Sabtu, 27 Agustus 2011

Tomo'o


Belakangan ini saya begitu suntuk untuk menulis dan membaca buku. Buku apapun terlihat mengerikan. Cuma ada satu buku yang sudah menemani saya semenjak beberapa waktu lalu: Fargo Rock City. Perhatian saya banyak tersedot oleh rencana masa depan yang sedang saya lakukan perlahan. Ternyata itu benar-benar membuat konsentrasi saya tersedot. Semoga semua lancar dan hasilnya baik.

Kala sedang suntuk itu saya kembali rajin membaca komik, sesuatu yang sudah lumayan lama tak saya lakukan. Saya biasanya menyewa komik ketimbang membeli. Biasanya komik yang saya sewa tak luput dari tema petualangan, persahabatan, perkelahian, atau komik humor. Komik langganan saya adalah "One Piece", semua komik Mitsuru Adachi, hingga yang komik-komik baru macam "Crows" atau "Rainbow". Rata-rata semua adalah komik dewasa yang melibatkan banyak baku hantam, pengkhianatan, atau bahkan darah.

Tapi sekarang saya punya komik favorit lain. Judulnya "Tomo'o". Pengarangnya bernama Oda Tobira.

Cerita di komik ini sederhana. Mengenai seorang anak laki-laki bernama Tomo'o dan kehidupannya. Ada ibu dan kakaknya. Lalu ayah yang kerja di luar kota dan tak pernah ditampakkan wajahnya. Juga ada banyak teman-teman SD. Lalu para tetangga yang terdiri dari berbagai profesi: ada mantan hakim yang mengalami post power syndrome, kakak penjaga toko 24 jam yang polos dan bijak, juga ada seorang pemain American Footbal di tim kota tempat Tomo'o tinggal, hingga duo perempuan SMA yang bertolak belakang sifatnya.

Ada juga tokoh absurd macam gagak yang suka mengamati manusia, kakek yang begitu ingin mati dan sering mengelabuhi malaikat kematian, kolonel olahraga (yang merupakan manusia cyborg), hingga hantu mantan siswa yang bunuh diri gara-gara gagal lolos tes masuk perguruan tinggi.

Tomo'o sendiri adalah anak lelaki yang polos, terkadang terlihat begitu bodoh (yang diperparah dengan karakter muka Tomo'o), dan cenderung cuek akan anggapan orang lain. Contohnya: ketika teman-temannya bingung akan kemampuan apa yang mereka miliki, malu akan kekurangan mereka, Tomo'o malah cengar-cengir melihat kegalauan ala anak SD itu. Meskipun ia dihina teman-temannya sebagai anak yang tak bisa apa-apa.

Kepolosannya juga tampak dari berbagai kalimat yang ia ucapkan. Ketika ditanya sang guru mengenai cita-cita, Tomo'o menjawab "Ingin menjadi Kolonel Olahraga!". Tipikal jawaban anak kecil yang polos dan tanpa dosa.

Meski begitu, saya merasa belajar banyak pada karakter Tomo'o. Sikapnya yang acuh mengajarkan bahwa acuh terkadang adalah hal yang harus kita lakukan untuk bisa terus "berjalan". Saya sepertinya sudah terlalu sering melihat orang yang enggan "berjalan" karena terlalu memikirkan pendapat orang lain.Untuk bisa terus bahagia. Tomo'o tak pernah perduli mengenai anggapan orang lain. Selama dia bahagia dan tak mengganggu orang lain, dia akan terus bersikap seperti itu.

Selain terkesan akan sikap Tomo'o, saya juga terkesan pada jalinan cerita yang disulam di komik ini. Semua padu, bahkan untuk hal yang kecil sekalipun. Contohnya: jaket. Ceritanya, Tomo'o tak pernah punya jaket, hingga sang ibu membelikannya. Sebuah jaket berwarna hitam bergambar naga.

Dalam beberapa episode (komik ini bukan cerita bersambung), jaket itu masih tetap sama. Suatu hari ada seekor anjing yang mati tertabrak mobil. Tomo'o lantas menyelimutkan jaket itu pada sang anjing. Hingga beberapa episode, Tomo'o tetap tak memakai jaket, dan bahkan berkata: dingin banget hari ini. Lalu seorang tetangga memberikan ia jaket bergambar beruang yang sedang berselancar. Dan jaket itu tetap ada hingga jilid terbaru.

Meskipun tokoh utamanya adalah anak-anak, ceritanya terlalu berat untuk bisa memasukkan "Tomo'o" ke dalam kategori komik anak-anak. Bahkan ada beberapa dialog yang sepertinya tak akan dipahami oleh anak-anak.

Beberapa cerita yang berkesan akan saya ceritakan kembali di tulisan berikutnya :)

2 komentar:

  1. ngerti aku iki mas, koncoku sering nyilih tapi grung tau moco haha

    BalasHapus
  2. wah mantap ini saya juga suka sama kelakuan aneh Tomo'o, contohnya waktu di pulang ke rumah pake rute baru, belok kanan belok kiri belok kanan kiri, begitu seterusnya, hehehe

    BalasHapus