Selasa, 13 Maret 2012

Pianika dan Buku Untuk Semua

Saya selalu bersyukur bahwa hidup saya dikelilingi oleh teman-teman yang hebat.

Mari bertemu dengan Ardi Wilda Wirawan. Sejujurnya kami tak pernah bertatap muka secara langsung. Hanya melalui media sosial dunia maya. Ia sahabat dari Fakhri Zakaria, guru saya dalam menulis soal musik sekaligus pria yang digadang-gadang bakal meneruskan kebesaran trah Sakrie dalam dunia kritik musik. Saya, Fakhri, dan Awe sesekali bertukar guyonan dan saling meledek. Alumnus jurusan Komunikasi UGM  ini juga pernah bekerja sebagai reporter magang di Rolling Stone Indonesia. Awal tahun 2012, dia diterima sebagai salah seorang pengajar dalam gerakan Indonesia Mengajar, sebuah gagasan Anis Baswedan yang menempatkan para pengajar muda untuk mengajar di sekolah-sekolah daerah terpencil. Awe --panggilan akrabnya-- mendapat tempat dinas di Lampung.

Awe memang bukan pemuda biasa. Meski secara garis besar tugasnya adalah mengajar, ia melakukan lebih dari itu. Ia membuat program Pianika Untuk Semua. Penggemar Blur ini bekerja sama dengan BEM FKIP Unila dan beberapa komunitas lain, akan mengadakan konser akustik di Taman FKIP Unila. Donasi dari acara ini akan digunakan untuk pengadaan dan distribusi pianika bagi SD-SD yang diajar oleh para pengajar muda. Kenapa pianika? Nanti akan saya tanya Awe.

Misi Awe sederhana tapi sangat berarti: mengajarkan musik pada para anak didiknya. Untuk mengetahui keadaan SD tempat Awe mengajar, dan bagaimana para muridnya ingin belajar musik tapi tak punya prasarana, silahkan tengok videonya disini.

Dari Lampung, mari kita kembali ke Jawa. Tepatnya di Solo.

Saya mempunyai dua orang kawan lagi disana. Yang pertama adalah Yusuf, tapi ia menambahkan nama kampung halamannya sebagai nama belakang. Jadilah ia dikenal dengan nama Yusuf Solo. Ia adalah seorang traveler kawakan. Pernah menjelajah sebagian besar Indonesia, Asia, bahkan Eropa. Lalu yang kedua adalah Taufiq Almakmun. Pria ini juga seorang traveler kawakan. Ia biasa traveling bareng mas Yusuf.

Traveler yang baik adalah traveler yang tak melulu jalan-jalan. Ia mempunyai tanggung jawab moral untuk menceritakan apa yang dilihat dan dirasakan.

Begitu juga mas Yusuf dan mas Taufiq. beberapa waktu lalu mereka pergi menjelajah Sulawesi. Ketika sedang tinggal di Tomia --satu dari gugusan pulau Wakatobi--, mereka terhenyak ketika buku yang mereka bawa ternyata menjadi sangat berharga bagi anak-anak disana. Di Tomia, buku bacaan ternyata sangat susah untuk didapatkan. Pengalaman berkesan itu akhirnya mendorong mas Yusuf dan mas Taufiq untuk membuat gerakan "Books Drive for Children of Tomia" bersama komunitas mereka, Explore Solo Community.


Gerakan sosial ini mengajak kita untuk menyumbangkan buku-buku bacaan yang sudah tidak digunakan lagi, untuk kemudian akan disumbangkan kepada anak-anak di Tomia. Bagi kalian yang mau menyumbangkan buku bacaan (tentunya yang layak dibaca oleh anak-anak), bisa mengirimkan atau memberikan langsung ke basecamp Explore Solo Community: Wisma An Noer Panggung Rejo 17, RT 02/ XXIII, Jebres, Solo, 57126.

Punya kawan-kawan seperti mereka ini, mau tidak mau makin mendorong saya untuk berbuat sesuatu. Sial, kalian  membuat saya tidak bisa bermalasan terus-terusan...

1 komentar:

  1. Sori yaaa belum dikirim hadiah bukunya. (soalnya dvd-nya korup -_-)

    BalasHapus