Selasa, 01 Maret 2011

Bronx ala Kemang

Saya punya teman akrab. Andrey Gromico namanya. Anak Malang, Aremania sejati. Selain tukang sodom keliling, dia juga menasbihkan diri sebagai seorang photo journalist. Saat ini dia cuti kuliah, dan memilih untuk sekolah fotografi di Antara. Sudah hampir satu tahun dia disana. Selain sekolah, dia juga bekerja sebagai fotografer di salah satu media "sayap" Jawa Pos Group.

Ketika saya ada urusan di Jakarta saya selalu menginap di tempat Miko. Bahkan ketika liputan mengenai hair metal beberapa waktu silam, saya tinggal hampir satu minggu di kosannya.

Miko tinggal di sebuah daerah yang menurut saya sangat kontradiktif. Kenapa saya bilang kontradiktif?

Jadi begini. Kosannya Miko ini berada di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Hanya 5 menit menuju Kemang, tempat elit di ibu kota yang dijuluki Kuta-nya Jakarta. Ada pula jejeran apartemen yang menjulang tinggi. Dari kamar kosannya Miko di lantai dua, saya bisa melihat kerlap kerlip lampu di daerah Kemang.

Tapi Miko tidak tinggal di Kemang. Melainkan di daerah belakang Kemang. Tempat dimana ketimpangan begitu banyak terjadi. Meski pahit untuk dikatakan, daerah kosan Miko ini adalah daerah slum. Untuk menuju kosannya, saya yang selalu berboncengan dengan Miko harus keluar masuk gang kecil, dan mengucap permisi berkali-kali pada para ibu yang sering nongkrong di pinggir gang.

Setiap pagi, saya tak perlu alarm untuk membangunkan saya. Selalu ada bunyi mesin bajaj yang dipanaskan. Troott trooot troooot, begitulah bunyinya. Jadi, jam weker adalah hal yang paling tidak diperlukan di daerah ini.

Yang paling saya ingat adalah kejadian di suatu malam ketika saya, Miko, dan Maya --pacar Miko--, baru saja pulang dari jalan-jalan. Kami bertiga naik taksi. Setelah Maya menyebutkan alamat, sang supir taksi kebingungan.

"Itu dimana mbak?" tanya sang supir taksi.

Saya tak habis pikir, bagaimana seseorang bisa jadi supir taksi kalau tidak tahu arah. Setelah dijelaskan pelan-pelan, sang supir akhirnya sedikit paham. Setelah sampai di daerah dekat kosannya Miko, sang supir tambah kebingungan.

"Lho mbak, ini mau kemana trus?" katanya melihat jalan yang semakin menyempit. Ada nada ketakutan pada suaranya. Mungkin dia takut dirampok, karena melihat saya yang bertampang preman. Bisa juga dia takut disodomi karena melihat muka Miko yang mesum dan selalu ngiler tiap melihat pantat cowok yang padat berisi. Atau bisa jadi ia takut dimutilasi dan dimakan karena melihat Maya yang bertampang kanibal. Akhirnya Maya memberi arahan lagi.

Lantas klimaksnya adalah ketika taksi kami sampai di tanah lapang yang penuh oleh tumpukan sampah, gubug dari kayu, dan juga jejeran bajaj.

"Lho, ini di daerah apa toh mbak? Kok sama kayak Priok? Saya malah gak pernah tahu ada daerah ini" kata sang supir dengan tampang heran plus bloon.

Tidak, sang supir polos itu tidak salah. Siapapun tidak akan mengira ada daerah kumuh persis di belakang daerah elit seperti Kemang.

Tapi entah kenapa, saya selalu menikmati berada di kosannya Miko. Bukan karena suasananya. Tapi karena sambutan Miko yang selalu hangat --tentu saja saya selalu menolak untuk disodominya -- dan bersedia mengantar saya kemana saja. Bahkan ketika dia sedang bekerja.

Beberapa menit lalu saya melihat foto milik Ayos, orang terkenal pemilik hifatlobrain itu. Dia mengunggah sebuah foto ketika ia sedang berada di Jakarta beberapa saat lalu. Saat itu ia sedang mengikuti workshop pelatihan menulis. Maklum, orang sibuk. Jadi kerjanya ikut pelatihan di kota besar.

Oke, kembali ke topik. Foto itu adalah sebuah gambar daerah kumuh, banyak tumpukan sampah, pula ada jejeran bajaj. Saya akan menganggapnya sebagai somewhere in Jakarta kalau saja tidak ada nama Andrey Gromico di tag-an fotonya. Aha, saya ingat. Pemandangan ini adalah pemandangan yang biasa saya nikmati tiap keluar dari kosannya Miko. Disana Ayos bilang kalau tempat ini adalah Bronx.

Inilah dia Bronx ala Kemang :D


4 komentar:

  1. :D iki pancen ngeri lokasine ran.

    BalasHapus
  2. Walopun tinggal di daerah Slum, tapi Miko dengan baik hati menjemput kami berdua yang celingukan di blok M tengah malam... God bless Bronx, Mik :D

    BalasHapus
  3. asu hahahaha, bagi para korban kamar mico hati2. banyak kutu subuk yang berkeliaran.

    belum bekas ludah wiwi dimana2 :D

    BalasHapus