Minggu, 29 Agustus 2010

Gule Kacang Hijau Roti Maryam khas Ampel

Dua hari di Surabaya memberikan saya suatu fakta: saya tidak berbuka pakai nasi sama sekali. Hari pertama di Surabaya (27/8), karena kekenyangan meminum es kopyor, makan cireng, dan menenggak segelas super besar jus belimbing, saya kekenyangan. Saya tak makan nasi hari itu.

Lalu hari kedua (28/8), saya juga sudah kenyang dengan es teh, es dawet, dan satu buah gorengan. Saya juga tak makan nasi untuk buka di sore itu. Malamnya, tanpa makan nasi terlebih dahulu, saya, Putri, Ayos, dan Bandenk pergi menonton gig Silampukau.

Setelah nonton gig itu, kami pergi jalan-jalan ke kawasan Ampel. Untuk mengganti nasi, saya ingin makan gulai kacang hijau dan roti maryam yang pernah ditulis oleh Aldila.

Di blognya yang ceria, perempuan penyuka warna kuning itu bercerita soal ia yang kekenyangan setelah makan gulai kacang hijau+roti maryam+3 tusuk sate kambing. Cerita lucu mengenai gulai kacang hijau itu bisa dibaca disini.

Nah, karena ingin makan makanan yang sama, saya pun bertanya pada Aldila, apa nama warung tempat ia makan gulai itu. Sayangnya lagi, si Dila lupa nama warungnya. Lebih sayangnya lagi, di kawasan Ampel, berjejer penjual makanan serupa.

Karena tak punya banyak waktu untuk menjelajahi kawasan ziarah ini, Ayos sebagai guide kami, mengajak kami untuk makan di sebuah warung yang dulu pernah ia singgahi, di sebuah gang yang bisa tembus ke masjid Ampel. Bukan warung yang pernah disinggahi Dila.

Sampai disana, kami duduk di sebuah bangku panjang. Ayos dan Putri tidak memesan makanan. Mereka ternyata pernah makan sekali, dan tak suka rasanya. Jadi kali ini mereka merasa cukup untuk minum teh hangat saja. Maka jadilah saya dan Bandenk memesan 2 buah porsi gulai kacang hijau+maryam.

Beberapa menit kemudian, 2 buah porsi gulai kacang hijau+maryam sudah mengepul hangat di hadapan kami.


Gulai kacang hijau ini adalah gulai berwarna keruh yang berisikan beberapa potongan gajih kambing, dan diperkaya dengan rasa legit dari kacang hijau. Jadi teksturnya kental seperti bubur kacang hijau, dengan rasa gulai yang kaya akan rempah.

Bagi orang yang tak menggemari gulai, pasti tak suka makanan ini, sama seperti Ayos dan Putri. Sebenarnya gulai kacang hijau ini juga ada di Jember, tepatnya di rumah makan martabak Malabar. Cuman bedanya, di RM Malabar, banyak potongan dagingnya.

Lalu ada dua pilihan teman untuk gulai kacang hijau ini. Kamu bisa pilih lontong atau roti maryam. Malam itu saya memilih roti maryam saja, biar lebih terasa arabnya :)

"Kalau kamu bisa ngabisin ini, kamu hebat" tantang Ayos dan Putri. Mereka sepertinya menantang orang yang salah karena beberapa menit kemudian mereka bertepuk tangan karena saya berhasil menghabiskan gulai kacang hijau yang porsinya cukup banyak.

Seporsi gulai kacang hijau ini dibandrol Rp. 4000 saja. Sedang Roti Maryam dibandrol Rp. 1500/ buah. Untuk teh hangatnya, kami cukup mengeluarkan Rp. 1000/ gelas.

Kalau disuruh memberikan rating, saya berikan 7,5 untuk gulai yang enak, roti maryam yang empuk, dan teh hangat yang legit.


Surabaya, 29 Agustus 2010

5 komentar:

  1. wahh maap mas. infoku kurang akurat nih. haha. selamat menikmati aja deh. hehe.

    BalasHapus
  2. aku melu grupnya ayos & putri ran,hahaha. doyan roti maryam e saja aku:)

    BalasHapus
  3. Waah...waaahh itu warung saya mas mbak tepatnya nama warungnya itu adalah warung "EMAK LOENG....." Karena itu nama pemiliknya yang kebetulan juga beliau adalah nenek saya...Warung itu sudah ada sejak kurang lebih 52 tahun yang lalu....

    BalasHapus
  4. Wah...wah..wah..itu warung nenek saya mas/mbak nama warungnya "WARUNG EMAK LOENG.."Warung itu sudah ada sekitar 52 tahun yang lalu alamat tepatnya ada di ampel sawahan gg 1

    BalasHapus