Minggu, 25 Maret 2012

Dari BIP Mengenai Perpisahan

Saya melirik jam digital di pojok kanan bawah toolbar notebook saya. Jam 10 lebih sedikit. Saya baru datang dari Solo bareng Panjul. Kami berdua berangkat tadi siang, tanpa tujuan sama sekali dan tidak tahu mau ngapain di Solo. Di sepanjang perjalanan pulang pergi, kami ngobrol tentang apapun. Dan obrolan itu tidak jauh-jauh dari masalah hidup dan pernak perniknya: cinta, karir, juga masa depan. 

Sesampai di kosan, entah kenapa saya ingin mendengar BIP. Band pecahan Slank ini begitu piawai dalam membuat lagu perpisahan. Baik perpisahan antar anggota band hingga perpisahan asmara sendu karena keharusan mengejar mimpi. Saya memutar lagu pertama, berjudul "Ternyata Harus Memilih". Lagu ini dibuat BIP ketika Irang (vokalis awal yang lantas digantikan oleh Ipang, mantan vokalis Plastik), mengundurkan diri. Di lagu ini, para personil BIP berharap agar Irang mengenang masa-masa indah mereka. Tapi lagu ini multitafsir. Bisa juga untuk para pecinta yang sedang dirundung duka perpisahan.

Di hari ini semua berakhir sudah
Kita berpisah baik-baik saja
Jangan ingat hal yang membuatmu marah
Apalagi membuatmu kecewa
Kenang yang indah, kenang yang memiliki kesan di hati
Hanya yang baik, hanya yang membuat tersenyum saat kita mengingatnya.
Ternyata kita sampai, pada jalan yang berlainan arah
Ternyata kita harus memilih mana yang terbaik tuk semua.
Cukup banyak waktu yang kita habiskan, semua tidak terbuang percuma.
Lambaikan tangan biar pergi lebih mudah.
Sungguh senang ku bisa kenal kamu...

Iya, sekitar 2 bulan lalu, saya dan Rina memutuskan bahwa kami harus berpisah. Entah sampai kapan. Saya merasa ini yang terbaik untuk kami. Setidaknya untuk saat ini. Dan perpisahan ini bukan hal yang mudah, baik untuk Rina, juga untuk saya. Mengenai penyebab kami berpisah, saya serahkan pada bagian publicist untuk menceritakannya, hehehe.

Panggil saya berlebihan, tapi bagi saya, Rina tetap perempuan paling baik yang pernah saya temui. Setidaknya sampai saat ini. Dia mau menerima saya apa adanya. Diantara banyak perempuan yang datang dan pergi, dia yang paling lama bertahan menghadapi semua sifat buruk saya. Dan saya menghaturkan salut untuknya.


Apakah kami sedih dengan perpisahan ini? Jelas. Tak pernah ada perpisahan yang mudah untuk dihadapi. Tapi kami berusaha untuk tidak larut dalam pasir hisap kesedihan. Kami memutuskan untuk mengerjakan apa yang selama ini jadi mimpi kami. Rina dengan tesis dan kelulusan yang sudah tertunda lama. Saya dengan traveling dan bersenang-senang yang sempat saya tepikan selama beberapa lama. Oh ya, juga proposal tesis. Damn. 

Jujur, kami berdua berharap bahwa perpisahan ini adalah mimpi belaka. Tapi saya kemudian jadi sadar (Arys, makasih buat Kierkegaard-nya yang mencerahkan), bahwa semua ini adalah masalah waktu. Iya, tak ada seorang manusia pun yang sanggup mengalahkan waktu. Sesehat apapun manusia, kalau sudah waktunya mati, maka matilah ia. Seteguh apapun seorang mencoba untuk mati, kalau belum waktunya mati, maka ia tak akan bisa mati. Begitu pula perpisahan bukan? Memang sudah waktunya kami berpisah, entah sejenak atau selamanya, lalu mulai berkonsentrasi penuh untuk mewujudkan mimpi kami masing-masing.

Kami sudah berjanji bahwa mimpi-mimpi itu tetap harus dilunasi. Sebab mimpi adalah hutang. Setidaknya untuk diri sang pemimpi sendiri. Kami akan bertemu lagi kelak, entah dengan orang baru atau dengan rasa yang masih sama. Lagu pertama habis, lagu kedua berkumandang syahdu di kamar saya yang berantakan...

Kuingin selalu denganmu, kemana saja kita berdua
Seakan tiada terpisahkan, tapi tak mungkin saat ini. Saat ini
Sekarang masih banyak mimpi dan keinginan yang belum tercapai.
Biarlah rasa rindu ini, kita tunda tuk sementara.
Pulanglah dulu ke rumahmu, bagi waktumu untuk yang lain
Kuingin kau hanya untukku, tapi tak mungkin saat ini.
Sampai nanti, sampai bertemu lagi...
(BIP - Sampai Nanti)

Sial, kalau begini saya jadi melankolis lagi. Putar Motley Crue ah :D

11 komentar:

  1. *baca posting sambil ngelap air mata*

    aku kok yo dadi nostalgia dewe.. hahaha

    mas, ada yang bilang kalo lagi galau jangan denger lagu galau.. nanti menjadi-jadi. hehehe.

    aniwe, kereta selalu menjadi tempat yang menyenangkan untuk berbagi cerita ya.. *mergo sui le tekan sih. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, eh seriusan nangis? :D

      nostalgia karo sopo kin? :p iyo, iki mangkane aku nyetel motley crue, ben gak galau :p lagipula wis gak galau kok, wis nyantai mari soko lombok iku :D

      Hapus
  2. *hug*
    Tuhan selalu tepat waktu dangan segala ketentuanNya....SEMANGAT mengejar mimpiii ya!! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. siipp, makasih ya dian :D selamat berbulan madu, salam keplak buat lelakimu :)

      Hapus
  3. Alah taek. Kene melu aku nang Bima ulan Juli. aku sing bayari. bablas nang Makasar.
    aku sing bayari.
    wes mari ngono golek macan maneh. diklat Vino dadi PU. PU sing macan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cihuuuyyy!!! Mbujuk tak sunat manukmu, ben sekalian entek :D Iyo, Fino iku calon PU, tapi kudu dididik sik ben dadi macan, ben gak galau karena perempuan tok :D

      Hapus
  4. Ejiyeeeee *nyebelin*
    Hehe ;p

    BalasHapus
  5. ejiyee juga. Apanya yang nyebelin? :p

    BalasHapus
  6. sek tas ruh aku rannn :O cerito dong hihi.
    lagu keduane kok uasyu yo tapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, gampang lah, kalau kita bersua kapan-kapan, tak ceritani :D Lagu kedua iku yo asu sih, bener awakmu :))

      Hapus