Sabtu, 06 Agustus 2011

Bratwurst Altona


Bratwurst adalah makanan kebanggaan orang Jerman. Tingkat keimanan orang Jerman pada bratwurst nyaris sama dengan tingkat keimanan mereka terhadap bir. Karena memiliki mata rantai sejarah yang panjang, tak heran kalau asal usul mengenai bratwurst begitu susah dicari ujung pangkalnya. Selain itu, tiap daerah memiliki varian wurst yang berbeda.

Saya tak tahu apa jenis wurst yang saya temui di taman Altona. Karena perut keroncongan, tak perlu berpikir dari manakah asal wurst yang saya makan. Aroma wangi yang menguar dari wurst yang dibakar diatas arang seperti menarik saya menuju stall penjual wurst. Si penjual tampak sibuk membolak-balik wurst yang dibakar. Ada wurst yang berwarna merah, pink, dan coklat muda. Saya tak tahu yang mana yang enak. Saya asal pesan aja, yang penting wurst.

Wurst yang panjang ini disajikan dengan sebuah roti bertekstur keras. Lalu ada pilihan saus mayo atau saus sambal. Tapi sayang, kedua saus itu sama-sama aneh rasanya untuk lidah saya. Yang saus mayo cenderung hambar, yang saus sambal malah rasanya asam. Itu berakibat wurst hanya enak pada gigitan pertama hingga ketiga. Selanjutnya sudah bikin eneg. Sepertinya orang Jerman harus dikenalkan pada saus sambal ala Indonesia.

Setelah menghabiskan sisa wurst dan bir, saya pun melangkah menuju stasiun Altona. Hari sudah siang. Saatnya belanja kebutuhan sehari-hari...

1 komentar: