Atas: Ki-ka: Arif, Iqbal, David, Ayik, Nuran, Pandu, Fajar, Kiki, Gilang
Bawah: Ki-ka: Sofan, Irfan, Anang, Ino, Fatoni, Bagus
...Old pictures that I'll always see
Time just fades the pages
In my book of memories
(Guns N Roses - Yesterdays )
***
Apa anda punya banyak cerita mengenai masa kecil? Kalau anda bertanya pada saya, saya akan menjawab: banyak dong.
Saya tumbuh besar di sebuah perumahan di pinggiran kota Jember. Dengan kata lain, perumahan itu terletak di desa. Iya, perumahan saya (kesannya kayak perumahan milik saya ya? hehehe ) itu diapit sawah dan kebun yang luas. Serta ada sungai yang cukup besar.
Sawah dan kebun itu biasa jadi tempat main saya dan kawan-kawan sebaya. Saya sendiri tinggal di RT 3. Kawan sebaya saya di RT 3 tidak terlalu banyak, hanya Kiki (kakak saya), David, Pandu, Fajar, Arip, Ayik, dan juga Ade. Biasanya, kalau menjelang musim panen tebu, kami gerombolan si berat biasanya membawa pisau dari dapur rumah masing-masing, pergi ke kebun tebu, lantas menggarong tebu sebanyak mungkin.
Setelah selesai merampok, kami melarikan diri menuju sungai yang terletak di daerah bawah perumahan. Biasanya kami makan tebu itu di bawah rindang pepohonan bambu. Setelah puas makan tebu, maka kami mandi di sungai. Pulang-pulang dimarahi orang tua karena tidak tidur siang.
Selepas siang juga, kami biasa melaksankan petuah men sana in corpore sano. Kami biasa bermain bola di jalanan perumahan. Biasanya permainan kami sering terhenti karena banyak kendaraan yang lewat.
Oh ya, saya biasanya berpartner dengan David. Kami berdua memang yang paling sering bertingkah tolol di antara yang lain. Kebiasaan berlaku tolol ini berlanjut sampai SMA.
Pernah suatu kali, saya menceploskan gol yang spektakuler.
Berawal dari David yang menggiring bola plastik di sisi kiri pertahanan lawan. Ia meliuk-liuk genit, lantas mengumpan lambung. Saya yang berdiri sendiri tanpa penjagaan di depan gawang lawan langsung menyambut bola itu. Saya meloncat tinggi, menyambar bola dengan sundulan.
Goool!
Kami berdua berlari seperti orang bodoh. Saat itu memang jarang ada gol lewat kepala, karena gawangnya sendiri terbuat dari sandal yang dijejer membentuk garis lurus, dan itu dianggap gawang. Kalau bola ditendang/ disundul tinggi, maka biasanya itu tidak dianggap gol. Tapi saat itu sundulan saya dianggap sebagai gol sah, hehehe.
Teman-teman saya di RT 3 sebenarnya kurang suka bermain di luar perumahan. Saya ingat, di tiap malam minggu semasa SMP sampai kelas 1 SMA, kami biasanya nongkrong di dalam angkot milik tetangga. Kami ngerumpi macam ibu rumah tangga saja. Kami ngobrol apa saja. Mulai dari video porno, tante girang di perumahan kami, hingga sepak bola. Saat itu tak ada dari kami yang tertarik pacaran, entah kenapa.
Karena tak pernah main di luar perumahan itu lah saya bersikeras mengajak mereka untuk kemping pas awal saya masuk SMA. Setelah melakukan rundingan yang alot, akhirnya mereka mau. Tempatnya di Pasir Putih Situbondo. Dengan membawa tenda dan peralatan sederhana, kami naik kereta api Jember- Panarukan. Tiketnya hanya 2500 rupiah saja. Lama perjalanan 5-6 jam. Berangkat jam 7, sampe jam 12. Kalau apes ya jam 1. Teman perjalanan kami selain manusia adalah ayam, kambing, karung petai, hingga sepeda. Perjalanannya sungguh menyenangkan. Kami tak jadi membuat tenda, jadinya malah tidur di terpal di pantai.
Saya ingat, David yang sepertinya menyesal ikut perjalanan ini. Dia memang tak biasa hidup menggelandang, hehehe. Karena trayek ini tidak menghasilkan keuntungan, akhirnya PJKA menghentikan trayek Jember- Panarukan.
Selain menggarong tebu, mandi di sungai, kemping, mancing, atau ngerumpi layaknya ibu rumah tangga, ada satu kejadian lucu yang paling saya ingat.
Kejadiannya terjadi pas saya kelas 1 SMP.
Pandu yang bersekolah di SMP favorit bilang kalau dia punya VCD porno. Ah brengsek, saya yang bersekolah di SMP para anak nakal kalah dalam hal mendapatkan VCD porno. Saat itu, tak ada dari kami yang pernah nonton VCD porno. Setelah melakukan konsolidasi, jadilah saya, Pandu, Fajar, dan juga Ade sepakat untuk kumpul di rumah Pandu sebelum Jumatan mulai. Saat itu rumah Pandu kebetulan sedang kosong.
Saya ingat betul bagaimana mimik muka Pandu yang tersenyum licik ketika datang. Mungkin dia berpikir "Ah kalian anak kecil, penasaran banget sih. Nih aku sudah dewasa, sudah megang VCD porno."
Akhirnya saat yang dinantikan tiba. Kami penasaran betul bagaimana bentuk wanita telanjang. Ah, dasar remaja puber!
Film porno itu berjudul Tomb Raider X. Sebelum Naughty America atau Bang Bros populer, judul film yang ditambahi X sangat populer. Sebut saja yang paling legendaris Tarzan X, Aladin X, hingga yang kami pegang sekarang ini.
Menonton video porno untuk pertama kalinya sungguh sangat lucu. Campuran antara deg-degan, senang, hingga horny. Semua bercampur jadi satu. Si adik berontak tak karuan. Tak ada dari kami yang tidak konsen ke layar kaca. Sampai...
"Allahu akbar allahu akbar..."
terdengar suara iqomah dari masjid di dekat perumahan kami. Kami baru ingat kalau sekarang Jumat, dan sudah waktunya Jumatan. Kami semua semburat, pontang panting, kalang kabut. Berlari menuju masjid sembari tangan kiri memegang "si adik" yang membesar, hahahaha. Betapa kocak masa itu.
Ketika Pandu dan David duduk di kelas 3 SMA, kami mulai jarang berkumpul. Mereka berdua kakak tingkat saya, Fajar, dan Kiki. Sedang yang lainnya adik tingkat kami. David dan Pandu belajar untuk UAN. Saya sibuk dengan kegiatan outdoor. Sedang yang lainnya punya kesibukan masing-masing. Kami semua jarang berkumpul.
Tahun 2004, setelah lulus SMA, David masuk Fakultas Ekonomi UNEJ, Pandu masuk STAN. Setahun berikutnya, saya, Fajar, dan Kiki lulus SMA. Saya masuk Fakultas Sastra UNEJ, Fajar di Tekhnik Lingkungan ITS, dan Kiki di Fakultas Ilmu dan Kepelatihan Olah Raga Unesa. Arip masuk Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas Swasta di Bandung, Ayik pindah ke Madura, Ade kuliah di Malang.
Lulus kuliah, David bekerja jadi PNS di Situbondo. Lalu Pandu selepas dari STAN menjadi PNS di Departemen Keuangan di Jakarta sana. Tahun 2010 David nikah. Sedang kami semua masih belum ada yang punya keinginan untuk berkeluarga.
Kami semua jarang berkumpul. Tapi setiap ada acara yang mengharuskan kami ada di rumah masing-masing, kami biasanya menyempatkan diri untuk saling berkumpul. Ngerumpi ala ibu rumah tangga, mengenang masa lalu yang lucu dan menyenangkan, dan sesekali membicarakan masa depan.
Ah rindunya dengan mereka...
Widget RSS-nya gak dipasang om?
BalasHapussaya ingin berlangganan tulisan anda yg menarik sekali ini.(gak bisa follow krn pake WordPress)
Foi Fun..!! sesuai namanya, tulisannya pun demikian.
ingin sekali blogroll link di blog saya (ngarep.com) heheh.. :)
salam kenal mas...
menyenangkan baca pengalaman kalian
BalasHapusbtw sayang juga ya mas trayek jember panarukan di stop....