Selain pizza dan sphagetti, para Italiano punya satu makanan kebanggaan lain, macaroni. Sama dengan pizza dan sphagetti yang mendunia, macaroni juga sangat terkenal dan sepertinya sudah menjadi makanan global. Sejenis pasta kering dengan lubang yang terdapat di tengah ini mengandung protein tinggi. Biasanya makanan ini terbuat dari "durum wheat", sejenis gandum yang mengandung kadar gluten yang tinggi.
Layaknya sejarah peradaban dan kebudayaan lain, macaroni pun memiliki sejarah dan asal-usul yang banyak versinya. Ada yang mengatakan kalau pencipta macaroni itu adalah orang Cina yang memang terkenal dengan mie-nya itu. Lantas macaroni itu dibawa oleh Marcopollo ke Italia pada tahun 1292. Namun ada juga yang bilang kalau macaroni asli di Italia itu sudah dikenal sejak jaman Romawi kuno sebagai sesembahan untuk para dewa.
Arti kata macaroni pun memiliki banyak versi. Ada yang bilang kalau macaroni itu berasal dari kata "maccheroni", bahasa Sisilia yang berarti adonan yang dibuat dengan tenaga. Namun orang-orang Inggris mengartikan macaroni sebagai sesuatu yang sempurna dan juga anggun.
Di Indonesia sendiri, macaroni telah dikenal sejak jaman penjajahan, sebagai makanan para noni Belanda.
Ketimbang saya bingung mikirin sejarah dan fakta dari Macaroni, saya memilih untuk langsung makan saja, hahaha.
Di Bogor ada satu restoran/ cafe yang menyediakan menu berbahahan dasar macaroni. Restoran berplang nama Macaroni Panggang (MP) ini ada di Jalan Salak 24 Bogor. Bangunan berasitektur klasik ini juga menyediakan menu lain seperti Cinnamon Cake, steak tempe, dan juga Apple Pie. Tapi tetap, yang juara adalah macaroni panggangnya. Dekorasi dan tata ruang MP ini juga menyenangkan, plus rimbun karena banyak pohon. Suasananya temaram dengan nuansa romantis. Pas saya kesana banyak orang pacaran sambil suap-suapan macaroni. Haiyah!
Saya datang ke Bogor setelah acara di Jakarta selesai. Waktu itu saya menemui seorang narasumber di bilangan Ampera Raya untuk keperluan majalah Tegalboto. Setelah menginap semalam, esok paginya saya langsung meluncur ke Bogor dengan kereta Pakuan.
Di Bogor, saya dijemput Tante Arie, saudara saya yang gaul dan sudah punya 3 orang buntut. Reputasinya sebagai penjelajah kota dan penikmat kuliner membuat saya yakin kalau saya akan diajak mencicipi makanan khas Bogor.
Benar saja, saya diajak beli macaroni panggang. Sepertinya Bogor tak lagi menjadi kota asinan, dan akan segera berubah jadi kota macaroni. Setelah menunggu reda hujan yang turun seharian, saya dan Tante Arie pergi ke MP. Tante Arie lalu membungkus dua buah macaroni panggang spesial ukuran medium. Yeah! Karena Tante dan anak-anaknya tak ada yang suka macaroni (atau sudah bosan?), jadinya dua buah macaroni itu saya habiskan sendiri, hehehe.
Macaroni panggang ala Bogor ini tampak menggoda dengan topping taburan keju cheddar yang berwarna kuning kecoklatan karena sudah dipanggang. Ketika dipotong, melumerlah macaroni yang bercampur dengan cacahan daging, keju,dan jamur. Macaroninya lembut, memberikan aksen lumer di lidah dan dinding tenggorokan. Paling enak dimakan hangat dengan campuran saus pedas, bisa bikin hangat di tengah Bogor yang dingin dan hujan terus menerus.
Tante Arie, ayo traktir aku macaroni panggang lagi! :)
N.B: Saya makan macaroni panggang di Bogor ini sudah lama banget kejadiannya, tanggal 29 Januari 2008. Hanya saja, macaroni panggang dan Bogor ini belum pernah saya tulis sebelumnya. Beberapa hari lalu seorang saudara baru datang dari Bogor dan membawakan saya satu buah macaroni panggang. Sembari makan dengan lahap, saya jadi ingat Bogor dan keluarga Tante Arie, jadilah saya menulis tulisan ini. Makasih ya tante Arie buat jamuan hangat yang menyenangkan :)
ini yg digambarnya ukuran medium?
BalasHapusbnyak juga ya, bs nih dimakan rame2.