Kamis, 16 Juni 2011

Tentang Eurail dan Perjalanan Yang Tertunda


Ketika mendapat kepastian akan pergi ke Jerman, saya langsung berburu peta Eropa. Saya langsung membuat itenerary kasar, akan kemanakah saya setelah dari Jerman? Dasar sang pemimpi, saya langsung membuat garis panjang dari Jerman- Belanda- Belgia- Luxemburg, lalu turun ke Perancis, disambung ke Spanyol, turun lagi ke Portugal, lalu menyebrang ke Maroko. Dari Maroko saya naik lagi ke Spanyol, lalu melipir ke Italia, menyebrang ke Sisilia negeri para Mafia, lalu naik lagi ke Swiss, lalu baru balik ke Jerman, lantas pulang ke Indonesia dengan hati yang tentram dan segudang cerita buat istri dan anak cucu kelak. Total perjalanan itu akan mengambil waktu hidup saya sebanyak 2 bulan. Jadi total 3 bulan saya di Eropa.

Tapi mimpi memang jalannya tak selalu lurus dan tanpa hambatan.

Saya tak menyebutkan kalau ini adalah hambatan. Tapi masalah tiket yang closed (artinya tanggal sudah ditetapkan dan tak bisa dirubah), atau masalah sponsor, itu menyadarkan saya akan arti tanggung jawab. Juga mengasah rasa bersyukur. Coba kalau saya mengeluh, "wah, gak asyik nih, masa dipesenin tiket yang closed, kan jadinya gak bisa jalan-jalan", pasti hati saya bakal nyesek. Tapi untunglah saya (mencoba) berbesar hati dengan berpikiran "udah untung jalan-jalan ke Jerman dibayari, dikasih uang saku. Masa mau ngerepotin dengan jalan-jalan lebih dari batas waktu yang ditentukan?" Akhirnya saya gak sesek lagi. Saya berpikir perjalanan panjang itu bisa dilakukan lain waktu dan gak akan membebani serta merepotkan orang lain.

Karena: semua perjalanan itu gak akan saya tempuh dengan bis atau kereta. Saya mau pergi via hitchiking. Maya sampai minjemin buku "Hitchiking Keliling Eropa" karena mendengar niat saya itu. Perjalanan dengan moda seperti ini tentu resikonya lebih besar ketimbang naik kereta atau bis (walau itu gak bisa dibilang tak beresiko ya). Kalau misalkan suatu hal terjadi sama saya, bisa-bisa sponsor saya yang kelabakan. Dan saya gak mau hal itu terjadi. Merepotkan sponsor, dan saya jelas tidak enak dengan mereka yang sudah sangat baik.

Akhirnya saya memutar otak, bagaimana agar saya masih bisa jalan-jalan keluar Jerman.

Solusi muncul dengan nama Eurail. Eurail Pass ini adalah sebuah tiket terusan yang bisa digunakan keliling negara Uni Eropa dengan menggunakan kereta. Awalnya saya sama sekali tak melirik Eurail ini karena harganya yang cukup mahal. Lalu saya coba tanya ke Euroline, modus perjalanan sama tapi dengan menggunakan bis. Ternyata, setelah saya survey, menggunakan Euroline malah ribet dan berbelit-belit. Jadilah saya membeli Eurail.

Tiket yang saya beli adalah Eurail Select Pass Valid in 4 Neighbouring Countries for 10 Days (2 Months). Jadi tiket ini bisa digunakan selama 10 hari dalam jangka waktu 2 bulan. Harinya kita bebas milih alias fleksibel. Lalu tiket pass ini hanya berlaku di 4 negara, alias negara yang kita pilih. Saya memilih Jerman, Perancis, Italia, dan Benelux (Belgia, Netherland, Luxemburg).

Untuk info tiket dan segala macam mengenai Eurail, silahkan masuk ke www.eurail.com

Pembelian tiket ini sebenarnya semacam pertaruhan. Karena uang saku saya yang sangat tipis, membeli tiket ini adalah seperti menggadaikan berporsi-porsi makanan selama beberapa minggu. Tapi memang mimpi perlu pengorbanan, itulah yang harus saya lakukan. Jadi sekarang makan saya cuma junk food seharga 1 euro. Saya makan hanya dua kali sehari, sama-sama junk food. Tapi untunglah saya pernah jadi anak kos dan tinggal di Tegalboto. Sehari makan satu kali itu jadi hal rutin.

Akhirnya tiba saat untuk memperawani tiket Eurail Pass yang punya andil terhadap makin besarnya perut saya gara-gara terlalu banyak makan junk fucking food.

Belanda adalah tujuan pertama saya. Cerita lengkap mengenai Belanda nanti dulu ya. Kan saya cuma mau cerita masalah Eurail dan perjalanan yang tertunda, hehehe.

Sampai jumpa lagi para petualang!

3 komentar:

  1. anda memang jagonya bikin orang iri. sialan.....
    jadinya pake kamera apa buat ke eropa mas?

    BalasHapus
  2. hehehehe :D

    jadi pake nikon D3000 gir, dipinjemin sama sodaraku. tapi lensa fixnya itu habis dipinjem temennya terus jatuh, jadinya rada rewel... Tapi so far gak ada masalah yang terlalu genting sih :)

    BalasHapus
  3. yak bagus! mulai sekarang aku bakal rajin nyambangi blog kurang ajar sampeyan mas.

    BalasHapus