Rabu, 26 September 2012

Surat Untuk Gola Gong


Seberapa jauh kamu mengimani buku?

Saya --sama seperti yang dialami mas Taufiq-- bukan orang yang hidupnya berubah gara-gara buku... Hingga saya membaca Balada si Roy-nya Gola Gong. Sejak membaca novel itu, saya mendadak kena sindrom Roy. Saya ingin berambut gondrong, saya ingin berpetualang, saya ingin jago menulis puisi untuk merayu perempuan, bahkan saya ingin punya anjing herder walau saya takut sekali dengan anjing. Singkatnya, saya ingin jadi Roy! Bahkan Old Shatterhand dan Winnetou tak berhasil membuat saya ingin jadi koboi dan kepala suku Indian.

Maka alangkah senangnya saya ketika Gola Gong dalam akun twitternya mengatakan Balada si Roy akan dibuatkan film. Whooa!

Tapi kegirangan saya itu runtuh. Saya mendegut ludah gara-gara twit Gola Gong tentang OST BSR. Saya membaca nama Andika Mahesa ex Kangen Band sebagai pengisi soundtrack utama. Bagi saya, Roy sama sekali bukan remaja cengeng seperti yang sering digambarkan dalam lagu-lagu Kangen Band.

Tapi karena merasa tak adil kalau menghakimi lagunya tanpa mendengarkan lebih dulu, maka saya pergi ke Youtube untuk menonton video klipnya. Daaaan, dugaan saya tak meleset. Lagu berjudul 'Perjalanan Hidup' itu lirih dan tak bersemangat. Tak cocok dengan jiwa petualang Roy yang berapi-api. Dalam BSR, bertebaran lagu-lagu rock sebagai ornamen. Mulai The Doors hingga Van Halen. Saya jadi tak bisa membayangkan kalau lagu lirih itu jadi OST BSR.

Respon Gola terhadap lagu Andika adalah, "tak jelek-jelek amat."

Gola berkata lagu itu sesuai dengan keadaan Roy hidupnya penuh liku. Oh come on Kang, dengan segala hormat, masih banyak lagu yang bisa mewakili hidup Roy. Seperti 'Lelaki dan Rembulan' Franky S. untuk menggambarkan kisah cinta Roy dengan Ani atau Suci. Atau lagu Dialog Dini Hari yang 'Ku Kan Pulang' untuk menggambarkan hubungan Roy dengan sang ibu tercinta.

Kata kang Gola saya bisa mengirimkan email ke produsernya untuk memberi masukan soal lagu yang cocok untuk jadi OST BSR. I'll do it. I will do it.

Saya tahu sebenarnya Gola sedikit keberatan dengan lagu Andika ini. Awalnya ia menginginkan The Brandals alias BRNDLS yang mengisi soundtrack film Roy. Lagu-lagu BRNDLS terdengar sangat "Roy". Saya setuju. Tapi produser film (pemilik modal eh?) menginginkan BSR lebih 'membumi'. Dan Andika dianggap mewakili unsur 'membumi' itu. Terlepas dari kualitas musik yang selama ini dihasilkan Andika dan band-nya, ada ketakutan yang lebih besar dari hal OST ini.

Kalau produser (pemilik modal ya?) sampe intervensi ke soundtrack, apa jaminan mereka tak ikut intervensi  jalan cerita BSR atas nama pasar? Saya jadi takut membayangkan kalau Jupe jadi Ani sang Dewi Venus dan Depe jadi Suci.

Aduh!

1 komentar:

  1. hahahhaha.... jadi inget pas aku nulis arai... yah tunggu saja ya au, BSR akan segera menemui takdirnya di dunia sinema....
    Pesanku, siapkan mentalmu.....

    BalasHapus