinda Sipit.

Perang di foto ketiga ini sangatlah seru. Tembakan-tembakan pertama dilayangkan pada Eka Dajjal sebagai penjahat perang. Eka pun berhasil mengelak, yakni dengan tidak ikut muncul di perang komentar ini. Dia hanya memberikan satu tembakan, setelah itu dia bersembunyi dibalik bunkernya. Boooo, pengecuuuutttt!

Tanpa dinyana-nyana, terjadi perang yang sama sekali tak terduga. Kali ini terjadi antara Ade Bogang dan Dinda Sipit. Entah siapa yang memulai, terjadi saling balas rentetan tembakan berupa komentar yang menyinggung fisik, nama merk sebuah produk, hingga taruhan berupa meminum kencing. Busettt! Sadis sekali!

Dalam perang beda gender ini, Ade Bogang keok! Dinda ternyata merupakan tentara yang tangguh. Stok peluru hinaannya banyak sekali, hingga seorang Ade yang biasanya sarkas pun jadi tertunduk, pulang dengan mengibarkan bendera putih. Sekali lagi, sejarah membuktikan bahwa Ade selalu menjadi pihak yang kalah dan tersakiti kalau berurusan dengan wanita.

***

Dalam sejarah kami di SMA , bermunculan beragam nama julukan. Rasa-rasanya nama julukan itu bakal jadi panggilan seumur hidup di kalangan teman SMA. Nama julukan ini diberikan tidak melulu asal. Ada faktor psiko-historis yang menaunginya. Hebatnya pula, kadang nama julukan ini mengalahkan nama asli, hingga orang mengenal kami dengan nama julukan, bukan nama asli.

Sebut saja Angga "Nyen" Pribadiyono. Semasa masih kelas 1, dia tentram dengan panggilan Angga, sebuah nama yang sangat manis. Dunia disekitarnya lalu berubah ketika dia masuk ke kelas 2.1, satu kelas dengan saya dan bahkan satu bangku. Di kelas itu, Angga dan Saya sering kali bertukar keping video porno (yang populer dengan sebutan BF) lalu menyebarkan keping ini ke seluruh mahluk lelaki di kelas kami. Lucunya, kadang-kadang keping maksiat itu kami selipkan di buku agama atau buku PPKn, hahaha.

Arif "Bendol" Sandy, salah seorang begajul di 2.1, akhirnya memberikan nama julukan "Nyen" bagi Angga. Nyen ini adalah singkatan dari Onyen, istilah Madura slang untuk bersetubuh. Ini karena Nyen akhirnya dikenal sebagai bandar BF sejati. Angga yang bertubuh kecil ini akhirnya harus rela dipanggil dengan sebutan Nyen seumur hidup. Nyen pula yang mempopulerkan sebutan "Montana" untuk wanita seksi. Montana sendiri adalah karakter di salah satu BF yang kami sebarkan (Damn! kenapa saya masih bisa inget Montana ini ya? hahaha).

Akhirnya banyak nama alias yang bermunculan. Saya dipanggil Nuran Tompel, karena dulu saya punya tahi lalat kecil di pipi bagian kiri. Pas kuliah semester 4, tahi lalat kecil itu dioperasi atas saran dokter kenalan ibu saya. Meski tahi lalat itu sudah hilang, masih saja saya dipanggil tompel sampai sekarang.

Lalu Nur "Black" Fahmi. Kami sama sekali bukan kaum rasis. Tapi menghina kehitaman kulit si Fahmi itu sungguh perbuatan yang sangat menyenangkan. Ada lagi julukan Drunken Master bagi Nova. Julukan ini muncul karena dari dulu, Nova adalah jagoan untuk urusan "botol," hahaha. Rayis si Colok Bucok adalah sebutan untuk Rayis yang suka omong besar dan suka sok tahu. Kadang apa yang diomongkan dan diinformasikan itu sama sekali tidak benar. Rayis juga kadang dipanggil Mbah (Kakek), karena memang tahun lahirnya jauh diatas kami teman-teman satu angkatannya. Oh ya, wajahnya juga wajah boros. Lalu ada lagi Aji "Gumo'ong", sebutan yang diberikan karena lubang hidung Aji yang besar, sama seperti lubang hidung Gumo'ong, sang raja sapi dalam film kera sakti. Lalu sebutan Bogang bagi Ade itu muncul setelah beberapa buah gigi Ade rontok selepas menabrak truk bersama Eka Dajjal. Ade kadang pula dijuluki dengan sebutan Keceng (kurus), sebuah ode untuk kurusnya Ade yang memiriskan hati.

Kami semua sangat suka menghina, menggojlok, berperang makian, atau apapun itu yang berkaitan dengan menjatuhkan mental seseorang. Entah siapa yang memulai kebiasaan horror itu. Akibatnya, mental kami sepertinya jadi terasah. Kami terlatih untuk kuat dihina dan jauh lebih kuat dalam urusan menghina. Jadi ketika kami dihina oleh orang yang bukan alumni SMA Arjasa, kami merasa biasa saja, karena guyonan dan gojlokan ala SMA Arjasa itu sungguh kasar tak terperi. Sedang kami kalau menghina atau menggojlok orang yang bukan alumni SMA Arjasa, orang itu bakalan langsung keok, pulang terbirit-birit, karena hinaan kami kadang sungguh tak manusiawi adanya.

Hebatnya, meski kami suka saling menghina, sangat jarang ada yang marah besar diantara kami. Kalau pertengkaran-pertengkaran kecil sih merupakan hal yang biasa. Beberapa menit kemudian pasti sudah baikan dan hina-hinaan lagi.

Dulu semasa Friendster masih berjaya, tak pernah ada guyonan di dunia maya. Karena sebagian besar dari kami tidak punya Friendster. Ketika Facebook berjaya, entah kenapa sebagian besar dari kami punya account facebook. Malah hampir semua teman satu geng punya account.

Rupanya tekhnologi ini dimanfaatkan secara benar-benar oleh kami. Ketika waktu, pekerjaan dan jarak menjadi penghalang untuk bertatap muka dan menghina secara langsung, maka kami memanfaatkan facebook. Guyonan dan hinaan kami langsungkan di wall, foto, ataupun notes. Tampaknya kali ini kami harus berterimakasih pada facebook :)

***

Masih di foto ketiga. Kali ini Rayis Colok Bucok menjadi jenderal di Garda Depan peperangan. Sayangnya, sasaran tembaknya ngawur. Semua orang ditembak dengan peluru gosip. Reza ditembak dengan isu bahwa dia ditinggal nikah oleh pacarnya. Ade dihantam isu bahwa dia dan Fahmi bertengkar karena perempuan. Nyen pun dihajar dengan hinaan tinggi badan. Hingga saya yang dibidiknya dengan isu bahwa saya tak pernah punya pacar.

Blarrrrrr!!!! Semua tentara elite ini pun marah besar! Ade yang mulai membalas dengan satu tembakan dari Bullpup (nama senjata)-nya. Tapi serangan balik yang paling sengit adalah serangan yang dilontarkan Reza Kabayan. Pria berdarah Sunda ini melontarkan banyak peluru tajam dari machine gun-nya. Dor Dor Dor, rentetannya terdengar keras. Lalu saya pun membidik gigi Rayis yang hitam itu. Duar! Tepat kena mulut Rayis yang monyong, yang memudahkan saya untuk membidiknya. Rayis terluka. Zein "Pengen Muleh" pun merentetkan tembakan yang mengisyaratkan kalau dirinya tak sudi sang adik ditaksir oleh Rayis. Lalu Nova dan Nyen menghabisi Rayis sang pria tua itu dengan beberapa rentetan peluru tajam.

Rayis resmi keok setelah dikeroyok oleh banyak tentara elite. Ternyata umur yang lebih tua tak menjamin Rayis menjadi lebih hebat dibanding kami. Perang di foto ketiga pun resmi saya akhiri. Saya melemparkan tembakan keatas udara sebagai tanda bahwa perang komentar resmi berakhir. Tembakan komentar nomer 203! Resmi mengalahkan foto Ade Nyonyor!

Tapi ternyata dendam belum usai. Ade Bogang rupanya masih menyimpan bara dendam terhadap Rayis. Semalam setelah perang ketiga resmi saya akhiri, Ade mengajak koalisi, berusaha menjadikan saya sebagai aliansinya. Ade meminta saya mengaplot foto Rayis. Waduh, itu permintaan yang sulit sebenarnya. Bukannya apa, mendapatkan gambar wajah Rayis itu sama susahnya dengan mendapatkan foto Ariel Peterpan setelah kasus video porno. Mereka berdua adalah mahluk eksklusif. Mereka sama-sama terkenal. Hanya beda wajah, isi dompet, dan peruntungannya dengan wanita.

Tapi ternyata saya punya satu foto kecil wajah Rayis di handphone saya. Bukan saya yang mengambilnya, tapi Rayis sendiri yang melakukannya. Akhirnya, dengan menambahi caption yang mengibarkan perang, saya aplot foto itu. Saya mengaplotnya di rumah saudara Nyen, sekutu dari saya dan Nova selama ini. Tak lupa saya men-tag teman-teman SMA, dan Nyen men-tag ke teman-teman SMP-nya. Nyen dan Rayis ini dulu satu SMP.


Foto keempat, the best: 267 komentar!

Psiiuuuuuuuu, dhuaaaarrr!!!! Roket serangan pertama pun diluncurkan. Semua suka karena kali ini Rayis yang dijadikan objek perang. Rupanya Rayis menjadi common enemy kami semua. Rayis ibarat Israel, dan kami semua adalah negara-negara Islam. Maka perang pun tak terelakkan lagi.

Ketika perang tengah berlangsung, saya mempunyai ide cemerlang - dan sedikit sadis sepertinya. Saya ingat kalau seumur hidupnya, Rayis hanya punya satu pacar, sang adik kelas semasa SMA. Saya pun men-tag sang mantan Rayis itu, Fairoh namanya. Saya gambling disini. Kalau Fairoh berkenan jadi aliansi saya, ia tentu akan jadi bantuan yang tak tertandingi. Kalau Fairoh tak berkenan, bisa-bisa saya ditembak mati.

Ternyata Fairoh dengan senang hati menjadi aliansi kami dalam menggempur Rayis! Maka secara amat perlahan namun gamblang serta frontal, Fairoh melemparkan granat-granat masa lalu ke dalam medan pertempuran. Nova Drunken Master pun berkolaborasi. Nova dengan cerdik memancing-mancing Fairoh agar terus melemparkan granat. Duar Duar Duar Duar! Ledakannya sangat keras dan memiriskan hati. Bagaimana tidak, semua rahasia hubungan antara Rayis dan Fairoh diungkapkan secara tajam, setajam SILET! Bahkan Fairoh dengan suka hati bercerita kalau ia akan menikah dalam waktu dekat. Sang calon suami sebentar lagi akan mengajaknya berbulan madu, lalu si suami akan melanjutkan S2 di Jepang. Kalau Rayis masih mengharapkannya, "Tunggu jandaku saja!" tembak Fairoh telak! Woooowwww! Ternyata Fairoh sungguh sangat tangguh dan liat, mengalahkan kekuatan Dinda Sipit di perang sebelumnya.

Rayis pun tak berkutik. Ia hanya bisa memaki Fairoh. Sayangnya Fairoh mempunyai banyak bodyguard tangguh. Mulai Ade Bogang yang memancing rahasia hubungan Rayis dan Fairoh, Nova yang menjadi tameng, hingga Nyen yang memanaskan suasana dengan bom molotov-nya. Ade sendiri sempat melontarkan rentetan peluru karet (alias komentar gak berguna). Setelah saya nasehati, Ade pun dengan segera menggantinya dengan peluru tajam. Ade pun dengan gencar memancing-mancing Fairoh agar terus bercerita. Fairoh pun sepertinya sangat senang bisa membeberkan hubungannya dengan Rayis di masa lalu.

Lalu Rayis bagaimana? Ia tidak berkutik sama sekali! Keok! Tidak bisa membalas! Kalah sama Lek Solihin! (De, who the fuck is he?). Rayis hanya bisa sesekali melempar bom asap, lalu ia menghilang di balik asap. Sama sekali tak memberikan perlawanan. Para tentara elit pun bertempik sorak. Israel sudah hancurrrr!!!

Perang ini sendiri sempat saya tinggal untuk tidur. Jam 12 siang ketika saya bangun, sudah ada sms dari Ade. Isinya? Saya disuruh melihat facebook, "Seru pel!". Saya pun membuka facebook dengan mata masih sedikit terpejam. Ketika page terbuka, membelalaklah mata saya. Ada 93 notifications disana! Gila! Setelah saya buka, ternyata isinya adalah rumpian ala ibu-ibu arisan antara Ade dan Fairoh. Isinya? Ya jelas tentang Rayis dan masa lalunya, hahaha.

Rada sorean, ternyata Rayis melancarkan serangan balasan. Kali ini yang disasar adalah saya, yang dia anggap sebagai otak dari perang di foto keempat ini. Bodohnya, Rayis men-tag teman-teman pada fotonya sendiri. Posenya dalam foto itu sungguh mengingatkan saya pada gaya ala Onky Alexander, tapi dengan wajah milik Rayis, duh gusti! Hahahaha. Di bawah foto itu, dia bersyair bahwa saya adalah orang yang suka fitnah, suka melancarkan perang, dan tidak percaya tuhan, hahaha. Kenapa tuhan dibawa-bawa bung? Hehehe.

Tapi hal ini sama saja seperti Israel meminta bantuan pangan ke Palestina dan Iran. Permintaan bantuan pasti akan ditolak mentah-mentah. Kekejaman dan kebusukan Israel udah jelas, dan hal itu sudah terjadi dalam waktu yang panjang. Para tentara SMAJA yang ditag bukannya menyerang saya, malah dengan serentak menyerang Rayis sang negara Israel, hahaha.

Sampai saat tulisan ini diturunkan, komentar di foto keempat sudah mencapai 267 komentar! Rekor baru! Sedang komentar di foto Rayis? Nyaris nihil. Kalaupun ada komentar, isinya semua malah menghina Rayis.

***
Mungkin inilah salah satu warisan dari masa SMA yang menyenangkan. Peperangan ini sengit, namun sangat menghibur. Sungguh mengasyikkan berperang dengan kata-kata dan masa lalu. Bersama kalian, aku tak ingin menjadi dewasa.

Jadi? Mari kita lanjutkan perang kita kawan :)

Selasa, 13 Juli 2010

Kembali Ke Kampus Sejenak

Sekarang saya ada di Kampus, Fakultas Sastra tercinta. Waduh, udah beberapa lama ya saya gak nongkrong disini? Jawaban teman-teman saya sih sama semua, "Yeeee, udah tua masih aja beredar di kampus!" Tapi saya anggap itu adalah ungkapan kasih sayang mereka.

Kenapa saya ke kampus? Tak lain tak bukan adalah karena ada masalah dengan perkuliahan. Tadi pagi teman saya, Si Budi Tak Uuk, kirim pesan pendek ke nomer saya. Isinya adalah, kami harus aktivasi kuliah. Jadi, setelah bayar SPP, kami masih harus nyerahin slip fotokopian ke bagian TI. Setelah itu baru kami bisa program Buset dah! Sejak beberapa semester lalu (saya sudah lupa mulai semester berapa, biasa laah, kebanyakan semester), waktu kita bayar SPP, bank dengan otomatis akan melakukan aktivasi. Jadi para mahasiswa tinggal program mata kuliah saja.

Tapi semester ini kenapa balik ke jaman jahiliah? Harus ngasihin fotokopi slip SPP ke TI dan harus menunggu status mahasiswa jadi aktif?

Kata orang-orang TI sih, ada sistem yang error, jadi bank gak bisa connect dengan sistem komputernya UNEJ. Halah! Masalah SPP ini emang UNEJ suka ruwet. Semester lalu saja, sistem pembayaran SPP di UNEJ sempat jadi headline di salah satu koran nasional. Penyebabnya? Antrian yang panjang - yang disebabkan ruwetnya sistem pembayaran. Bayangin, teman saya itu antri di bank untuk ngambil nomer antrian mulai jam 3 pagi! Dan gilanya lagi, udah antri jam segitu, dia dapat nomer urutan 344. Gila!

UNEJ oh UNEJ. Dengan sistem seperti ini kamu mau nerapin BHP? Kiss my ass!

Sudahlah, saya malas mau ngomongin birokrasi, hehehe.

Well, ada apa di Sastra sekarang? Tak banyak yang berubah sih. Kampus ini masih hijau, saya masih suka nongkrong di parkiran sambil menggoda adik kelas yang manis-manis. Ada beberapa gazebo baru untuk nongkrong. Tapi sayang, sekarang kansas (Kantin Sastra) nutup. Denger-denger sih kontraknya sudah habis. Sekarang sedang nunggu penghuni baru. Ya, semoga penyewa kansas ini bisa bikin kansas jadi lebih asyik.

Ya sudahlah, saya mau nongkrong lagi, kangen sekali saling menghina antar teman satu angkatan :)

Happy Tuesday everybody! Jangan lupa bersenang-senang!



Fakultas Sastra, 13 Juli 2010
Nongkrong di parkiran Sastra

Minggu, 11 Juli 2010

Cinta Satu Malam

Beberapa waktu lalu waktu saya masih di Surabaya, Ayos menunjukkan sebuah video. Isi videonya tidak penting. Hanya 3 orang perempuan abege sedang lip-synch sambil bergaya-gaya aneh. Saya lupa siapa nama 3 orang perempuan itu (seingat saya namanya Sinta dan Jojo. plus satu orang cewek bernama Ucy. Correct me if i'm wrong). Tapi kata Ayos sih, 3 orang wanita itu adalah perempuan-perempuan yang sekarang sedang naik daun, terutama di komunitas kaskus. Kalau mau lihat videonya, masuk aja kesini

Yang bikin saya tertawa adalah lagu yang dinyanyikan oleh 3 orang perempuan itu. Judulnya Cinta Satu Malam. Oke, judul yang sangat menggugah hati kawan.

One night stand ternyata sekarang sudah bukan lagi monopoli kaum dugemers dengan musik jedag jedug jedag jedug. Ritual one night stand sekarang sudah masuk area musik dangdut. Entah dangdut apa ini namanya. Dandut koplo? Atau dance-dut? Atau electro-dut? entahlah...

Tapi memang lirik lagu ini sangat ear catchy sekali. Bahkan anak kecil pun sepertinya akan dengan mudah menghafal lagu ini tanpa harus tahu arti dari liriknya. Percaya atau tidak, lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi hot bernama Melinda ini juga jadi favorit adik-adik saya.

Sekarang saya sedang berada di Lumajang, kota kelahiran saya. Saya ke sini untuk mengantarkan si adik bungsu yang memang bersekolah di kota kecil ini semenjak lulus SD. Nah, saya punya sepupu namanya Ilham, anak bau kencur yang baruuu saja lulus SMP. Dia sekarang sedang berbangga hati karena sudah punya kumis. Sedari tadi pula dia dengan jumawa memamerkan celana SMA-nya, yang baru resmi dipakai besok.

Nah, Ilham ini adalah salah satu korban peracunan saya. Saya mencekoki dia dengan musik The S.I.G.I.T, Led Zeppelin, hingga Guns N Roses. Ketika makan siang barusan, saya iseng mengotak-atik handphonenya. Saya berharap menemukan musik-musik yang saya jejalkan pada anak bau kencur ini semenjak cecunguk kecil berkumis ini masih SD.

Ternyata oh ternyata, saya hanya menemukan satu lagu di handphonenya.

Yak, CINTA SATU MALAM!!!

WHAT THE HELL???

Saya hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Bercampur miris juga sebenarnya. Betapa ternyata adik sepupu saya ini murtad secara tiba-tiba. Bagaimana mungkin peracunan yang sudah berjalan bertahun-tahun jadi hancur hanya karena sebuah lagu baru? Bertobatlah anak mudaaaaaaa!

Ketika saya tertawa - sekalian menghina laah - adik bungsu dan adik sepupu saya kontan langsung tidak terima.

"Woo, kampungan woooyy! Ini lagu terkenal!" kata mereka kompak.

Saya jadi ciut. Dikeroyok oleh 2 anak putih abu-abu yang bahkan tidak tau artinya one night stand. Dan mereka langsung dengan kompak bernyanyi sembari mengejek saya kampungan, terus menerus.

Ampun deh!

Kalau mau lihat video klip Cinta Satu Malam-nya Melinda, masuk aja kesini, mana pake iming-iming gak pake sensor segala, hahaha :D


Siapa yang tiba-tiba merasa "gerah" setelah melihat foto ini? Hahahaha




Walau cinta kita sementara
Aku merasa bahagia

Kalau kau kecup mesra di keningku

Ku rasa bagai di Surga


Reff:
Cinta satu malam Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Walau satu malam
Akan selalu ku kenang
Dalam hidupku

Cinta satu malam
Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Walau satu malam

Akan selalu ku kenang

Selama-lamanya

entuhanmu membuatku terlena

Aku telah terbuai mesra

Yang ku rasa hangat indahnya cinta

Hasratku kian membara



Lumajang, 11 Juli 2010
Sembari diejek oleh 2 orang adik saya
Dan mereka memutar Cinta Satu Malam
Terus Menerus
Tariiikkk Maaaanggg!

Sabtu, 10 Juli 2010

Diskusi Nikotin War



Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Jember punya gawe lagi. Setelah mengadakan kongres Pers Mahasiswa Nasional beberapa bulan lalu, sekarang para punggawa PPMI Jember mengadakan acara diskusi buku.

Buku yang akan di diskusikan adalah "Nikotin War; Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat", sebuah buku karya Wanda Hamilton. Selain di Jember, diskusi buku ini juga diadakan di beberapa kota besar, seperti di Jakarta (FIB UI), Bandung (GOR Pakuan Unpad Jatinangor), hingga di Semarang ( Gdg. Soenardi, Pasca Sarjana UNDIP Semarang).

Diskusi ini akan diadakan pada tanggal 19 Juli 2010 jam 08.30 WIB, bertempat di Gedung Multimedia Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Akan ada monolog oleh Whani Dharmawan. Acara yang dimoderatori oleh Bambang Teguh Karyanto ini juga menghadirkan narasumber keren seperti Revrisond Baswir, Muhammad Sobarry, hingga Abdul Kahar Muzakkir.

Acara ini gratis. Selain itu kalian yang hadir juga akan dapat kopi, makan siang prasmanan, buku materi, dan lain-lain. Semua itu gratis cuk!

So, be there or be spanked!




"Belum ada program yang lebih absurd daripada pemerkosaan agama agar tokoh-tokohnya mengharamkan rokok tapi tak mengharamkan strategi dagang tetap VOC minded. Penjajahan macam ini dari dulu lebih haram dibandingkan dengan rokok."
(Mohamad Sobary)

Senin, 05 Juli 2010

Sebuah Cerita Lagi Dari Cak Kandar

Hei, kalian sudah kenal kan dengan Muhammad Kusnandar? Kalau belum tahu, silahkan berkenalan dengannya.

"Anu, nama saya Kusnandar, kus strip nandar. Jadinya kus-nandar"


Bagi yang belum tahu siapa Cak Kandar itu, poor you! Tapi tak ada kata terlambat untuk belajar, silahkan baca mengenai Cak Kandar disini.

Saya cukup lama tak menjumpainya. Beberapa hari belakangan saya sedang sibuk beredar. Dari Jember saya ke Jogja. Dari Jogja saya ke Surabaya. Dari Surabaya saya menyebrang ke Madura. Dari Madura saya berlayar ke Sapudi. Dari Sapudi saya tancap gas lagi ke Surabaya. Dari Surabaya baru saya balik ke Jember, naik kereta api tut tut tut.

Dan saya jadi kangen celotehan Cak Kandar.

Dia masih saja tak berubah. Tetap berpotongan rambut pendek, dengan kaos Golkar warna kuning lusuh kesayangannya. Dia masih suka tidur berbantalkan sebuah papan kayu. Dia masih suka berselimutkan selimut tebal berwarna coklat dengan aksen garis-garis hitam. Dan dia masih saja menaruh sebotol air dalam botol aqua ukuran besar, kalau di tegalboto sedang tidak ada air.

Perihal air ini, Tegalboto pernah heboh.

"Cak, minta air gih, ke Reog (UKM Reog)" kata seorang teman. Beberapa saat kemudian, Cak Kandar datang membawa sebotol air. Teman saya itu pun meminumnya tanpa ada pikiran buruk apapun.

Beberapa saat kemudian, teman saya itu melihat kembali botol air itu. Ternyata ada lumut yang terbang dengan indah. Hijau, kontras dengan air yang bening itu.

"Cak, itu bukan air minum ya?!" tanya teman saya panik setengah menghardik. Teman saya punya hipotesa kalau air di botol itu adalah air dari kamar mandi.

Cak Kandar sih bilangnya itu air minum. Tapi kebenaran hanyalah milik Tuhan... Biarkan saja, toh kita tidak akan mati hanya karena meminum air kamar mandi (kalau kita menganggap air botol itu adalah air kamar mandi lho). Dan sampai sekarang Cak Kandar masih suka membawa air dalam botol. Kami pun masih suka minum air botolan itu kok.

Jadi, tadi sore Aku, Didik, dan Arys pergi ngopi ke Bulek. Bagi yang tidak tahu apa bulek itu, baiklah saya akan jelaskan. Bulek itu adalah bahasa jawa untuk bibi. Dalam konteks tulisan ini, bulek adalah nama warung kopi kecil di sebelah Fakultas MIPA.

Aku pulang ngopi setelah maghrib. Ternyata tegalboto masih gelap. Aneh. Biasanya Cak Kandar tak pernah alpha menghidupkan lampu. Mendengar motor saya datang, Cak Kandar keluar dari UKM Pencak Silat. Dia datang perlahan dengan gaya berjalannya yang khas, seperti pinguin dengan langkah kaki diseret. Sembari tak lupa tersenyum

"Kok gak dihidupin cak?" tanya saya.

"Anu, saya takut, hehe" jawabnya sembari cengengesan. Saya, Arys, dan Didik hanya bisa tertawa mendengar jawaban Cak Kandar yang polos.

"Lha, kenapa takut?" kataku sembari menghidupkan lampu ruang tengah dan ruang redaksi.

"Itu gelap tadi. Saya takut" jawab Cak Kandar. Cak Kandar memang punya "kemampuan." Dia bisa melihat mahluk gaib. Kurang ajarnya, kami sering menggoda Cak Kandar sembari mengajaknya ke sumur di depan UKM KSR. Kata Cak Kandar, dia sering lihat wanita berambut panjang nongkrong di depan sumur itu. Siapa dia? Entah. Tapi saya berani bertaruh kalau wanita itu bukanlah model sunsilk atau pantene.

Oh ya, ngomong-ngomong Cak Kandar sedang susah dan galau sekarang. Sebabnya adalah harga anggur merah yang naik drastis.Dulu sebotol anggur merah itu (kalau gak salah) 15.000 rupiah. Sekarang meroket, jadi 34.000 rupiah. Naik 100% lebih.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, naiknya harga miras kelas bawah itu berdampak besar. Orang yang ingin minum banyak tapi hanya punya uang terbatas, terpaksa mencampurnya dengan berbagai campuran, seperti potas contohnya.

Orang-orang naif sih bilang "berhenti saja minum!"

Tapi apakah semudah itu? Sayangnya tidak. Minuman keras itu sama dengan pelacuran dan judi, memiliki sejarah panjang di Indonesia, bahkan di dunia. Tak semudah itu membuat seseorang berhenti minum.

Kalau pemerintah menaikkan pajak minuman beralkohol golongan atas, it's okay sebenarnya. Tapi kenapa minuman beralkohol kelas bawah - seperti Anggur Merah - juga dinaikkan? Kenaikan harga secara drastis - dan tiba-tiba- ini bukannya menekan angka jumlah peminum dan akibat yang ditimbulkan oleh minuman keras, melainkan malah membuat masalah jadi semakin panjang: minuman dicampur, mereka keracunan, lalu mati...

"Kios di depan BTN itu gak jual anggur lagi sekarang" kata Cak Kandar sembari matanya menatap televisi. "Harga anggur naik" sambungnya lagi.

Tuh kan, pemerintah jadinya malah menghilangkan rejeki orang.

Ah, sudahlah, saya sepertinya tak bakat untuk berbicara mengenai pemerintah dan negara. Jadi mari kembali bercengkrama dengan Cak Kandar.

Ngomong-ngomong soal minuman beralkohol, Cak Kandar paling suka anggur merah. Cap Orang Tua adalah merk favoritnya. Tapi dia juga suka minum vodka atau Topi Miring. Merk terakhir ini dipilih kalau keuangannya dan keuangan teman-teman minumnya sedang seret.

Kadang Cak Kandarjuga suka minum bir. Bir favoritnya adalah bir merk Anker. Di urutan kedua merk bir favoritnya, Bir Bintang yang berhasil mendapatkan kehormatan.

Pernah Miko membawa satu kaleng bir Carlsberg buat saya. Karena saya bukan peminum, saya ingin membaginya dengan Cak Kandar.
Ternyata dia malah menolak.

"Enggak ah, cuma satu kaleng" katanya enteng. Saya cuma tertawa sembari heran dengan jawaban Cak Kandar.

"Hahaha, kamu minta berapa kaleng Cak?" tanya saya. Memang susah ngadepin peminum kelas berat. Hehehe.

Ternyata saya salah sangka. Baru saja saya menyadarinya. Iya, baruuu saja. Otak saya terlalu bodoh untuk menangkap maksud tersembunyi Cak Kandar.

Ternyata dia tidak mau ikut minum, karena birnya hanya satu kaleng. Dia tidak ingin mengganggu acara minum bir saya. Dia ingin saya menikmati penuh bir itu. Cak Kandar tidak ingin mengganggu kenikmatan saya minum bir yang cuma sedikit itu. Ah, rupanya saya memang bodoh cak. Maafkan kenaifan saya Cak.

Cak Kandar memang pria berhati mulia. Saya percaya itu.

Oh ya, ada yang aneh sore tadi. Cak Kandar merokok Kennedy, rokok putihan yang harganya cukup mahal. Kata Cak Kandar, harga satu pack Kennedy itu 6.900 rupiah. Biasanya dia mengkonsumsi rokok kretek merk Warung Kopi. Harganya cuma 3.000 rupiah saja.

"Tadi saya dapat uang. Jadi bayongan" katanya. Bayongan itu apa cak? Oalah, ternyata bayongan itu adalah ball boy tenis. Saya tidak tahu siapa yang menciptakan istilah itu. Cak Kandar bercerita kalau dia tadi dapat 5.000 rupiah hasil dari menjadi bayongan selama setengah hari.

"Tadi cuma setengah hari. Anu, tadi sore kan hujan. Jadi cuma dapet lima ribu" katanya polos. Biasanya kalau full day, Cak Kandar dapat 10-15 ribu. Uang hasil bayongan itu biasanya dibuat beli rokok. Jadi kalau baru dapat uang, Cak Kandar berfoya-foya dengan caranya sendiri. Dia beli rokok yang harganya rada mahal.

Sama seperti kita yang berfoya-foya membeli nasi padang ketika uang kiriman atau honor tulisan baru datang. Setelah uang habis atau menipis? Ya kita kembali makan lalapan tempe. Cak Kandar pun balik ke merk rokok kesayangannya: Warung Kopi.

"Cak, kapan-kapan minum bir yuk?" ajak saya pada Cak Kandar yang sudah setengah mengantuk.

"Ayo, hehehe,kamu minum juga tapi ya" jawab dia. Oke boss, no problemo!

Saya punya nazar. Kalau honor tulisan saya turun, saya akan traktir Cak Kandar sebotol bir, merknya terserah dia lah. Biar dia yang milih. Nanti ya cak...

Sekarang kamu tidur saja dulu. Iya, pakai bantal papan kayu itu, dan pakai selimut coklat itu. Dan saya akan mematikan lampu agar tidurmu nyenyak. Jangan takut, Arys sudah tidur di sebelahmu kok. Dia gak takut setan. Sama tuhan saja dia tak takut, tak mungkin lah dia takut sama setan.

Selamat tidur cak Kandar!


Jember, 5 Juli 2010, 02.18 WIB
Sembari menyembah Melancholic Bitch

Kamis, 01 Juli 2010

Akhirnya!

Saya pertama kali menempuh mata kuliah Grammar and Structure 4 ini ketika saya masih duduk di semester 4. Waktu itu yang mengampu MK ini adalah Profesor Suparmin, seorang dosen senior yang sangat disegani. Dia adalah pemegang nilai TOEFL tertinggi di seluruh Asia Tenggara hingga saat ini. Orangnya berkulit coklat tua, rambutnya sudah memutih, kalau berjalan pelan, begitu juga cara ngomongnya.

Waktu itu saya adalah mahasiswa yang kurang ajar. Darah muda saya waktu itu membuat saya hobi memakai celana jeans robek-robek untuk kuliah. Pake kaos oblong pula. Begitu juga di kelas Pak Parmin ini.

Saya ingat waktu itu ujian akhir semester. Saya duduk di depan, dengan celana jeans robek di lutut, dengan kaos oblong lusuh, serta kemeja flannel kebanggaan saya. Masih ditambah pula dengan rambut gondrong awut-awutan. Cukup untuk membuat seorang Profesor botak menjadi gondrong.

Dan benar, Pak Parmin menegur. Tapi beliau menegur dengan halus. Bukan dengan cara meledak-ledak yang biasanya dilakukan oleh dosen-dosen brengsek sok killer, yang malah membuat saya makin keras memberontak.

“Mas Nuran, nempuh mata kuliah saya apa saja?” tanyanya pelan.

“Gak ada Pak, ini saja. Kenapa Pak?” tanya saya polos.

“Hehehe, lain kali kalau masuk di kelas saya, tolong jangan pakai celana robek-robek ya mas” kata beliau bijak.

“Hehehe, iya Pak, maaf” ujar saya sambil cengengesan.

Dan percaya atau tidak, sejak itu saya tidak pernah memakai celana jeans robek lagi kalau kuliah.

Gara-gara saya sering membolos dan tak pernah mengerjakan tugas, saya dengan sukses mendapat nilai D untuk Grammar 4 yang diampu oleh Pak Parmin itu.

Saya baru mengulang MK itu di semester 8. Kali ini yang mengajar adalah Bu Mei, seorang dosen senior yang baik hati. Teman-teman sekelas saya adalah mahasiswa angkatan 2007 yang kadang suka kurang ajar, hahaha.

Lagi-lagi karena saya sering bolos dan tak pernah mengerjakan tugas, saya dapat D. Ugh! Teman-teman satu angkatan sudah mulai menyarankan agar saya mengambil semester pendek. Tapi saya menolak. Buat saya, waktunya liburan ya harus dipakai untuk berlibur. Bukannya stuck di kampus dan kuliah.

Akhirnya di semester 10, saya ulang Grammar 4 ini bareng skripsi. Kali ini teman-teman setia saya adalah anak-anak 2008 yang kalem dan tidak banyak tingkah. Kali ini saya bertekad harus lulus. Oh ya, yang mengajar MK ini masih tetap Bu Mei.

Di semester 9, Bu Mei sempat takjub karena proposal skripsi saya. Dalam bab I dan bab IV itu, saya mengupas mengenai aspek Budaya Indian dan Eksistensialisme yang mempengaruhi Jim Morrison dalam film Oliver Stone, The Doors.

“Wah mas, ini bagus sekali. Saya tidak bisa komentar apa-apa. Seharusnya mas Aunur ngasihin proposal ini jauh-jauh hari, biar saya bisa membaca lebih lanjut” kata beliau setelah kelas Literature Seminar.

“Hehehe, saya baru bikin proposal skripsi ini kemaren malam bu” kata saya sambil cengengesan.

“Hah?!” beliau tambah kaget.

“Tapi ya ini mas, saya sih gak bisa protes soal content. Tapi tolong GRAMMAR-nya diperbaiki” kata Bu Mei sembari tersenyum simpul dan memberi penekanan pada kata grammar.

Oalah! Penyakittt! Dan saya menengok, memang di lembaran Bab 1 dan Bab 4 saya itu banyak coretan-coretan merah. Ya, itu coretan yang mengkoreksi grammar saya. ugh!

Semester 10 ini saya semakin rajin. Kalau biasanya di daftar absen ada 5 kali (atau bahkan lebih) coretan di kotak nama saya, kali ini hanya ada 3, batas maksimal tidak masuk. Saya semakin rajin baca buku Living English Structure karangan W. Stannard Fucking Allen. Lalu saya rela memfotokopi materi-materi punya Rere, anak 2008 yang juga teman sekelas saya. Sebelumnya mana mau saya susah-susah foto kopi materi kuliah. Bagi saya yang (sepertinya) punya indera keenam, Grammar itu cukup dijawab dengan menebak saja, hahahaha. Karena pikiran bodoh itu, saya gak lulus-lulus MK ini, hehehe.



Ini kitab suci saya yang sudah saya pakai selama 10 semester



Dan akhirnya akhir semester pun tiba. Hasil ujian pun sepertinya sudah keluar beberapa hari lalu.

Pagi-pagi saya sudah di sms oleh Budi, teman saya yang selalu satu sekolah semenjak SMP hingga kuliah (dia juga pernah bareng saya mengulang grammar 4 pada kelas Bu Mei, tapi brengseknya dia lulus sedang saya tidak. Hahahaha). Dia menyuruh saya datang ke kampus jam 10. Saya yang semalaman begadang baru bangun jam 11. Dia pun ngamuk-ngamuk sembari menyuruh saya buruan ke kampus buat melihat nilai.

Setelah saya sampai di kampus, saya langsung melihat nilai akhir semester.

Dan!

Saya lulus Grammar and Structure 4!!!!!!!!

Dapat C!!!! (duh, mengenaskan sekali nasib saya yang sudah berbangga hati karena dapat C, hahaha)

Tapi senangnya gak ketulungan. Sampai tadi saya rela membayari Budi segelas Es Joshua sebagai perayaan, hahaha.

Setelah itu saya langsung nulis di status di facebook kalau saya lulus Grammar 4. Teman-teman saya ada yang ngata-ngatain (konteks bercanda tentunya), ada pula yang ngasih selamat. Ah, sepertinya saya jadi orang yang paling berbahagia di seluruh dunia, hahaha.

Lagipula si Putri akan memberikan hadiah berupa nomer handphone temennya yang cantik dan saya taksir itu, hahaha.

Ah sudahlah, kalau saya teruskan tulisan bodoh ini, akan terlalu banyak kata “hahaha” sepertinya. Jadi sampai sini dulu tulisan bodoh ini.

Hahahaha.




Jember, Kamis, 1 Juli 2010
Sembari mendengarkan musikalisasi puisi Reda Gaudiamo