Jumat, 06 Januari 2012

Kuliah dan Perjamuan (Yang Semoga Bukan) Terakhir

"Kuliah terakhir gimana kalau kita sambil makan es krim" tanya dosen kami, Phil Janianton Damanik di suatu siang yang mendung seminggu yang lalu. Hari itu kami sedang kuliah Kebijakan Sosial Politik Pariwisata. Minggu depan adalah kuliah terakhir kami bersama beliau.

Tak ada dari kami yang menolak.

Tapi rencana kami berubah. Yang awalnya kuliah sembari makan es krim di sebuah kafe, berubah menjadi ngopi sembari makan siang di Kopitiam Oey. Bagi yang belum tahu, Kopitiam Oey, warung kopi milik  sang pakar kuliner Bondan Winarno ini sudah membuka cabang di Jogja. Letaknya ada di ruas jalan Walter Monginsidi.



Kuliah terakhir itu seharusnya dimulai pukul 10 pagi. Tapi saya datang terlambat karena harus menyelesaikan penggantian kartu ATM saya yang hilang beberapa waktu lalu. Saya datang nyaris pukul 11 siang.

Hari ini terik, tak seperti Jogja biasanya belakangan ini. Di ruangan non-smoking, Pak Anton --begitu kami memanggil beliau-- sudah ngobrol dengan 9 orang kawan. 2 orang absen. Suasana Kopitiam Oey cukup menyenangkan. Warna temboknya putih dengan dihiasi ornamen-ornamen khas China seperti lampion dan kaligrafi. Juga ada poster-poster klasik yang dipajang agar ruangan tak berkesan kosong. Tempatnya lebih luas ketimbang Kopitiam Oey di Jl. Sabang, Jakarta sana.

Untuk siang yang gerah, es kopi rasanya akan menuntaskan dahaga. Maka saya memesan segelas es kopi ala Vietnam.

Kuliah terakhir semester ini berlangsung dengan gayeng. Pak Anton meminta kami untuk melontarkan pendapat atau bahkan kritik mengenai kuliah yang beliau ampu. Pria asal Medan ini juga menceritakan pengalamannya ketika menuntut ilmu ke Jerman, pengalamannya menulis di media masa, dan anjuran untuk membiasakan diri menulis.



 

"Kalau kalian tak membiasakan menulis, kalian bisa menghabiskan satu semester sendiri hanya untuk menyusun proposal tesis" ujar beliau serius. Kami hanya bisa sedikit tegang, hehehe.

Es kopi saya datang dalam gelas kaca kecil. Ada susu kental di bawah, dan kopi yang menetes dari saringan stainless steel. Melihat saya hanya memesan minum, Pak Anton menyuruh saya untuk memesan makanan. Berhubung saya sudah makan nasi pecel, maka saya hanya memesan kudapan: roti bakar kornet keju yang rasanya sama dengan roti bakar lain.



 

Oh ya, kopi di Kopitiam Oey ini andalan sekali. Rasa kopi kental yang pahit, bercampur dengan susu kental yang manis. Memberikan rasa yang, aduh susah dijelaskan. Siang tadi, saya meminum dua gelas kopi yang sama --karena Tika yang memesan kopi Vietnam itu tak menyangka kalau rasanya pahit, maka ia berikan minumnya pada saya.

Waktu memang berjalan cepat kalau segala sesuatunya menyenangkan. Maka berakhir pula kuliah terakhir kami. Nanti kami akan bertemu dengan Pak Anton di semester berikut, dengan mata kuliah yang berbeda.



Siang masih saja terik ketika kami semua berhamburan, berpencar. Terima kasih untuk kuliah dan siang yang menyenangkan pak :)

1 komentar:

  1. Sudah lama saya pengen ke kopitiam oey, tapi belom kesampaian. Katanya di sana ada mendoan, ya? :D

    BalasHapus