Sabtu, 21 Januari 2012

Gimme Salt and Pepper, Please!


Anda tahu Gordon Ramsay?

Gordon Ramsay adalah seorang chef asal Skotlandia yang juga membintangi beberapa acara masak di televisi. Ia punya selera humor yang baik. Ia juga juru masak yang baik. Karena itu ia mendapatkan 13 Michellin Stars dan program masaknya laku keras. Salah satu acaranya yang mendapat rating tinggi adalah "Gordon Ramsay Cookalong Live". Ini adalah sebuah acara masak gaya baru. Dimana Gordon yang berada di studio akan memandu masak beberapa orang yang berlainan tempat via teleconfrence.

Yang paling saya suka dari acara ini adalah ada video-video tambahan yang disebut dengan Gordon's Training Video. Ini adalah semacam video how-to yang sangat praktis dan berguna bagi para penghobi masak amatir macam saya.

Nah, salah satu tips yang selalu  ia berikan adalah: tambahkan garam dan lada. Yup, now give salt and pepper. Itu kata-kata saktinya (dengan aksen British yang kental ) kalau menaburkan garam dan lada di nyaris setiap masakan yang ia buat. Daging, ayam, pasta, kentang, nyaris semua. Tips itu ia berikan agar masakan yang ia masak tak hambar.

Nah, sepertinya ada seseorang yang perlu melihat Gordon's Training Video. Ia adalah chef pasta di Il Mondo.

Il Mondo adalah sebuah pizzeria yang terletak di Jogja. Ia menyajikan pizza, pasta, dan masakan Italia lainnya. Interior-nya sederhana, bagus, dan nyaman. Lampu yang temaram menambah suasana kafe menjadi lebih hangat.

Pizza-nya lumayan enak. Harganya pun lumayan bersahabat. Tapi beberapa kali saya makan disana, saya tak pernah mencicipi pasta-nya. Karena itu saya penasaran akan rasa pastanya.

Beberapa waktu lalu saya dan sejumlah teman bersantap di Il Mondo. Miko, salah seorang kawan, memesan pasta, Spaghetti Il Podomori. Pasta datang dengan tampilan menggoda. Ada irisan tomat merah yang tampak segar, potongan buah zaitun hitam, cacahan bawang bombay, dan juga saus tomat. Ada pula taburan keju (parmesan?) di atas spaghetti.

Saya menelan ludah. Secara tampilan, spaghetti ini dijamin akan menerbitkan liur siapapun yang melihat. Tapi ketika saya mencicipi, taraaaa. Coba tebak? Rasanya hambar!

Spaghetti-nya berasa hambar, itu wajar. Tapi kalau saus tomat-nya hambar, itu tidak bisa dimaafkan. Saus, saya pikir, adalah komponen penting bagi masakan Italia. Spaghetti pasti pakai saus. Lasagna? Juga pakai saus.

Karena itu, kalau masakan Italia sausnya hambar, aduh, akan sangat mengecewakan. Tidak hanya saya yang merasa kecewa. Miko juga kecewa. Untuk menutupi rasa hambar itu, maka ia memberi saus sambal. Dalam jumlah yang banyak tentu saja.

Ah, Il Mondo, kenapa kau mengecewakanku?

2 komentar: