Senin, 28 Juni 2010

Ebook Gratis: When Will You Come Home

Kali ini saya pulang jalan-jalan membawa buah tangan. Yap, bagi pejalan kurang duit seperti saya, saya hanya sanggup memberikan ini: Ebook! Hahaha...

Ebook ini berjudul When Will You Come Home, sebuah catatan perjalanan mengenai perjalanan kami ke Madura kapan hari. Ebook ini digarap oleh 4 orang secara keroyokan, Ayos Purwoaji, Dwi Putri Ratnasari, Muhammad Nurullah, dan saya sendiri. Dan ebook ini bisa diunduh secara gratis, seperti udara :)



Untuk unduh, silahkan klik disini

Untuk baca secara online, bisa dibaca dibawah ini

When You Will Come Home

Keep traveling folks :)



Surabaya, 28 Juni 2010

Minggu, 27 Juni 2010

Melahap Nasi Goreng Sapi Sebelum Jazz Mben Senen

Beberapa hari lalu, saya sedang berkunjung ke Jogja untuk melakukan reportase buat majalah Tegalboto. Rencananya saya pulang ke Surabaya hari Minggu. Tapi serta merta saya batalkan. Karena apa? Karena saya akan melihat Jazz Mben Senen dengan riang gembira. Apa itu Jazz Mben Senen? Klik disini untuk mencari tahu.

Nah, mendengarkan Jazz dengan perut lapar itu rasanya gak baik. Jazz itu ibarat kita bermain, tapi bermain dengan matematika, hihihi. Untuk menyenangkan perut yang sedang keroncongan, saya diajak makan nasi goreng Sapi di depan SMA 3 Jogjakarta, di daerah Stadion Kridosono. Seorang teman, Maya Wuysang namanya, pernah bercerita kalau dia ketagihan makan nasi goreng sapi ini. Karena Maya memang orang yang suka makan makanan enak, maka saya percaya kalau nasi goreng sapi itu memang enak. Maka saya minta Pras, guide saya malam itu, untuk membawa saya ke warung nasi goreng sapi itu.

Setelah memarkir motor di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), maka saya dan Pras berjalan ke warung nasi goreng sapi itu, hanya berjarak sekitar 200 meter saja dari BBY.

Warung nasi goreng sapi ini cukup populer di Jogja. Terlihat dari banyaknya pengunjung yang duduk lesehan, maupun yang duduk di kursi. Pras memesan 2 porsi nasi goreng sapi untuk kami, dan 1 es jeruk saya serta 1 es teh buat dia.

Tak sampai 5 menit, pesanan datang. Wah, cepat sekali, pikir saya waktu itu. Pas saya menyendok suapan pertama, nasi goreng ini tidak panas, hanya hangat, malah hampir dingin.

"Gak panas ya? Soalnya disini masaknya dalam jumlah banyak. Jadi kalau ada orang mesan, langsung disajikan, gak perlu masak dulu" kata Pras. Aih, melewati makan malam dengan makanan yang tidak hangat sepertinya bukan ide yang bagus. Tapi tak apalah. Lagipula rasanya enak kok.

Nasi goreng sapi ini berisi potongan kecil daging sapi yang terasa empuk serta berserat. Ada telur ceplok sebagai tambahan lauk, ada acar dengan rasa asamnya sebagai stimulus agar makan jadi tambah lahap, lalu ada beberapa keripik melinjo sebagai teman. Rasanya sederhana, ada rasa jintan(atau kapulaga?entahlah, saya bukan reviewer makanan yang handal, hahaha) yang cukup kuat, membuat rasa nasi goreng sapi ini menjadi begitu khas. Porsi nasi goreng ini cukup lah, tidak banyak tidak pula sedikit. Tapi jujur, buat lelaki kuli seperti saya, porsi nasi goreng ini kurang, hehehe.



Satu lagi kekurangan di warung nasi goreng sapi ini, rasa minumannya aneh. Sepertinya airnya berbau dan berasa kaporit. Jadi es jeruk yang saya minum sedikit berasa kaporit. Tapi tak apalah, rasa nasi goreng sapi cukup untuk membuat saya tak uring-uringan dengan air kaporit ini, hehehe.

Berapa harga nasi goreng sapi ini? Entahlah, Pras mentraktir saya malam itu. Tapi sepengetahuan saya, harga nasi goreng ini tak lebih dari 10.000 rupiah kok. Kalau disuruh memberikan bintang, saya berikan 7,5 bintang dari 10 bintang untuk nasi goreng sapi ini. Setelah makan nasi goreng, hari senin malam itu ditutup dengan menyaksikan Jazz Mben Senen di BBY.

Kombinasi nasi goreng sapi, ditraktir, dan Jazz Mben Senen ini tiba-tiba membuat saya melupakan jargon I Hate Monday.


N.B: Terimakasi buat Prasetyo "Londho" Wibowo untuk nasi goreng sapi dan Jazz Mben Senennya, hehehe.




Surabaya, 27 Juni 2010
Sembari mendengarkan Silampukau dan Greatsgather

Sabtu, 26 Juni 2010

Selamat Tinggal, Semoga Bahagia

Ujung perjalanan, terkumpul banyak cerita.
Pemberhentian, susah diramalkan, jangan sampai terlewat
Kawan jangan terpencar, ingatlah untuk bersandar
Pemberhentian, susah diramalkan, jangan sampai terlewat

Sudah saat berbenah, sampaikanlah doa, kuatkan kaki kencang bertahan
titipkan semangat pada yang t'lah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk

Ujung perjalanan, kita lanjutkan cerita
Pemberhentian, susah diramalkan, jangan sampai terlewat
Sudah saat berbenah, sampaikanlah doa, kuatkan kaki kencang bertahan
Titipkan semangat pada yang t'lah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk

Jika terpaksa, pisah di tengah-tengah langkah
Selamat tinggal, semoga bahagia

***

Masih dari Silampukau. Ini saya beri lirik lagunya yang berjudul Berbenah. Sederhana, namun berbau metafor sekaligus magis dalam waktu bersamaan. Kenapa tiba-tiba saya mempostin lirik ini? Jadi tadi pagi Ayos mendapat kabar bahwa kakak angkatannya di Despro meninggal dunia. Namanya Mbak Sapta, yang menurut Ayos, adalah orang yang periang dan baik hati. Mbak Sapta pula yang memberikan petunjuk mengenai Gili Labak, sebuah pulau kecil di dekat Madura. Meskipun tidak jadi mampir kesana, saya sangat berterimakasih akan petunjuk lengkap yang diberikan.

Only good die young. Hanya orang baik yang mati muda. Gie juga pernah berkata bahwa beruntunglah orang yang bisa mati muda. Slash pernah bilang, live fast die young, yang diambil dari salah satu judul film cheesy 80-an. Apapun itu, saya ucapkan selamat jalan disana mbak. Ayos dan Saya percaya bahwa surga lebih bagus dan indah dari tempat manapun di dunia, mbak pasti bahagia disana. Saya titip salam buat tuhan, bilang sama dia agar jangan panggil saya sebelum mimpi saya terlaksana semua.




Jika terpaksa, pisah di tengah-tengah langkah
Selamat tinggal, semoga bahagia

Silampukau Yang Memukau

Semalam (25/6), saya menonton sebuah gigs di kecil di sebuah kafe yang juga kecil. Nama kafenya Blackbird. Kafe yang terletak di daerah Darmo, Surabaya ini memiliki konsep The Beatles Cafe. Semua serba The Beatles, mulai interior, hiasan, daftar menu, hingga nama menunya. Nama menu yang saya ingat adalah Helter Skelter, minuman yang saya pesan. Ini adalah soda dengan sirup psychedelic melon dan diberi topping ice cream vanilla diatasnya.

Tapi saya tidak akan berbicara mengenai kafe Blackbird atau Helter Skelter. Saya mau berbicara mengenai sebuah band keren bernama Silampukau. Awalnya ketika saya pertama datang ke Surabaya beberapa hari lalu, Ayos memberitahu tentang band ini. Silampukau? Nama yang aneh.

Lalu Ayos menunjukkan Myspace Silampukau. Ah, hanya ada satu lagu disana. Band tidak niat, pikir saya waktu itu. Tapi ketika di dengar, alamak, mendingan Bob Dylan saya suruh cuci piring saja daripada menyanyi. Lagu berjudul Berbenah ini begitu membius. Menghipnotis. Dengan lirik yang halus, sederhana tapi metaforis, renyah, sekaligus sendu. Musiknya sederhana. Hanya berbaju gitar akustik, dengan sedikit aksen akordeon. Tapi ya itu, dibalik musiknya yang sederhana, ada kekuatan besar disana. Hal yang sama terjadi pada Bob Dylan atau Iwan Fals muda.


Silampukau adalah dua biduan gipsi Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu yang berasal dari Surabaya, kota yang lebih kental dengan nuansa musik rock. Eki sang vokalis dengan suara yang gagah, manly, dan berat, adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan kontraktor interior. Sedang Kharis yang mempunyai corak vokal lembut dan cendurung feminim (seorang teman mengira suaranya adalah suara perempuan) adalah mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Airlangga. Dengan dua gitar akustik, mereka akan menantang dunia. Silampukau sendiri adalah kosakata Melayu kuno yang diambil dari sebuah manuskrip tua mengenai Laksamana Cheng Ho, artinya Kepodang, spesies burung yang suaranya merdu.

Musik mereka banyak dipengaruhi oleh The Dubliners, band veteran dari Irlandia. Silampukau sendiri mengambil inspirasi musik dan lirik dari kehidupan para kaum urban. Saya jadi ingat kata-kata teman saya, Oo Zaky yang pernah mengatakan, "Kaum urban adalah kaum yang selalu gelisah." Mungkin itu sebabnya, lirik-liriknya banyak bercerita mengenai kehidupan masyarakat menengah kebawah.

Simak saja lagu berjudul "Sang Juragan" . Lagu yang berirama riang seperti "Oemar Bakrie" milik Iwan Fals ini bercerita mengenai penjual minuman keras yang pusing gara-gara harga minuman keras melambung tinggi, bahkan minuman keras kelas bawah seperti Anggur Merah. Naiknya harga miras ini justru menimbulkan kekacauan baru: banyak orang mati gara-gara mencampur minuman keras dengan zat berbahaya.

hidup ini memang keras apa salahnya ku jual miras?
anggur vodka arak beras dijamin murni tanpa potas
...hidup ini tambah keras
semenjak naiknya harga miras

Tapi tetap, yang paling aku suka adalah lagu Berbenah, benar-benar membuat saya terpukau!

Untuk tahu tentang Silampukau, klik disini

Kalau mau gabung fanpage Silampukau di Facebook, klik disini


Ki-Ka: John Mayer, Eki, Kharis




Surabaya, 26 Juni 2010
Sembari mendengar Berbenah terus menerus :)

Kamis, 24 Juni 2010

Belut Fresh: Nama Dangdut, Rasa Rock N Roll

Salah satu makanan favorit saya adalah belut. Apalagi kalau belut digoreng kering, lalu dimakan dengan sambal tomat. Huuufff, bikin liur selalu menetes. Dulu, lalapan belut paling enak yang pernah saya makan adanya di Alun-Alun Sidoarjo. Saya diajak oleh sepupu saya makan disana. Di warung itu, belut dipotong kecil-kecil, lalu digoreng kering. Ada bumbu kuning seperti yang lazim ada di masakan bebek goreng, lalu bumbu kuning itu dicampur dengan nasi putih pulen hangat yang asapnya masih mengepul. Belut lalu dicocol dengan sambal tomat yang cita rasanya pedas manis. Aduhai betapa indahnya hidup setelah makan belut goreng itu.

Nah, ternyata saya menemukan warung belut yang lebih enak daripada yang di Sidoarjo itu. Memang nama warungnya norak sih, tapi rasa tak pernah bohong toh? hehehe. Nama warung belut enak ini adalah Spesial Belut Fresh (ugh, seperti nama grup dangdut). Walaupun namanya dangdutan, tapi rasanya rock n roll: gurih dan bikin nagih. Warung ini ada di Surabaya, tepatnya di Jalan Manyar no 79 Surabaya. Saya pertama kali tahu warung ini karena diajak Ayos. Sejak itu, setiap saya main ke Surabaya, saya pasti sempatkan makan di warung ini.

Menunya ada macam-macam. Mulai belut goreng kering, belut saos inggris, belut asam manis, hingga belut lada hitam. Selain belut, ada juga beberapa menu seperti lele dan ayam. Tapi tetep, belut adalah andalan warung ini.

Menu favorit saya adalah belut lada hitam. Belut lada hitam ini belut yang dipotong kecil-kecil, digoreng sebentar, lalu dimasak dengan saus lada hitam. Sausnya ini benar-benar saus dalam arti sebenarnya: kental. Rasa lada hitamnya pun kerasa banget. Bahkan ada sedikit tekstur kasar dari lada hitam. Sausnya berwarna hitam, menggoda selera. Ada irisan bawang bombay dan bawang putih sebagai pelengkap dalam saus. Potongan belutnya cukup banyak, memuaskan lahhh. Belut lada hitam ini disajikan bersama seporsi lalapan yang terdiri dari timun, kubis, dan beberapa potong kacang panjang.



Menu favorit Ayos adalah belut goreng pedas kering. Ini adalah belut yang dipotong kecil-kecil, lalu digoreng hingga kering. Lalu dipenyet dengan sambel tomat yang pedas. Yang spesial adalah adanya potongan bawang putih utuh dan masih ada kulitnya pada sambalnya. Belut kering ini crispy, ketika digigit terdengar bunyi kriuk kriuk. Potongan belutnya juga banyak. Rasa sambalnya, ugh, mantap dan pasti membuat anda mendesah-desah nikmat (karena kepedasan lah!).



Tapi sayang seribu sayang, harga makanan disini cukup mahal untuk ukuran mahasiswa kere-tapi-suka-makan-enak seperti saya. Seporsi belut lada hitam dipatok seharga IDR 13.500 per porsi. Sedang belut goreng pedas kering itu harganya IDR 11.000. Menu itu belum termasuk nasi. Nasi putih satu porsi harganya IDR 2.500. Belum lagi kalau nambah sambal, kena charge IDR 2.000. Untuk minuman, favorit saya adalah es jeruk nipis yang harganya IDR 2.500. Sebagai pemberitahuan, setiap makan disini, saya dan Ayos masing-masing bisa menghabiskan 2 piring nasi putih, hehehe.

Saya sarankan, jangan datang pada jam makan malam (jam 7-8), soalnya pasti penuh. Sedang tempatnya kecil, hanya ada 5 meja saja, 1 meja bisa menampung 4 orang. Jadi mending datang jam 9 malam, waktu warung sudah sepi. Kita bisa makan dengan tenang tanpa harus terburu-buru.

Jadi buat para pecinta belut, datang aja ke warung Belut Fresh ini. Rasanya dijamin enak. Kalau saya harus memberikan bintang, saya dengan ikhlas tu'maninah mau memberikan 9 bintang dari 10 bintang.


Surabaya, 24 Juni 2010
Sembari berharap Inggris menjadi juara dunia :D

Bebek Songkem Yang Membakar!!




Kami sampai di daerah Sampang pada pukul 12 siang. Waktunya makan siang. Kalau di daerah Sampang, tak ada yang lebih pas untuk makan siang selain Bebek Songkem! Apa itu bebek songkem? Bebek Songkem adalah bebek yang dikukus dengan bumbu rahasia. Mungkin, istilah modern bagi songkem adalah presto. Sebab daging bebek yang biasanya alot, ketika sudah di songkem, daging bebeknya menjadi empuk puk puk. Dagingnya bisa dengan mudah lepas dari tulang, prulll.

Warung Bebek Songkem ini terletak di jalan Trunojoyo, pusat kota Sampang. Pemilik warung bernama Pak Salim. Alkisah, bebek ini dulunya berfungsi sebagai makanan yang selalu dibawa ketika berkunjung (songkem) ke kyai. Jadi songkem= presto itu hanya istilah yang saya buat, hehehe.

Bebek songkem ini dibuat dengan cara dibersihkan terlebih dahulu. Setelah dibersihkan, bebek diberi bumbu yang terbuat dari lombok merah, garam, bawang merah dan bawang putih. Bumbu itu dibalurkan pada seluruh bagian bebek, luar dan dalam. Tak heran kalau daging bagian dalam pun cukup terasa bumbunya. Setelah dibaluri bumbu, bebek dibungkus dengan daun pisang, lalu diikat agar bumbu dan aroma tetap menyatu saat dilakukan pengukusan. Setelah pembungkusan itu, bebek dimasukkan ke dalam tungku yang sudah diberi potongan pelepah daun pisang. Lalu daging bebek dikukus selama 2 jam. Tak heran,dagingnya terasa begitu empuk dan bumbunya benar-benar meresap.

Cita rasa bebek ini adalah dominan asin dan pedas, dua rasa yang jadi trademark kota Madura. Daging bebeknya benar-benar empuk. Ini daging bebek terempuk yang pernah saya makan. Pedasnya pun benar-benar nampol. Kalau bumbu cabenya diraupkan ke matamu, niscaya matamu akan buta permanen, hahaha. Tapi kalau menurut anda rasa bebek ini kurang pedas, penjual menyediakan sambal bawang yang berwarna merah menyala. Glukkk. Ketika anda makan, dijamin anda akan berkeringat, dengan mulut mengerjap-ngerjap kepedasan.

Bebek songkem paling pas disajikan dengan nasi pulen hangat, dan lalapan timun serta kubis. Minumnya pakai es jeruk. Uenak pol!

Berapa harga seporsi Bebek Songkem? Seingat saya, per porsi 11 ribu, itu sudah termasuk minum. Saya tak ingat harga pastinya, karena saya dibayarin oleh Ayos, hahaha.

Kalau saya disuruh memberikan rating, saya berikan 8 dari 10 bintang. Mantap!

Hidup Setelah Meransel Sejenak

Hai para pembaca yang dilindungi oleh Jim Morrison& Co! Apa kabar? Cukup lama saya tidak menulis di blog ini. Jadi ceritanya, saya dan Ayos baru saja selesai meransel ke Madura. Kami ditemani oleh Dwi Putri Ratnasari, seorang sarjana farmasi yang excellent with morality, yang sebenarnya harus mengerjakan laporan magang, tapi malah termakan oleh bujuk rayu kami. Lalu ada Nurul, yang biasa dipanggil dengan sebutan Lek, seorang mahasiswa IT yang alim nun rajin sholat, yang sepertinya akan menjadi murtad karena terlalu lama bergaul dengan saya dan Ayos.

Apa yang saya dapatkan dari perjalanan kali ini? Banyak. Oleh-oleh? Seperti biasa, saya hanya mampu membawakan oleh-oleh cerita perjalanan, hehehe. Tapi cerita perjalannya masih dikerjakan. Nantinya akan dirangkum dalam ebook baru. Ebook ini rencananya kami beri judul When Will You Come Home. Just wait and see.

Lalu bagaimana dengan hidup anda? Hidup saya sendiri menjadi sedikit kembali segar setelah meransel sejenak. Peluru saya sudah cukup untuk menghadapi semester pendek pertama dalam sejarah perkuliahan saya dan semoga saja semester pendek terakhir. Itu saya anggap sebagai pengorbanan besar untuk mengejar target lulus bulan November 2010. Semoga saja bisa.

Teman saya tadi mengirimkan pesan pendek:

Jangan main melulu. Hidup ini keras kawan.

Ah, dia tak berubah juga. Lebih banyak mengeluh, dan berkeluh kesah. Saya sih cuma tersenyum. Saya anggap itu perhatian. Lalu saya balas pesan pendeknya itu:

Justru aku main ini untuk mengenal dunia. Biar dunia tak menjadi begitu keras :)

Well, apapun itu, selamat bagi yang sudah menyelesaikan ujian akhir semester. Selamat berlibur :)





Surabaya, 24 Juni 2010

Jumat, 18 Juni 2010

Miliana En Concert


Malam ini sang pemusik pop folk dari Perancis ini akan manggung di CCF Surabaya. Perempuan cantik yang terkenal dengan lagunya yang berjudul Oh Jesus, Mrs. Cellophane dan Walt Whitman ini akan tampil dalam rangka roadshow keliling Indonesia.

Ini dia jadwal tampilnya (berdasarkan Myspace):

19 Juni 2010 - CCF Surabaya. (tapi ternyata tanggal 18 Juni, hari ini)

20 Juni 2010 - Theatre Taman Budaya (CCF), Bandung.

22 Juni 2010 - Yayasan Bagong Kusudiardjo, Yogyakarta.

Enjoy the show monsieur et madame*








*(hasil dari mengulang mata kuliah French 2 sebanyak 3 kali,
hanya menghasilkan tiga kata yang bisa saya hafal: monsieur, et, madame, hahaha)

When You're Strange: The Film About THE DOORS


Salah satu film bagus mengenai kisah sebuah band rock adalah The Doors. Film yang disutradarai oleh Oliver Stone ini begitu memukau, apalagi akting Val Kilmer yang menghipnotis itu.

Tapi ternyata, Ray Manzarek, sang pemain synth The Doors mengatakan bahwa film itu tidak bagus sama sekali.

""Jim with a bottle all the time. It was ridiculous . . . It was not about Jim Morrison. It was about Jimbo Morrison, the drunk. God, where was the sensitive poet and the funny guy? The guy I knew was not on that screen." kata Ray dalam suatu wawancara.

Ray mengkritik Oliver yang terlalu mengeksploitasi sisi pemabuk dari Jim, yang sering disebut dengan alter ego bernama Jimbo. Ray menanyakan kemana perginya Jim sang penulis puisi yang sensitif dan rapuh serta lucu.

Sejak saat itu, Ray sepertinya punya obsesi untuk punya film yang bisa menggambarkan Jim Morrison secara utuh.

Tuhan pun mengabulkan permintaannya. Maka inilah dia, sebuah rockumenter yang saya ramalkan akan bisa membuat anda menyembah THE DOORS, bukan lagi Ariel Peterpan.

When You're Strange adalah sebuah film tentang The Doors yang disutradarai oleh Tom DiCillo. Film ini diambil dari sejumlah footage yang diambil dari tahun 1956 hingga saat kematian Jim pada tahun 1971.

Dari trailer yang saya tonton di youtube, film ini berisi tentang segala kegiatan The Doors yang belum pernah ditonton oleh publik. Di film yang dinarasikan oleh kakak saya, Johnny Depp, adegan dibuka oleh suara Depp yang berat, yang berucap "If the doors of perception were cleansed everything would appear to man as it is, infinite", sebuah penggalan kalimat dari puisi William Blake yang berjudul The Marriage of Heaven and Hell. Kalimat itu seakan menjadi ucapan bismillah dari rentetan adegan-adegan yang menghipnotis.

Jim yang brewok berjalan sendirian diantara gurun pasir, lalu dia menyetir mobil sembari berteriak dengan liar. Lalu ada cuplikan kata-kata Jim yang legendaris

"these days, you have to be a politician or assasin or something to really be a superstar"

"“You're all a bunch of fuckin' slaves!”


Lalu adegan-adegan kegilaan yang disebabkan oleh The Doors pun silih berganti muncul. Histeria massa, polisi yang kalap, hakim yang membacakan keputusan penahanan Jim, Jim yang menarikan Ghost Dance di depan anak-anak, hingga kabar kematian Jim Morrison di Paris.

"Ladies and gentlemen, The Doors." Lalu gelap. Trailer habis.


Ah! Sepertinya film ini bakalan sangat keren!

Di Amerika, film berdurasi 90 menit ini sudah dirilis pada tanggal 9 April 2010. Film ini sendiri menjadi official selection di beberapa festival film, antara lain di Sundance Film Festival, Berlin Film Festival, London Film Festival, hingga Mar Del Plata Film Festival. Bahkan dalam Santa Barbara Film Festival, film ini selalu sold out dalam setiap pertunjukannya. Jancuk! Film ini akan dirilis dalam format DVD dan Blue Ray serentak pada tanggal 29 Juni 2010.

Jhonny Depp dalam sebuah wawancara berkata "Watching the hypnotic, hitherto unreleased footage of Jim, John, Ray and Robby, I felt like I experienced it all through their eyes. As a rock n’ roll documentary, or any kind of documentary for that matter, it simply doesn’t get any better than this. What an honor to have been involved. I am as proud of this as anything I have ever done.”


Jadi semakin tidak sabar!

Bagi yang tidak tahu siapa itu The Doors, klik disini

Situs film When You're Strange, klik disini



“HYPNOTIC!”
Peter Travers, ROLLING STONE

“UTTERLY ENTHRALLING. THE FILM IS POETRY.”
THE ATLANTIC

"An absorbing, visual voyage" (Washington Post)

This movie is the story of the band but it is also an insight into a moment in time that will never be repeated.” (Tom DiCillo)



I don't want to die in my sleep, or of old age, or OD...I want to feel what it's like. I want to taste it, hear it, smell it. Death is only going to happen to you once; I don't want to miss it. (Jim Morrison)







Surabaya, 18 Juni 2010
Sembari mendengarkan dan mendonlot lagu-lagu The Doors
Karena di komputernya Ayos gak ada lagu-lagu The Doors.
Payah ah, hahahaha


Kamis, 17 Juni 2010

Mie Ayam Kayoon Yang Ternyata Biasa Saja

Syahdan, teman akrab saya, Dwi Putri, pernah merekomendasikan sebuah tempat makan yang ciamik. Namanya Mie Pangsit Tenda Biru, atau lebih dikenal sebagai Mie Pangsit Kayoon. Karena reputasi Putri yang terkenal sebagai penikmat makanan lezat, saya percaya bahwa mie pangsit Kayoon itu beneran enak. Saya pun resmi penasaran.

Nah, hari Selasa (15/6) sore saya sampai di stasiun Gubeng Surabaya, setelah 3 hari sebelumnya saya riang gembira mengunjungi Mas Toni Blank buat rubrik cangkruk di majalah Tegalboto. Si Putri sudah menunggu dengan tenang di bangku berwarna hijau di sebelah panggung kecil tempat show musik sederhana. Setelah ngobrol ngalur ngidul tentang kekasih imajiner, musik, jalan-jalan, bla bla bla, kami sepakat untuk makan siang di mie pangsit Kayoon yang kata Putri enak tenan. Ayos datang 15 menit kemudian, dan kita pun langsung menuju ke warung mie pangsit yang terletak di bilangan Jalan Kayoon (karena itu disebut dengan mie pangsit kayoon).

Kami memesan 3 porsi mie pangsit, dua es teh buat Ayos dan Putri, dan satu es jeruk buat saya. Sembari menunggu pesanan datang, saya dan Ayos ngobrol sembari menowel-nowel pipinya Putri yang makin menggelembung tak terkendali.

Beberapa menit kemudian, pesanan kami datang. Hore!

Mie Kayoon ini porsinya cukup besar, lumayan untuk pengganti nasi sebagai makan siang. Mie Kayoon berukuran besar, tak seperti Cui Mie ala Malang atau Mie Pangsit Apong Jember yang ukuran mie-nya relatif kecil. Diatas mie, ada topping berupa suwiran daging ayam yang banyak, lalu ada potongan daun bawang.Lalu masih ada acar mentimun sebagai teman. Kita juga diberi satu mangkuk kecil kuah yang rasanya gurih dan hangat. Saya merasakan ada bau dan rasa merica disana.

Tapi sayang seribu sayang, pangsitnya yang mengecewakan. Dalam hemat saya, pangsit yang baik dan benar adalah pangsit yang ada isinya, entah itu cacahan daging sapi, atau cacahan daging ayam. Kalau pangsit tidak ada isinya, itu mah sama saja boong. Itu cuma kulit pangsit doang. Itulah pangsit mie kayoon.

Okay, mari membuat perbandingan. Saya pernah mengajak Putri makan mie Apong. Dia begitu menyukainya. Hal ini tampak dari ekspresi mukanya yang merem melek ketika menyeruput mienya. Iya, dia begitu menikmatinya sampai dia tahu sebuah rahasia besar yang tidak boleh saya ceritakan disini. Lalu, pangsit Mie Apong ini ada isinya, padat pula. Isinya adalah cacahan daging ayam yang terasa lembut dan lumer di lidah. Beda dengan pangsit Mie Kayoon yang tidak
ada isinya, hanya berupa kulit pangsit sahaja.

Tapi mie kayoon ini unggul dalam kuah. Kuahnya begitu terasa kaldunya, dan rasa merica begitu mahir memainkan perannya dalam memberikan aksen pedas menghangatkan. Rasanya tidak hambar, tidak seperti kuah mie Apong.

Bagaimana soal harga? Mie Kayoon ternyata lebih mahal 500 rupiah dibandingkan mie Apong. Seporsi mie di Kayoon dibandrol dengan harga 8000 rupiah.

Bicara soal porsi, dua-duanya sama banyak. Cukup mengenyangkan buat makan siang. Si Putri sama-sama tidak bisa menghabiskan mie Apong ataupun mie Kayoon. Ternyata pipi besar tidak menjamin daya tampung lambung yang besar, hehehehe.

Kalau diharuskan membuat perbandingan nilai keseluruhan, nilainya adalah:


Mie Kayoon : 7,5/10












Mie Apong : 8.0/10



















Jadi Putri, mari kita makan Mie Apong sahaja, hahahaha.






Masih di Surabaya

Di tempatnya Ayos, tertolong oleh akses internet gratis

Dan masih berusaha menemukan sisi enaknya Galaxie 500, mabuk mabuk deh...

Mau Dibawa Kemana? Ke Neraka Saja Bung!

Kemarin, (16/6) saya dan karib saya, Ayos, pergi ke Malang untuk sebuah urusan. Kami berangkat selepas jam 9 malam untuk menghindari macet di daerah Porong. Dan benar, jam segitu Porong sudah gak begitu macet. Tapi tetep, kalo ngeliat rumah-rumah kosong disana, dan kerusakan yang ditimbulkan Lapindo, lantas saya mengingat biaya pernikahan anak si Bakrie, saya beneran pengen nyekik orang berwajah menyebalkan dengan dagu yang minta di upper cut itu.


Cuk! Marikno urusane Lapindo iku cuk!!!

Kami sampai Malang sekitar jam 23.30. Setelah menyelesaikan urusan kami, istirahatlah kami di kontrakan milik seorang teman.


Paginya, sekitar jam 6.30 kami bangun, dan lantas menyetel TV. Lalu Ayos pergi menunaikan rutinitasnya di pagi hari: Beol. Saya pun tetap melanjutkan nonton TV, sambil menunggu berita highlight piala dunia. Tapi ketika channel berpindah ke SCTV, saya beristighfar.


Ada Armada disana. Iya, itu acara gosip, Was-Was kalo gak salah. Disana diberitakan kalau Armada berhasil memulai langkah untuk "Go International." Mereka berhasil main akustik di Malaysia. WTF! Maen akustik aja dibilang go international? go to hell iya.


Band favoritnya Ayos

Kata sang presenter Armada sedang promosi album mereka. Setelah main akustik itu, mereka diundang main di salah satu kafe. Yang bikin saya ngakak adalah, sang kameramen begitu cerdas (atau licik?) dengan hanya menyorot Armada ketika manggung, tidak menyorot penontonnya. Kenapa begitu? Karena ternyata memang gak ada yang nonton, hahahaha.

Ayos pun keluar setelah beberapa menit ngendon di kakus. Begitu dia melihat Armada, dia langsung histeris. Ayos langsung bernyanyi "Mau dibawa kemana, hubungan kitaaaa..."

"Yos, lagu itu berbahaya yos. Bisa bikin kita mati perlahan." kata saya. Saya memang sinis sama band ini, entah kenapa, hehehe.

Tapi Ayos mengacuhkan saya. Dia malah bernyanyi-nyanyi dengan riang gembira seakan besok tulisannya nampang di National Geographic.

5 menit kemudian, kami pun pamit pulang ke Surabaya. Kali ini Ayos yang menyetir pulang.

Baru saja 5 menit meninggalkan rumah, kami kecelakaan.

Ceritanya, di depan kami ada sebuah mobil avanza berwarna silver berjalan rada ngebut, lalu ngerem mendadak. Ayos yang seharusnya tidak pantas mendapatkan SIM ini pun kaget, dan tidak sempat menginjak rem.
Brakkk! Ayos kehilangan kendali setir. Sempet oleng ke kanan dan ke kiri seperti orang mabuk, akhirnya si Kebo (nama motor si Ayos) nyungsep mencium aspal jalan. Dagu Ayos menghantam aspal, saya pun terpelanting. Untunglah kami tidak apa-apa.

Tapi kecelakaan ini membawa rekor buat saya: kecelakaan pertama saya sejak 7 tahun terakhir. Seingat saya, kecelakaan pertama dan sekaligus yang terakhir itu terjadi ketika saya duduk di kelas 2 SMA. Kejadiannya sama, menabrak mobil yang ngerem mendadak.


"Aku gak sempet ngerem. Remnya udah gak pakem lagi" kata Ayos yang dagunya jadi kelihatan sama dengan Bakrie gara-gara ada memar berwarna merah.

"Hehehe, pake perseneleng dul." kataku. Jadi biasanya kalau rem motorku gak pakem atau udah blong, aku biasanya memainkan perseneleng sebagai ganti rem. Taktik ini aku dapet dari Omku yang dulu suka balapan liar. Waktu kelas 1 SMP aku pernah diajak ngebut pake motor balap yang gak ada remnya! Brengsek!


Akibat kecelakaan itu, si Kebo ngambek. Lampunya pecah, jadi dia tidak kelihatan seksi. Dia ibarat cowok gondrong yang rambutnya baru saja dipitak sama guru BP. Lalu persnelengnya juga macet. Dia seperti Cristiano Ronaldo yang loyo dan tidak bisa membuat gol kontra Pantai Gading. Setirnya pun bengkok ke kiri. Sama seperti leherku, atau mungkin juga lehermu yang miring ke kiri akibat nonton film perang antara Ariel dan Cut Tari. Tapi toh si Kebo tetep bandel dan liat. Dia bisa menghantarkan kami kembali ke Surabaya dengan selamat. Dengan saya yang menyetir.

Karena saya sedang sinis, maka saya tidak akan menyalahkan Ayos, atau si pengendara mobil. Saya cuma punya satu kambing hitam: ARMADA! Makanya Yos, kalau dibilangin itu mbok ya nurut, dibilangin lagunya Armada itu bisa bikin kualat, kok kamu gak percaya. Ya ini akibatnya.




Nb: buat si vokalisnya Armada: gara-gara kamu, saya menganggap memakai bandana di dahi itu tidak keren lagi, hahaha.



Surabaya, 17 Juni 2010
Masih di kosan si Ayos

Dan masih berusaha mencari sisi magis Galaxie 500

Rabu, 16 Juni 2010

Tentang Kunang-kunang

Sekarang di handphone saya, ada satu binatang yang hampir tiap hari ngendon. Kunang-kunang.

Yak, di handphone saya Ada dua lagu berjudul Fireflies dari dua band yang berbeda teritori. Yang pertama, Fireflies milik sebuah band psychedelic-blues-jazz-pop-whatever asik asal Jogja bernama Risky Summerbee & the Honeythief. Lalu yang kedua ada Fireflies dari Owl City, proyek synthpop Adam Young.



Risky Summerbee &the Honeythief



Keduanya simpel dengan cara masing-masing. Kalo yang dari RSHT itu simpel dengan aksen gitar akustik. Kalo yang dari Owl City, simpel dengan balutan musik yang didominasi alat berbunyi tulalit tulalit itu. Dan keduanya sama-sama menyenangkan.

Berbicara tentang kunang-kunang, dulu waktu saya kecil saya selalu percaya bahwa kunang-kunang itu adalah penjelmaan dari potongan kuku orang mati. Kebetulan di dekat komplek perumahan saya ada sebuah tempat pemakaman. Dasar anak kecil, bukannya takut dengan hantu, saya malah sering pergi ke tempat itu selepas maghrib. Untuk apa? Untuk mencari kunang-kunang tentunya. Dan entah kenapa, memang disana banyak sekali hewan bercahaya itu. Saya selalu ngumpulin kunang-kunang, lalu dimasukkan ke dalam plastik yang sudah diberi lubang buat ventilasi. Lalu saya pandangi dengan kagum dalam kamar saya yang gelap.

Kalau sekarang mungkin populasi kunang-kunang sudah sedikit sekali, apalagi di kota besar, hampir tidak ada sepertinya. Bisa jadi karena udara semakin tidak segar. Bisa jadi sudah tidak banyak tempat hijau. Bisa jadi orang jaman sekarang kalau mati, kukunya dipotong habis. Entahlah.

Yang pasti, kalo lagi denger lagu Fireflies ini, saya jadi inget masa kecil saya yang sering mencari kunang-kunang setelah pulang mengaji. Padahal lirik lagu Fireflies dua-duanya tidak ada yang membahas tentang mencari kunang-kunang selepas mengaji, hehehe...





Surabaya, 16 Juni 2010,

Di Tempat Kos Ayos Purwoaji

Sembari mendengarkan lagu-lagu dari Galaxie 500 pemberian M.Taufiqurrahman

Sabtu, 05 Juni 2010

30 Lagu Yang Membuat Jembut Saya Rontok Satu Demi Satu

Well, catatan iseng ini dibuat setelah membaca notes milik Fakhri Zakar(ia). Ia menulis tentang 30 lagu paling nampol dalam hidupnya. Di sela deadline kerjaan, saya membuat catatan iseng ini dengan sedikit penjelasan disana-sini. Tidak ada yang terbaik disini. Nomer tak menandakan urutan. Sekali lagi, ini adalah catatan subyektif berdasarkan selera dan kenangan sang penulis sendiri. Kalau anda tak suka, ya silahkan buat daftar anda sendiri :D

1. Skid Row – Youth Gone Wild. Lagu ini ada di album pertama Skid Row. Lagu ini merupakan anthem bagi para pemberontak. Saya pertama kali mendengar lagu ini ketika SMP, masih belajar menjadi pemberontak. Dengan lirik mengobarkan perang seperti: “they call us problem child, we spent our lives on trial, we walk an endless mile, we are the youth gone wild! We stand and we wont fall, we’re one and one for all, the writings on the wall, we are the youth gone wild!”, mereka adalah tipikal pemberontak ala 80-an: gondrong, celana jeans robek-robek, kaos oblong, memakai jaket kulit, dengan banyak gelang di kedua tangan. Tak salah kalau saya hampir menangis ketika melihat band ini tampil live di Lapangan Rampal, Malang. Skid Row dan lagu ini adalah soundtrack masa muda saya, uhukk uhukk.

2. Guns N Roses – Rocket Queen. Lagu ini adalah lagu seksual sekaligus salah satu lagu terbaik Guns yang jarang dilirik oleh orang. Ada suara desahan Axl ketika bermain seks dengan pacar Steven Adler, ada suara gitar yang mengawang-ngawang, dan ada bait paling romantis sepanjang sejarah musik rock, “I see you standin’, standin’ on your own, it such a lonely place for you to be. If you need a shoulder, of if you need a friend, I’ll be here standin until the bitter end.” Dan diakhiri dengan permainan gitar Slash yang melodius, bagaikan ucapan “Amin” dalam surat Al-Fatihah. Cadas! Sayang, lagu sekeren ini kalah pamor oleh Paradise City, Welcome to the Jungle dan Sweet Child o Mine.


3. The Doors – Light My Fire. Lagu ini sempat menjadi lagu yang membosankan bagi saya gara-gara permainan synth Ray Manzarek yang terlalu lama. Tapi semenjak menemukan indahnya lagu ini ketika jadi pengiring bercinta, maka lagu ini tak lagi membosankan. Dengan intro yang fuckable, maka lagu ini menjelma jadi salah satu lagu yang sarat dengan kandungan seksual.

4. Seringai – Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan). Fukk! Lagu ini benar-benar bisa membuat saya bergoyang. Kalau anda adalah korban dari kebejatan FPI, maka sodorkan lagu ini ke muka mereka! Apa ada yang lebih indah ketimbang menjadi Individu Merdeka?


5. Chuck Berry – Jhonny B Goode. Siapakah raja rock n roll di muka dunia ini? Kalau anda menjawab Elvis Presley, maka anda sudah tersesat terlalu jauh. Raja rock n roll sebenarnya adalah Chuck Berry! Dia mengenalkan gitar yang bisa melolong, mengenalkan paduan distorsi, semangat, dan keringat bernama rock n roll pada dunia! Dan benar, He can play the guitar just like ringin’ the bell.

6. The Who – My Generation. Lagu ini adalah lagu perlawanan anak muda sepanjang masa. Siapa yang tidak kenal dengan intro gitar Pete Thowsend yang provokatif, cara bernyanyi Roger Daltrey yang gagap, suara bass John Enwinstle yang massif, dan gebukan drum Keith Moon yang meledak-ledak? Masih pula dibarengi dengan lirik macam “I hope I die before get old.” Siapa yang tidak ingin mati muda kalau begitu? Bersama Catatan Seorang Demonstran, lagu ini telah berhasil membuat saya begitu ingin mati muda.

7. T- Rex – 20th Century Boys. Lagu ini adalah lagu cinta yang romantis, namun dengan distorsi, bau keringat dan semangat ala Glam Rock. Tengok lirik “I move like a cat, talk like a rat, sting like a bee, hey babe I wanna be your man. Twentieth century boys, I wanna be your boy!” Yeah!

8. Steppenwold – Born to be Wild. Lagu ini juga menjadi soundtrack film para bohemian bersepeda motor, Easy Rider. Lagu ini benar-benar mengajarkan indahnya menjadi manusia petualang dengan lirik seperti “Get your motor running, heading on the highway, looking for adventure, and whatever comes our way. Like a true nature’s child, we were born, born to be wild, we could climb so high, we never wanna die.” Maka, sudah liarkah anda hari ini?

9. Jimi Hendrix – Little Wing. Salah satu lagu dengan permainan gitar terindah sepanjang masa. Jimi bernyanyi lirih, dan seakan berdialog dengan gitarnya. Lalu di belakang lagu, Jimi akan mengajari anda bagaimana orgasme dengan bermain gitar. Lagu ini sudah dikover oleh banyak musisi, mulai Skid Row, SRV, Pearl Jam, G3, hingga The Coors.

10. Gugun And The Bluesbug – Spinnin’ Around Me. Lagu ini menjadi bukti kenapa Gugun disebut sebagai pendekar blues Indonesia. Dia menyetubuhi blues dan funk, yang lantas melahirkan lagu ajaib ini.

11. Bon Jovi – Always. Adalah soundtrack masa SMP saya yang penuh warna. Saya pernah memberikan surat cinta berisi lirik lagu ini pada kakak kelas tercantik di SMP saya, tanpa saya ketahui bahwa pacarnya adalah ketua preman sekolah. Dan yang lebih menyedihkan, dia bertanya “Artinya apa ya Ran? Aku gak bisa bahasa inggris, hehehe.” Ouch! Oh Ika sang kakak kelas tercantik di seluruh jagat raya SMP 7, gimana kabarmu sekarang? Sudah beranakkah kau sekarang? :D

12. KIX – Baby Time Bomb. Kalau anda tak kenal band ini, tak apa. Band ini memang one hit wonder. Terkenal dengan lagu berjudul “Don’t Close Your Eyes” yang mendayu-dayu pada masa keemasan Hair Metal, band ini lantas tenggelam dengan membawa nama popularitas instannya. Kalau di Indonesia, band ini mungkin sama seperti Armada, Hijau Daun, atau D’Bagindaz. Tapi jangan samakan lagu ini dengan lagu-lagu mengenaskan milik mereka. Lagu ini adalah definisi dari kredo sex, drugs, rock n roll. Sebuah lagu metal penuh gairah yang berkobar-kobar!

13. Aretha Franklin – Respect. Masih bertanya kenapa saya memasukkan lagu ini? Maka saya menyarankan anda harus bersyahadat kembali. Jack Black pernah berkata di film School of Rock, “Everybody want to have a party with Aretha!”, dan itu benar adanya.

14. Janis Joplin – Ball and Chain. Di lagu ini, Joplin benar-benar menunjukkan apa yang disebut soulful. Dia bernyanyi lirih, menyesalkan kepergian kekasihnya, yang lantas dijawab dengan berbotol-botol air surga. Simak akrobat vokal di pertengahan lagu – versi live yang 8 menit. Dijamin anda tidak akan pernah mau mendengarkan Luna Maya menyanyi lagi.


15. AKA – Shake Me. Yeah! Lagu ini adalah artefak bersejarah dari masa keemasan AKA dan musik rock di Indonesia. Lagu berirama funk ini diawali dengan percakapan legendaris antara Ucok sang vokalis dengan para awak bandnya. Apa bunyi percakapannya? Silahkan cari sendiri.

16. John Mayer – I’m Gonna Find Another You. Ada kalanya saya pernah benar-benar patah hati untuk yang pertama kali. Saat itulah saya mengenal album Continuum yang dibuat oleh kakak kandung saya, John Mayer. Di album itu ada sebuah lagu blues sakti mandraguna berjudul I’m Gonna Find Another You. Dari judulnya saja sudah terlihat betapa mujarabnya lagu ini untuk mengobati patah hati. Alih-alih merengek dan menangis gara-gara ditinggal kekasih, John mengajarkan saya untuk bangkit dengan lirik “But when my loneliness is through, I’m gonna find another you. If I’m false to find another, I hope she looks like you. My pride will keep me company!” Mampus!


17. Edane – Ikuti. Kalau anda mengaku anak metal dan tidak tahu lagu ini, maka berbahagialah anda di neraka sana. Lagu bertenaga yang penuh dengan lengkingan suara Ecky Lamoh dan sayatan gitar Eet Sjahranie ini akan menjadikan anda sebagai pengikut agama bernama rock!

18. Scorpion – Rock You Like A Hurricane. Meski dikenal lewat lagu ballad macam “Still Loving You” atau “Wind of Change”, Scorpion mempunyai racun berjudul “Rock You Like A Hurricane.” Dengan video klip yang liar dan keren – lupakan rambut botak sang vokalis – maka lagu ini benar-benar akan menghantam anda seperti angin topan!


19. Lynyrd Skynyrd – Free Bird. Lagu ini adalah lagu bagi para petualang dan para gadis yang ditinggalkannya dirumah. Bagi anda yang suka traveling dan pacar anda suka rewel, jangan tampar mulutnya, tapi cukup nyanyikan lagu ini. Dijamin dia akan mau menunggu anda sampai kapanpun. Uhm, tergantung seberapa baik anda menyanyikannya tentunya.

20. The Beatles – I Will. Ketika pertama kali mendengarnya pas SD, lagu ini tak bermakna. Just another Beatles song. Tapi ketika mendengarnya lagi ketika SMA, maka lagu ini jadi lagu wajib dalam merayu perempuan. Dan lagu ini adalah lagu yang harus ada ketika saya menikah nanti.


21. Stevie Ray Vaughan – Telephone Song. Ini adalah lagu yang setia mengiringi saya ketika berpacaran jarak jauh. Mungkin cocok bagi anda yang sedang menjalani LDR. Dengarkan saja lah, ketimbang anda terus-terusan merepet kangen di status facebook anda.

22. X-Japan – Endless Rain. Dengan dandanan “menakjubkan”, band ini sebenarnya tak pantas menyanyikan lagu romantis seperti Endless Rain. Tapi siapa yang mengira kalau mereka punya lirik membunuh macam “As i try to hold you, you’re vanishing before me. You’re just an illusion. When i’m awake, my tears have dried in the sand of sleep. I’m a rose blooming in the desert.” Sadisss!


23. L’ arc En Ciel – Blurry Eyes. Lagu ini adalah perkenalan awal saya dengan musik japanesse pop. Sebelumnya saya lebih suka Loudness dan X Japan yang bercorak rock. Tapi ketika mendengarkan lagu ini, maka penilaian saya bahwa J-Pop itu tidak keren sontak berubah.

24. Rolling Stones – Satisfaction. Anda ingin tahu bagaimana cara membuat wanita bergairah dan menelanjangi dirinya sendiri dalam sekejap? Mudah, anda harus bisa menyanyikan lagu ini dengan gitar. Dengan memainkan intronya yang magis saja, itu sudah bisa membuat para perempuan menggelinjang tak karuan. Saya pernah membuktikannya sendiri.


25. Wonderbra – Hell’s Kitchen. Lagu ini milik band psychedelic blues rock asal Depok. Suara vokalisnya yang garang dan beroktaf tinggi, sungguh membuat band saya sukar memainkan repertoir ini. Pernah saya mencoba mengajak seorang perempuan adik kelas saya untuk mengisi vokal lagu ini. Hasilnya? Besoknya ia tiba-tiba berkerudung. Tobat tiba-tiba!

26. The S.I.G.I.T – Clove Doper. Lagu ini adalah lagu bangsat! Siapa yang tidak akan menghentakkan kepala ketika mendengarkan lagu ini? Kalau ada, maka bolehlah ia menceburkan diri ke sungai Brantas. Jujur, saya lebih suka yang versi EP-nya. Lebih liar, kasar, dan pronounciationnya Rekti masih kacau.


27. Slank – Memang. Ini adalah lagu cetak biru bagi musik rock n roll teladan. Tak menghiraukan kaidah vokal yang baik dan benar, suara gitar yang meraung-raung, keyboard yang menari liar, dan tentu saja ugal-ugalan dengan lirik yang meliuk tak terkendali menghindari EYD.

28. Ahmad Band – Aku Cinta Kau Dan Dia. Satu-satunya lagu perselingkuhan yang enak didengarkan. Kalau saya melihat Ahmad Dhani sekarang dengan lagu-lagunya yang gitu deehhh, saya berharap dia sudah ditembak mati oleh seorang fans setelah merilis album ini. Tentu biar namanya tak tercemar dengan lagu-lagu macam Ayang-Ayangku.


29. Efek Rumah Kaca – Cinta Melulu. Sialan. Kenapa saya tidak bisa menulis lirik protes sebagus Cholil? Lagu ini adalah perkenalan pertama saya dengan Efek Rumah Kaca. Tapi saya sempat ragu juga. Dulu semasa saya SMA, saya pernah menyaksikan di TV ada band bernama Efek Rumah Kaca yang memainkan Sweet Child O Mine dengan fasih. Apakah mereka Efek Rumah Kaca yang sama dengan Efek Rumah Kaca yang memainkan Cinta Melulu? Entahlah.

30. Pretty Bad Boys – A Boy and the Horseman. Ini adalah band yang menerapkan kata-kata Chairil Anwar dengan baik, sekali berarti sudah itu mati. Hanya mengeluarkan satu single dengan lirik absurd, mereka mencoba mencomot semangat perlawanan anak muda ala Skid Row dan The Who, dengan suara gitar yang meringkik bagai kuda pengen kawin, dan suara vokalis yang sama sekali alergi dengan pitch control. Lalu kenapa saya memasukkan lagu aneh dari band tak berumur panjang ini? Tentu saja karena ini adalah band saya, saya yang jadi vokalisnya, saya yang menulis liriknya, dan saya sangat beruntung lagu ini bisa terekam, bisa saya pamerkan ke anak cucu nanti, hahahahahahaha.





Jember, ketika sedang tanggal 29 Mei 2009
jam 03.43

Sembari mengulang terus lagu Andy Liani