tag:blogger.com,1999:blog-56872483445874315482024-02-19T22:45:58.071+07:00Foi Fun!Segala Tentang Cara Bersenang-senang!Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.comBlogger461125tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-57518544157429482072015-03-10T12:21:00.000+07:002015-03-10T12:21:37.353+07:00Pindah Jilid 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmUJV6sx3S_Btfvg0FOgtzFuaHh2LZqcYLOHzTXLKT_2z4cn_GnzzDS-u_x52EGuFs97edto13PvLwROHamrqR7mKYWtZdz8Eo-WbSpW6czhYA1Y6Qogn64VpcQEmDFTD5kCMdBGCDGHKr/s1600/capture-20150310-121633.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmUJV6sx3S_Btfvg0FOgtzFuaHh2LZqcYLOHzTXLKT_2z4cn_GnzzDS-u_x52EGuFs97edto13PvLwROHamrqR7mKYWtZdz8Eo-WbSpW6czhYA1Y6Qogn64VpcQEmDFTD5kCMdBGCDGHKr/s1600/capture-20150310-121633.png" height="216" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau di postingan sebelumnya saya berkisah tentang pindah kontrakan, kali ini saya pindah untuk kedua kalinya. Kali ini pindah rumah dunia maya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laman ini sudah aktif sejak 2010. Sebentar lagi bakal menginjak umur 5 tahun. Setengah dekade. Sebenarnya ini waktu yang relatif pendek untuk umur sebuah blog. Tapi saya merasa laman ini menyimpan banyak sekali tapal hidup saya. Begitu banyak kenangan di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi di umur kelima ini, saya memutuskan untuk pindah rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah baru itu jelas lebih enak. Banyak kemungkinan yang bisa dilakukan di sana. Saya bisa mendekor sesuka hati. Bisa mengatur ini dan itu dengan lebih mudah. Dan yang pasti lebih nyaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada alasan jelas kenapa saya pindah rumah. Hanya merasa sedikit jenuh dengan rumah lama. Ingin memiliki rumah baru yang segar untuk tulisan-tulisan saya. Tulisan lama tentu masih ada di web baru itu. Namun mohon maaf kalau ada beberapa --atau bahkan banyak-- tulisan yang susunan paragrafnya agak kacau. Mungkin imbas dari perpindahan dari Blogger ke Wordpress. Masalah ini sedang dicari solusinya oleh Mas Pry, IT Magician yang banyak membantu proses pindahan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi mari mampir ke rumah baru saya. Masih berantakan. Belum selesai sepenuhnya. Ada renovasi di sana sini. Ini semua demi tercapainya rumah ideal yang nyaman untuk saya, pun untuk anda sebagai tamu. Silahkan masuk dan lihat-lihat. Kudapan dan minuman masih seadanya. Maklum, masih repot beres-beres.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan ini, rumah baru saya sekarang beralamat di:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><a href="http://nuranwibisono.net/">nuranwibisono.net</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-33332158131485056842015-02-19T12:00:00.000+07:002015-02-19T12:00:00.047+07:00Pindah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsiS40lGctjOE6zNxY54C8dByCUhaCzbMUBF8ejjXb-HOK1d5SlrEvd0YQDyKWGR2VBj3ZVJ95tHIM95q_XWqyfG0GW4uIdipnA4ynpIzjpCbcnn2IUCORaZR96sx1CqVB60G7eVOf7_k3/s1600/Van_Gogh_-_Das_gelbe_Haus_(Vincents_Haus)2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsiS40lGctjOE6zNxY54C8dByCUhaCzbMUBF8ejjXb-HOK1d5SlrEvd0YQDyKWGR2VBj3ZVJ95tHIM95q_XWqyfG0GW4uIdipnA4ynpIzjpCbcnn2IUCORaZR96sx1CqVB60G7eVOf7_k3/s1600/Van_Gogh_-_Das_gelbe_Haus_(Vincents_Haus)2.jpeg" height="315" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The Yellow House, oleh Vincent Van Gogh</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Setelah
setahun tinggal di Rumah Susun Berlian Tebet, saya dan Rani akhirnya memutuskan
pindah. Ada banyak alasan kenapa kami harus pindah dari tempat yang menyenangkan
ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rusun
kami tak bisa dibayar bulanan. Ini cukup memberatkan bagi pasangan yang baru
menikah seperti kami. Kami mencari kontrakan yang bisa bulanan, atau setidaknya
dibayar per 6 bulan. Sayang, di Tebet sangat susah cari kontrakan yang bisa
dibayar bulanan, maupun setengah tahunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Lalu unit
yang kami tempati sudah banyak kerusakan. Sadarnya sih waktu musim hujan
datang. Kalau sudah deras, maka tembok akan dirembesi air hujan. Karena
rembesan itu, kami seringkali tak sadar. Tahu-tahu lantai sudah banjir. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Lalu
perihal rayap yang menggerogoti kusen jendela. Sewaktu tidur, tahu-tahu saja
kusen kami lepas dan kaca jatuh. Pecah berantakan. Ternyata ini tak menimpa
unit kami saja. Beberapa hari setelah kusen kami lepas, tetangga paling atas
juga mengalami hal yang sama. Suara kacah jatuh menarik perhatian banyak orang. </span><span style="font-family: Georgia, serif;">Akhirnya
dengan berbagai pertimbangan itu, kami memutuskan untuk pindah. Mulai lah saya
dan Rani mencari kontrakan. Tak mudah, memang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di
Jakarta, ada dua pilihan kontrakan. <o:p></o:p></span><span style="font-family: Georgia, serif;">Tinggal pilih yang mana.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">1. Lokasi
strategis dan hunian nyaman? Harganya pasti mahal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">2. Murah.
Lokasi jauh, dan seringkali tak manusiawi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Karena
tak mungkin membayar mahal untuk kontrakan, akhirnya kami memilih opsi nomer
dua. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Sebelumnya
kami sempat keliling Tebet. Kenapa harus lokasi ini? Karena Tebet lokasinya pas
sekali. Dekat ke kantor Rani atau pun saya. Karenanya, lokasi ini jadi pilihan
pertama kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sayang,
kami tak dapat kontrakan yang kami cari. Ada beberapa kontrakan yang bisa
bulanan, murah, tapi masuk gang sempit hanya cukup satu motor, dan tak mendapat
sinar matahari. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Daerah
Mampang, Kalibata, Jalan Bangka, hingga Cilandak sempat kami lirik. Tapi
akhirnya pilihan kami jatuh pada sebuah kontrakan di Jalan Mujair, di TB
Simatupang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rani yang
menemukan lokasi ini. Waktu itu saya sedang ada di luar kota. Rani yang melihat
kontrakan ini dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelah saya
sampai di Jakarta lalu melihat kontrakannya, saya juga setuju. Enaknya lagi,
kontrakan ini bisa dibayar bulanan. Bahkan, memang sistemnya bayar bulanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Setelah
menemukan lokasi ini, kerja berikutnya adalah yang paling berat dan akan saya benci seumur
hidup: pindahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya tak
sangka kalau barang kami berdua lumayan banyak. Buku, baju, lemari, peralatan dapur,
gitar, mesin cuci, kulkas, hingga rak buku. Plus, unit kami di Rumah Susun ada
di lantai 3. Ini artinya tiga kali kerja keras. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Untung
ada Arif Budiarto, kawan karib saya sejak SMP yang tinggal dekat kami. Ia
banyak membantu mengangkat dan menurunkan barang. Kalau tak ada Budi, mungkin
saya sudah mati kelelahan duluan. Akibat pindahan ini, tangan saya seperti
kram selama 4 hari. Luar biasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rumah
kontrakan baru kami cukup luas. Modelnya seperti kosan. Ada 8 unit kontrakan di
satu area. Tiap unit ukurannya sama. Satu kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan
kamar mandi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tak
seperti di Tebet yang selalu ramai, daerah kontrakan kami cukup tenang. Tak
banyak penjual makanan. Tak banyak lalu lintas. Kalah jauh kalau dibandingkan dengan di Tebet yang nyaris tak pernah sepi. Namun
ini artinya hidup jadi lebih tenang. Karena banyak pohon besar, kalau pagi, ada
banyak burung gereja yang mampir dekat rumah. Nikmat sekali bung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Namun setelah
beberapa hari naik motor ke kantor, kami baru sadar satu hal: TB Simatupang itu
jauh!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Biasanya,
dari Tebet ke kantor Rani hanya makan waktu 10-15 menit saja. Kalau tak macet
malah bisa cuma 5 menit. Ke kantor saya pun cuma 15 menit. Sekarang, kami butuh
40-50 menit ke kantor Rani. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kerak inti neraka
dunianya ada di Mampang Prapatan. Dulu sewaktu saya belum jadi <i>Homo Jakartaensis</i>,
Andrey Gromico, kawan baik saya, pernah ngomong sesuatu saat terjebak kemacetan
di Mampang.</span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Mampang
iki ncen neroko. Asu tenan."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beberapa
tahun kemudian, saya merasakan kemacetan yang sama. Juga memaki hal yang sama.
Tapi mau gimana lagi, ya harus dinikmati. Ini adalah konsekuensi tinggal di rumah yang jauh dari tempat kerja. Di Jakarta pula.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi
penderitaan saya menghadapi pindahan dan konsekuensinya ini tentu tak ada apa-apanya dibandingkan
dengan masalah pindahan Pak Natahendra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beliau
adalah penduduk Desa Cipaku, Sumedang, yang saya temui sewaktu tugas liputan ke
Sumedang beberapa waktu lalu. Bagi yang belum tahu, Cipaku adalah salah satu desa yang akan
ditenggelamkan untuk proyek waduk Jatigede. Selain Pak Hendra, ada 700 lebih kepala keluarga yang akan dipindah dari desa itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Proyek
ini sebenarnya sudah dimulai sejak 1963. Kala itu Soekarno yang punya ide.
Sempat mangkrak selama belasan tahun, Soeharto akhirnya memulai pembebasan
lahan di Desa Cipaku pada tahun 1982. Tahun 1983, lahan mulai diukur. Setahun
setelahnya, pembayaran dimulai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Masalahnya,
pengukuran dan pemberian harga sama sekali tak melibatkan warga. Waktu itu,
tahun 1984, pemerintah membeli sawah warga seharga Rp 8 ribu per tumbak (14
meter persegi). Alias cuma Rp 500 rupiah lebih sedikit untuk tiap meter persegi
sawah produktif. Padahal waktu itu harga pasaran sawah mencapai Rp 20 ribu,
hingga Rp 30 ribu per tumbak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Belum
lagi salah kelas. Sawah produktif, yang harusnya harganya lebih mahal, acap
dimasukkan ke kelas tanah darat, yang jauh lebih murah karena berupa lahan tak
produktif atau hutan belantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Penduduk
yang melawan atau protes, langsung saja digelandang ke markas Komando Distrik
Militer. Bukan disuruh makan combro, tapi dihajar habis-habisan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ada
Pak Rahmad, dihajar sampai tangan dan kakinya patah. Ia lumpuh seumur hidup.
Beberapa ada yang tuli karena telinganya dipukuli," kata Pak Hendra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Toh
proyek pembangunan waduk Jatigede ini mangkrak lagi hingga puluhan tahun
kemudian. Beberapa penduduk yang sudah terlanjur pindah, kembali lagi ke
Cipaku. Namun, tahun itu juga, Bupati Sumedang memerintahkan tak boleh ada
pembangunan apapun di Desa Cipaku. Tidak jalan beraspal, tidak pula listrik.
Desa yang seperti lukisan mooi indie ini baru dialiri listrik pada tahun 2000.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pembangunan
waduk ini dilanjutkan lagi di era Susilo. Lalu Presiden Jokowi baru saja
menandatangani Peraturan Presiden soal waduk Jatigede ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Menteri
Pekerjaan Umum bilang waduk Jatigede yang menelan biaya hampir Rp 6 triliun ini
sudah siap 99 persen. Sisa 1 persennya? Ya persoalan sosial warga yang enggan
pindah. Kenapa harus pindah, kalau mereka merasa dirampok oleh pemerintah sendiri?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Selain
persoalan ganti rugi yang belum menemui titik temu, para penduduk Cipaku juga
menuntut pemerintah merelokasi mereka dan memberikan konsep pengembangan
ekonomi. Mayoritas penduduk Desa Cipaku bekerja sebagai petani. Kalau pindah,
mereka akan kerja apa? Nah, penduduk Cipaku inginnya pemerintah punya kejelasan
soal ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sayang,
Peraturan Presiden yang diteken Jokowi sama sekali tak mengatur pengembangan
ekonomi masyarakat setelah dipindah nanti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pun,
rumah yang disiapkan untuk penduduk Cipaku ini jauh dari kata layak. Kata
Hendra, selain sempit, bahan bangunannya juga berkualitas buruk. Kusen
jendelanya, misalkan, dibuat dari kayu mangga yang masih basah. Sama sekali tak
pantas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Orang
desa ini, bahkan kalau mindah sapi pun selalu disiapkan dengan baik. Nanti
kandangnya di mana, sumber makanan dari mana, bagaimana membuang kotorannya.
Setelah semua siap, baru sapi dipindah. Lha, ini pemerintah mau mindah manusia
lho. Kok kesannya serampangan," kata Hendra kesal.</span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya jadi ingat adegan di film <i>Better Call Saul</i>. Ketika </span><span style="font-family: Georgia, serif;"> Michael "Mike" Ehrmantraut berkata pada James Mc Gill. "It's human nature to want to stay close to home. Nobody wants to leave home." Sudah naluri manusia untuk ingin berada dekat rumah. Tak ada seorang pun yang ingin meninggalkan rumah.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Menyaksikan
polemik relokasi warga ini, pindahan kontrakan saya jadi terasa begitu sepele.
[]</span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-77172927307850582792015-02-18T13:07:00.002+07:002015-02-18T13:12:13.025+07:00Kunci <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCz654IbQkK0jxsxzWDBW9Ci4x6Pb6nMwlN-NZCMsliDGLic-WBEZNpleXdGXEjdvT6fdqkcNZvz12MeNn-HTocbdpBCyfCqUffeEp69JAhpViRFdtyoBZF2gjpnc-OgH_i3SitxgACBCA/s1600/rainy-day-cafe-sue-birkenshaw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCz654IbQkK0jxsxzWDBW9Ci4x6Pb6nMwlN-NZCMsliDGLic-WBEZNpleXdGXEjdvT6fdqkcNZvz12MeNn-HTocbdpBCyfCqUffeEp69JAhpViRFdtyoBZF2gjpnc-OgH_i3SitxgACBCA/s1600/rainy-day-cafe-sue-birkenshaw.jpg" height="308" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rainy Day Cafe Oleh Sue Birkenshaw</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Hujan
baru saja usai, di sebuah malam nan dingin di kota yang tak perlu disebut
namanya. Tokoh Kita punya janji dengan kekasihnya. Sebuah kafe disepakati
sebagai tempat bertemu. Mereka tidak bareng. Sang Tokoh Kita yang punya senyum
cemerlang, mengingatkan khalayak pada Rizal Ramli muda, membawa motor sendiri
dari bilik kosnya. Begitu pula kekasihnya yang membawa motor dari tempat
tinggalnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Hubungan
mereka sedang memburuk belakangan ini. Frekuensi pertengkaran meningkat. Sang Tokoh Kesayangan Kita berharap pertemuan ini bisa menjadi titik penting
untuk memperbaiki hubungan dengan sang kekasih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sayangnya begitu berserobok, dengan beberapa argumen yang bisa dianggap sebagai omong kosong
tingkat tinggi, si kekasih malah minta putus. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Sang
tokoh terhenyak. Bingung mau bereaksi apa. Ia impulsif. Dengan cepat bangkit
dari tempat duduk. Menyambar kunci motor, meninggalkan selembar uang biru di
meja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Untuk
kopi dan hidangan yang kita pesan."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Meski
kalut, ia sama sekali tidak membuang sikap <i>gentleman</i>-nya. Sang gadis cuma bisa
terdiam sembari menatap nanar selembar uang di meja. <i>Kurang mas</i>, begitu
batinnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tokoh
kita yang berkacamata, menandakan hobi baca, keluar kafe. Langkahnya gontai.
Saat ia menghidupkan motor, hujan kembali turun. Sang tokoh kita menyetir motor
dengan masygul. Baru beberapa ratus meter meninggalkan kafe, suara dering telepon seluler menerabas dari saku celananya. Semula ia biarkan saja. Tapi panggilan itu terus berulang. Membuatnya tak tenang. Tapi sekaligus membikinnya senang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pasti ada
yang minta balikan. Harga dirinya membuncah. Hidungnya kembang kempis. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Insting
pejantannya melarang untuk mengangkat panggilan itu. Biarlah ia yang memohon
dan merasa kehilangan, pikirnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Maka ia
biarkan telepon mati. Berdering lagi. Lalu mati lagi. Hingga akhirnya ia tak
tahan juga. Detik itu, ia membuat keputusan: kalau si kekasih ingin minta
balikan, ia akan menyanggupi. Lagipula ia masih sangat mencintainya. Ia meminggirkan motor dan mengangkat panggilan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ada
apa, Dek?" sapanya, tenang dan hangat. Seperti angin musim panas di
Hokkaido yang turun perlahan dari lereng gunung Fuji.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Anu
mas, kunci motorku kebawa sampean."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sang
tokoh kesayangan kita, dengan muka masam menutup panggilan sialan itu, lantas memutar motor. Kalian sudah tahu
kemana ia pergi. []<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><span style="font-size: x-small;"><i>Post-scriptum:
Cerita yang sekilas tak bisa dipercaya ini saya ceritakan ulang dari legenda
pemuda penyayang, yang awalnya diceritakan secara oral oleh Pamanda Yusi Avianto Pareanom.</i></span><o:p></o:p></span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-45665999773028150272015-02-17T19:14:00.002+07:002015-02-18T12:50:58.410+07:00Bahagia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9s5xgAr8Oqj0QWZ8tBE2Ybi3XWgumE0mmduAIsJ-c03Fz4xNYhmARGWzPsKzgsO8yv_qencNujvSEmNqIM0la_d3yvXlnnqFKK0s5WRzro5eHNOpSNqLefedaLChKYbwDVRKgz6UesKsA/s1600/Chicken-Coop-by-Architecture-Research-Office_dezeen_468_6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9s5xgAr8Oqj0QWZ8tBE2Ybi3XWgumE0mmduAIsJ-c03Fz4xNYhmARGWzPsKzgsO8yv_qencNujvSEmNqIM0la_d3yvXlnnqFKK0s5WRzro5eHNOpSNqLefedaLChKYbwDVRKgz6UesKsA/s1600/Chicken-Coop-by-Architecture-Research-Office_dezeen_468_6.jpg" height="400" width="258" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar dari situs Dezeen</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Percaya
atau tidak, hewan ternak yang bahagia cenderung punya rasa daging yang lebih
enak. Sapi Kobe dikenal sebagai salah satu daging terbaik di dunia.
Pakannya rumput kelas tinggi. Mereka bahkan rutin dipijat. Kalau itu belum cukup,
mereka juga diberi minum bir kualitas yahud. Hasilnya? Daging yang lembut dan konon lumer di lidah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tentu hal ini bisa dijadikan perdebatan, apakah mereka benar-benar bahagia? Bagaimana mereka bisa bahagia kalau tak lama lagi akan disembelih dan
menjadi pengisi perut para karnivora? Tapi biarkan saja perdebatan itu, dan anggap saja mereka bahagia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tahun
2003, para peneliti dari Penn State University, punya gawean <i>selo</i>. Mereka
meneliti para ayam dengan kandang yang nyaman, juga ayam yang dibiarkan bebas
berkeliaran di pekarangan. Hasil penelitiannya: telur ayam yang dihasilkan
mengandung zat Omega 3 lebih tinggi. Juga lebih kaya vitamin A dan E.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mungkin
berangkat dari penelitian-yang-sekilas-tampak-selo-tapi-penting ini, para
arsitek mulai dilibatkan untuk membangun kandang hewan ternak. Kenapa kandang? Karena rumah yang nyaman adalah salah satu pemasok kebahagiaan. Makanya ada istilah <i>sandang, pangan, papan </i>sebagai kebutuhan utama kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Proyek kandang tidak
main-main. Riset dilakukan dengan serius. Bentuknya pun tak kalah dengan proyek
arsitektur yang dibuat untuk manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Arsitek
asal Swedia, Torsten Ottesjö, misalkan. Membuat kandang ayam berbentuk sayap
ayam. Ini penuh makna filosofis. Diharapkan, kandang ini bisa berlaku sebagai
sayap induk yang selalu melindungi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tak
kurang, Torsten membuat desain kandang ayam ini dengan sangat detail. Ia mengatur jarak antar kayu, supaya ayam tetap mendapat pasokan cahaya
alami yang cukup. Kalau masih merasa kurang atas keseriusannya, bayangkan:
kandang ini dibangun di atas bebatuan pantai barat Swedia. Langsung menghadap
ke laut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bahkan
mungkin seumur hidup, saya tak akan mampu membangun rumah di daerah itu. Mahal <i>jeh</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Proyek
kandang ayam juga dikerjakan oleh arsitek asal Belanda, Frederik Roije. Ia
membuat desain kandang yang diberi nama Breed and Retreat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Desain
ini ia pamerkan dengan bangga di Galeri Ventura Lambrate di pagelaran Milan
Design Week 2010. Kala banyak arsitek memamerkan desain rumah mewah, atau gedung dengan desain yang rumit, meneer Belanda ini dengan bangga memamerkan kandang ayam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tak sekedar bangunan biasa, kandang ayam buatannya mengandung makna filosofis. Ia mengharapkan kandang ayam ini bisa mengingatkan kita untuk
'menghormati' ayam yang sudah berjasa memasok protein bagi umat manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Kandang
ini untuk menghilangkan keasingan dari asal usul kita. Menghormati alam itu
sangat perlu. Dengan mendesain tempat yang istimewa, ini artinya memberi ruang
bagi alam, bahkan di masyarakat urban sekalipun," katanya. Filosofis bukan?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Baru-baru
ini, biro arsitek terkenal asal New York, Architecture Research Office (ARO)
membuat kandang ayam yang memadukan lempengan logam dan kayu. Lagi-lagi, desain
dan detailnya pun dibuat dengan serius. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Lantainya
saja, selain dilapisi jerami, tanah, dan serbuk kayu, juga diberi penghangat di lapisan terbawahnya. Ini untuk menjaga ayam tetap hangat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sebelum
mendesain kandang yang cukup bagi 8 ekor ayam indukan untuk berkejaran ini, ARO
sampai merasa perlu melakukan riset dan kebiasaan ayam. Ini dilakukan untuk
mendapatkan data semisal berapa luas ideal ruang yang diperlukan ayam, bagaimana
panas yang baik, atau seperti apa ventilasi yang dibutuhkan ayam agar bisa
berkembang dan bereproduksi dengan baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Kami
mengawasi segalanya, dari ukuran kandang yang cocok untuk ukuran ayam, lokasi
kotak untuk telur ayam, dan akses untuk memanen telurnya," kata Stephen
Cassell, arsitek kandang ini sekaligus salah satu pendiri ARO.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kandang
ayam ini dibuat dari papan kayu, yang membentuk cembungan seperti busur. Penutup
dinding dibuat dari kayu cedar. Sirapnya terbuat dari alumunium, dengan ujung
yang ditekuk. Selain memberi ruang untuk masuknya cahaya, tekukan ini
menghasilkan bayangan yang indah saat kandang diterpa sinar matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kandang
ini punya dua pintu di ujung. Satu untuk ayam, dan satu lagi untuk manusia. Di
dalam kandang, tiap sisi dinding diisi oleh delapan kotak tempat ayam bertelur
dan mengeram. Selain itu, ada beberapa tiang untuk tempat menclok si ayam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Selama
masa pembuatan dan riset, tim ARO juga mengindentifikasi enam jenis predator
yang bisa membahayakan ayam dan juga telurnya. Mulai dari musang, hingga burung
pemangsa. Tim ARO lantas membuat pondasi dari beton, supaya pemangsa tidak bisa
menggali tanah untuk masuk dalam kandang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Segitu
perhatiannya. Mengharukan sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kandang
ayam ternak seperti ini seolah menyindir dan memukul telak peternakan ayam
industrial yang mengorbankan kenyamanan ayam demi untung yang lebih besar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dalam
film dokumenter <i>Food, Inc.</i> kita bisa menyaksikan betapa kejam peternakan ayam
industrial itu. Kandang besar, namun menampung ayam dalam jumlah yang
berlebihan. Ayam berdesakan, banyak yang mati karena kekurangan nafas. Para
peternak yang menjual ayam mereka untuk restoran waralaba ini juga menutup
celah untuk masuknya cahaya. Konon, ini cara cepat untuk menggemukkan ayam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Namun
hasilnya bisa kita rasakan sama-sama. Daging ayam yang kita makan di restoran waralaba
internasional itu memang tebal. Namun sonder rasa, meskipun konon
sudah dibumbui dengan "resep rahasia turun temurun". <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bisa jadi
ini karena hidup ayam itu sama sekali tak bahagia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kandang
yang dibuat oleh beberapa arsitek di atas itu seharusnya membuat kita sadar, hewan ternak tak jauh beda dengan manusia:
sama-sama membutuhkan rumah yang nyaman. []<o:p></o:p></span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-21875940423362411692015-02-16T19:26:00.001+07:002015-02-16T19:39:01.890+07:00Kereta Menuju Antah Berantah di Siberia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4D0lfO5pGHzKnBL2Z9wmM_J9hNrHwpM94C2Hx8bxiIryU_8Hm68Vrq8lgwyNIMSxQvz0assmkTkuU2_ivOHdpkju02pQpJA974tdn5JvrMxay9tOAjQutj6xNZmo00e1Gwrr1qqnc1-L/s1600/p01psclr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4D0lfO5pGHzKnBL2Z9wmM_J9hNrHwpM94C2Hx8bxiIryU_8Hm68Vrq8lgwyNIMSxQvz0assmkTkuU2_ivOHdpkju02pQpJA974tdn5JvrMxay9tOAjQutj6xNZmo00e1Gwrr1qqnc1-L/s1600/p01psclr.jpg" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Stasiun Kereta Severobaikalsk (Getty Images)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i>Dibangun di sebuah daratan-tak-bersahabat dengan musim dingin yang ekstrim, jalur Baikal-Amur Mainline sepanjang 3.140 kilometer dengan hebat membuka jalan di beberapa daerah Rusia yang kurang diakses.</i><br />
<br />
<b>Oleh: Anna Kaminski</b><br />
<br />
Aku terbangun saat kereta yang bergerak lambat dan membuat <i>ngantuk</i>, tiba-tiba tersendat dengan kasar. Aku sedang berada di sebuah daerah entah apa namanya, di Baikal-Amur Mainline (BAM), jalur kereta api sepanjang 3.140 kilometer yang berada di Siberia bagian utara. Aku sedang menuju barat, pulang menuju rumah.<br />
<br />
Jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, dan para penumpang lain di <i>platzkartny</i>, alias kereta kelas tiga, juga mulai bangun. Ada dua penumpang baru di kompartemen tidur, yang naik di tengah malam, dari sebuah tempat di barat Komsomolsk-on-Amur. Andrei, yang mirip George Clooney ala Rusia, baru tuntas menenggak sekaleng bir Baltica ukuran satu liter, dan ia sedang menuju utara, di luar kota Neryungri, untuk bekerja di sebuah tambang.<br />
<br />
Yura kembali ke Tynda, kampung halamannya, karena bekas tempat kerjanya --sebuah tambang di dekat Khabarovsk menunggak gajinya selama empat bulan. "Beberapa orang teman menghubungiku, katanya ada pekerjaan di kampung," katanya.<br />
<br />
BAM berawal pada dekade 1930-an, sebagai proyek besar nan ambisius, yang akan membuka jalan di areal-areal Rusia yang kurang terjamah, memudahkan akses ke tambang-tambang mineral di Siberia, sekaligus mendukung migrasi ke daerah itu.<br />
<br />
Berada sejajar dengan jalur rel Trans Siberian --dari persimpangan Tayshet di barat, hingga Sovetskaya Gavan di pantai Pasifik-- salah satu tujuan BAM adalah mengalihkan lalu lintas kereta Trans Siberian yang terlampau sibuk. Tapi meskipun menelan biaya miliaran rubel --dan konstruksinya belum jua rampung hingga 1991-- jalur Baikal-Amur Mainline masih kurang terpakai.<br />
<br />
Tidak seperti kota-kota sibuk di jalur Trans-Siberian, yang mengalami perubahan drastis selama beberapa tahun terakhir karena meningkatnya lalu lintas kereta dan datangnya para pelancong asing, kota-kota di sepanjang jalur BAM masih merupakan bagian dari daerah yang terlupakan. Arsitektur warisan era Soviet pun masih tak berubah.<br />
<br />
Jalur BAM hanya berjarak 400 kilometer di utara jalur Trans-Siberian, tapi perbedaannya begitu mencolok: penumpang BAM cenderung didominasi oleh orang lokal dan miskin --dan dengan pengecualian di daerah Severobaikalsk (tempat naiknya penumpang dari Danau Baikal), sangat sedikit orang asing yang menaiki kereta BAM.<br />
<br />
"Kamu sudah pernah coba makan kaviar?" tanya Valera, seorang pria blonde dengan bekas luka di pipi. Dia sedang menuju tempat kerjanya, tambang emas di utara Tynda, dan saudara perempuannya membekalinya satu kaleng kaviar. Kami memakan kaviar itu dengan sendok besar, lalu membanjurnya dengan teh hitam yang panas dan legit.<br />
<br />
Tanya, seorang perempuan berumur 21 tahun dari desa Fevralskoye, yang terletak di antara Komsomolsk-on-Amur dan Tynda, menolak halus Andrei yang sedang mabuk dan sibuk menggodanya.<br />
<br />
Semua orang ingin tahu bagaimana kehidupan di kampung halamanku, Britania Raya. Berapa biaya sewa apartemen satu kamar? Berapa harga sekerat roti? Bagaimana cuacanya? Mereka tertawa sewaktu aku bilang kalau, selama berpuluh tahun, cuaca paling dingin di Britania Raya adalah -12 celcius. Yura bilang kalau sedang musim dingin, suhu di Tynda mencapai -47 celcius.<br />
<br />
Saat Yura sekeluarga pindah ke Khabarvosk, di mana cuacanya tak pernah lebih dari minum -30 celcius, anak lelakinya bertanya, "Ayah, kapan musim dingin datang?"<br />
<br />
Di luar, pemandangan hutan yang rapat seperti tidak akan berakhir. Kami berhenti di kampung kecil bernama Etryken, salah satu perkampungan yang dibangun untuk melayani lalu lalang kereta barang. Tapi keinginan itu tak pernah terwujud, meski jalur ini begitu kaya akan potensi tambang. Sejumlah proyek pertambangan yang direncanakan pada masa senjakala Uni Soviet, tak pernah terwujud. Hal itu mengubah perkampungan menjadi kota hantu, karena generasi muda di sana bermigrasi ke kota-kota lain untuk mencari kerja.<br />
<br />
Menjelang malam, Aku ngobrol dengan Nikita, yang berasal dari Khabarovsk. Meski berhasil lulus kuliah, dia tetap mencari kerja di tambang guna menghidupi keluarganya. "Keinginanku cuma ingin hidup dan kerja dengan bermartabat, menghasilkan uang yang cukup untuk membesarkan anakku, sesekali pergi berlibur, dan hidup tenang karena pekerjaanku stabil," ujarnya. Dia menambahkan kalau dia lelah melihat korupsi, birokrasi, ketidaksopanan, dan kurangnya patriotisme. "Semua orang mengambil untuk diri mereka sendiri. Rusia terbagi menjadi 'golongan-golongan', dan jika kamu bukan bagian dari mereka, maka sulit untuk mendapat apapun."<br />
<br />
Keesokan paginya, kami turun di Tynda, ibukota tidak resmi BAM, sekitar 7.000 kilometer di timur Moskow. Stasiunnya diselimuti banyak poster tua nan pudar berukuran besar, yang merayakan ulang tahun ke 35 stasiun itu, pada tahun 2009 silam: "Jalan ini dibangun dengan cinta." Jalur kereta ini adalah kejayaan umat manusia atas alam, dibangun di daratan yang tak bersahabat, dingin bukan kepalang kala musim dingin datang, dan langit musim panas selalu dipenuhi komplotan nyamuk.<br />
<br />
Tapi para anggota idealis Komsomol (Liga Komunis Muda) yang dianggap berjasa menyelesaikan BAM, sebenarnya hanya tinggal menyelesaikan bagian akhir saja; sebelumnya, di antara tahun 1930-an hingga 1950-an, jalur kereta api ini dibangun dengan darah dan air mata setidaknya setengah juta orang, termasuk para tahanan di gulag dan tahanan perang dari Jepang.<br />
<br />
Meski telah berusaha keras, aku tak bisa menemukan daya tarik utama di Tynda: patung pekerja BAM, digambarkan sebagai seorang lelaki berotot yang memegang godam. Ini adalah monumen yang paling terkenal di BAM, sebagai simbol usaha keras membangun jalur kereta api dan seharusnya juga menjadi contoh spektakuler tentang gagrak realisme sosial. Aku berjalan di sepanjang jalan utama, melewati patung palu arit, Hotel Yunost –tempat tinggal penulis perjalanan Dervla Murphy saat menyelesaikan buku <i>Through Siberia By Accident</i>-- beberapa blok apartemen <i>identikit</i>, dan beberapa gerai <i>shashlik </i>(daging tusuk, mirip kebab). Malah, secara tak sengaja aku mendapati Museum Sejarah BAM, yang terletak di samping replika barak para pekerja BAM di masa pembangunan jalur kereta api.<br />
<br />
Anna Nikolayevna, seorang kurator paruh baya, dengan bangga mengajakku berkeliling dan menunjukkan koleksi kebanggaan museum, termasuk artefak <i>Evenki </i>(sebutan untuk penggembala rusa kutub yang berpakaian mirip <i>shaman</i>, dan mengenakan sepatu berbulu); telepon era 1980-an yang digunakan sebagai alat komunikasi antar kota BAM; dan foto para pekerja rel yang sudah mulai buram. Dengan was-was, ia berbisik, memberi tahu kalau patung pekerja BAM sudah dipindah di tengah malam, beberapa tahun lalu. Tidak ada yang tahu patung itu dipindah ke mana.<br />
<br />
Saat kembali naik kereta menuju Severobaikalsk, kontur bumi menjelma pegunungan, dan kami melewati hutan lebat yang dialiri sungai-sungai lebar dan gletser. Halimun turun perlahan menutupi lereng pegunungan yang terjal. Tetanggaku kali ini adalah Galya, pensiunan induk semang yang pindah dari Pegunungan Urals ke Siberia di 1970-an untuk bekerja sebagai relawan liga komunis muda di BAM, tergoda oleh bayaran tiga kali lipat; lalu ada Valera dan Nastya, pasangan pramuwisma kereta api yang sedang cuti. Galya memberitahuku kalau kehidupan di era komunis "seperti di surga", dan dia bisa menabung guna membeli apartemen untuk dia dan anak-anaknya. Dia memberiku sosis dan tomat yang ditanam di lahannya sendiri, menolak menerima apapun sebagai timbal baliknya.<br />
<br />
Valera balik dari tongkrongannya di gerbong lain, mabuk dan bersimbah darah. Dia minum terlalu banyak vodka, kehilangan telepon selulernya dan menuduh teman minumnya mencuri ponselnya. "Kasian Nastya, dia pasti menderita punya suami seperti itu," kataku. Galya tak setuju: "Mereka cocok satu sama lain; Nastya meninggalkan suaminya untuk bersama dengannya." Lalu, dengan gaya orang tua Rusia yang sok akrab berlebihan, Galya menceramahiku kalau perempuan seumurku seharusnya sudah punya anak. Aku lega saat sampai di Severobaikalsk dan berpisah dengannya.<br />
<br />
Jika Galya menjadi perlambang keteraturan dan kekakuan ala Soviet kuno, lantas Anya, yang juga turun di Severobaikalsk, adalah yang terbaik dari generasi baru Rusia. Mengabdikan diri pada konservasi, dia adalah anggota Great Baikal Trail, sebuah lembaga nirlaba yang punya visi mengenalkan ekowisata di area Baikal. Setiap musim panas, relawan lokal dan luar negeri berkumpul di Danau Baikal, danau tertua, terdalam, dan terbesar di dunia, untuk membuat dan meletakkan papan penunjuk arah, juga memperbaiki jalur pendakian yang menyusuri danau. Jennifer dan Joy, sukarelawan Amerika yang menemani Anya, berasal dari area dekat Danau Tahoe di California, merupakan bagian dari pertukaran pelajar antara Rusia dan Amerika Serikat, yang belajar tentang konservasi dan ekologi.<br />
<br />
Sebelum kembali ke BAM dan menuju Rusia Barat, aku mengucapkan salam perpisahan ke Danau Baikal. Malam itu dingin dan hujan sedang turun, dan kami berempat berendam di pemandian air panas Goudzhekit --firdaus bagi para pelancong yang belum mandi selama berbulan-bulan. Aku mengapung dengan ringisan bodoh di wajahku. "Di musim dingin, saat suhu mencapai minus 40 celcius, rasanya bahkan jauh lebih baik," kata Anya sembari tersenyum. []<br />
<br />
Post-scriptum: diterjemahkan dengan kasual dari artikel "A Train to Nowhere in Siberia" oleh Anna Kaminski. Artikel aslinya dimuat di situs BBC, bisa dibaca di: <a href="http://www.bbc.com/travel/story/20140113-russias-rails-less-travelled">http://www.bbc.com/travel/story/20140113-russias-rails-less-travelled</a></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-53969025461057475972015-02-05T11:28:00.000+07:002015-02-05T12:58:36.098+07:00Tentang Bagaimana Merusak Hari dan Membuatnya Indah Lagi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rusaknya
hari yang indah bisa terjadi dengan mudah dan tiba-tiba.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pagi tadi
cuaca mendung, tapi tidak hujan. Menyenangkan. Terik tidak, hujan pun tidak.
Suasana sepoi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Menjelang
siang, seperti biasa, perut keroncongan. Niatnya mau pergi ke warung langganan
di Cikini IV. Bagi yang belum tahu, di sana ada warung pinggir langganan saya.
Saya sebut warung pinggir, bukan warteg, karena memang ini warung di pinggir
jalan. Bukan bangunan permanen. Hanya ada terpal berwarna biru tua, beberapa meja yang sudah dilapisi alas, serta tiga kursi
panjang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Meski warungnya tampak sederhana, masakan empunya begitu dahsyat. Pertama kali dikasih tahu Putra tentang warung ini, saya
sudah jatuh cinta dengan masakannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pemiliknya, sekaligus juru masak, adalah seorang ibu paruh baya asal Jawa Timur. Masakannya pun tak lepas
dari gagrak Jawa Timuran. Nasi pecelnya pedas, namun tak galak-galak amat. Bisa diterima oleh orang-orang Jakarta yang sepertinya lebih suka pecel yang sedikit manis.</span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rawonnya, hitam pekat seperti malam tanpa cahaya. Dengan potongan daging dan kecambah yang <i>generous</i>. Rawon dan pecelnya selalu jadi rekomendasi saya kalau ada orang yang bertanya mana rawon dan pecel yang Jawa Timuran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di luar
menu andalan itu, si Ibu jual banyak makanan ala rumahan. Mulai rempela ati
masak kecap, tongkol bumbu merah, tempe orek, telur dadar, sampai oseng usus. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 200%;">Nah,
makanan yang disebut terakhir ini yang bikin saya penasaran. Terakhir saya makan di
warung tanpa nama ini, seorang pengendara motor datang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ususnya
masih ada? Bungkus dong, gak usah pake nasi."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bagi
saya, lauk yang membuat orang rela membungkus tanpa nasi, berarti lauk itu spesial.
Titik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Karena
itu, menjelang berangkat ke warung siang tadi, bayangan nasi putih yang hangat mengepul,
oseng usus, dan telur dadar penuh cacahan bawang daun, membayang di pikiran. Maka
berangkatlah saya dengan semangat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sampai di
sana, saya kaget. Bangunan semi permanen itu sudah tak ada. Di kursi panjang,
saya lihat si Ibu duduk-duduk santai. Ada mendung di wajahnya. Melihat saya
datang, ia senyum. Pahit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Libur
dulu mas. Lagi ada pembersihan."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Waduh,
sudah mulai kapan Bu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ya
sudah semingguan lah."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Katanya
mereka berjualan lagi menunggu suasana aman dulu. Ini membuat suasana semakin terasa menyedihkan.
"Menunggu suasana aman" ini seperti menunggu Godot. Bisa besok. Bisa
lusa. Bisa seminggu lagi. Bisa setahun lagi. Siapa yang tahu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
memutar haluan dengan perasaan kecewa. Juga sedih. Seminggu mereka libur
jualan, mereka makan apa? Sepertinya terpaksa membongkar tabungan. Uang
simpanan mereka cukup untuk berapa hari? Membayangkan peristiwa ini, membuat
hari yang sebelumnya menyenangkan, jadi rusak berantakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Iya,
sesederhana itu cara merusak sebuah hari yang indah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di tengah
jalan, saya ingat ada sebuah warung Tegal yang lokasinya di pengkolan Jalan
Probolinggo. Warungnya berada di bangunan yang semi permanen, cuma kondisinya
lebih baik. Lantainya disemen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
memutuskan untuk mampir ke sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Laiknya
warung Tegal kebanyakan, lauknya beragam. Sejenak melongok, saya melihat opor ayam, telur dadar, telur balado, rempela hati masak kecap, tempe dan tahu goreng, juga beraneka sayuran. Mulai sayur toge, urap, bayam, oseng kacang panjang, hingga sayur labu</span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"> Tapi satu yang membuat saya tertarik.
Ikan dalam genangan kuah berwarna kuning pucat, bersantan, dengan lingkaran
minyak, plus irisan cabai yang mengambang. Lengkap dengan potongan petai yang hijau menggoda. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ini
apa bu?" tanya saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ikan
asap."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dengan
kompulsif, saya menunjuk lauk itu. Untuk teman baiknya, saya pilih sayur labu.
Suapan pertama, jreng! Saya terkejut. Rasa ikan asap yang dibanjur kuah
bersantan ini melampaui ekspektasi saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ini ikan
asap --saya menduga ini ikan pe-- dengan kuah mangut ala Pantura. Pedasnya
tegas. Bisa bikin berkeringat, tapi juga menambah nafsu makan. Tak perlu waktu
lama bagi saya untuk menandaskan sepiring nasi dengan ikan asap dan sayur labu
itu. Saat membayar, saya tersenyum senang. Total kerusakan cuma Rp 10 ribu.
Sepertinya saya akan sering ke sini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dan,
sesederhana ini pula, cara mengembalikan hari yang terlampau rusak, menjadi
hari yang kembali menyenangkan. []</span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-40712145443403444982015-02-03T11:33:00.001+07:002015-02-03T11:44:49.139+07:00Gang Pinggir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5f6utevvj3j7yiTvTi0vDziK2jKgYUMXjWxBN6l66drX-gJi4CqB8Vz8ZHZWTTf-I7eCSvlTWbW8dUiA6CPg_m_zCdG3EZ9Ifxfjq-m6GhjDEWB1LrB84cPQcyvnPQOfIKN23OzgtCfic/s1600/PhotoGrid_1422937886881.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5f6utevvj3j7yiTvTi0vDziK2jKgYUMXjWxBN6l66drX-gJi4CqB8Vz8ZHZWTTf-I7eCSvlTWbW8dUiA6CPg_m_zCdG3EZ9Ifxfjq-m6GhjDEWB1LrB84cPQcyvnPQOfIKN23OzgtCfic/s1600/PhotoGrid_1422937886881.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><i>(Esai oleh Bondan Winarno)</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Minggu
kemarin, Ibu tercinta telah meninggalkan kami semua --anak-anak dan cucu-cucu
yang menyayanginya. Saya punya banyak alasan untuk bersedih. Tetapi, saya
memutuskan untuk tidak larut dalam duka. Terlalu banyak hal-hal tentang ibu
yang dapat saya kenang dengan manis. Ibu adalah orang yang memperkenalkan saya
kepada dapur. Dari Ibu, saya menaruh apresiasi yang tinggi terhadap makanan.
Seperti jamaknya orang Jawa Timur, Ibu sangat piawai dalam hal masak-memasak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ketika
saya ditelpon Mbakyu yang mengatakan bahwa Ibu mulai enggan makan, reaksi saya
sangat sederhana dan polos. Saya segera terbang ke Semarang. Dari bandara, saya
langsung naik taksi ke Gang Pinggir. Masih terlalu pagi, dan restoran-restoran
masih tutup. Tetapi, pemiliknya bersedia memasakkan sup asparagus kepiting dan
mi goreng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ternyata
makanan kegemaran itu tidak sempat disentuh Ibu. Ia pergi hanya beberapa saat
setelah saya tiba di rumah. Malam harinya, setelah kami mengantar ibu ke
peristirahatan terakhir, makanan itu kami panaskan dan kami makan ramai-ramai
sambil mengenang Ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ketika
Ayah dulu masih hidup, Ayah dan Ibu punya restoran favorit di Gang Pinggir,
Semarang. Nama restoran itu Ki Twan Kie. Seingat saya, dulu hanya ada tiga
restoran terkenal di sana, yaitu Ki Twan Kie, Bien Lok, dan Phien Tjwan Hiang.
Ki Twan Kie sudah lama tutup gerai. Bien Lok sempat berganti nama menjadi Boga
Loka, sebelum kemudian juga menutup gerai. Tinggal Phien Tjwan Hiang yang kini
masih bertahan --hampir seratus tahun usianya-- dengan nama baru Permata Merah.
Restoran itu kini diteruskan oleh generasi ketiga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">(Sebelum
saya teruskan tulisan ini, saya mohon maaf. Tulisan ini akan banyak mengandung
makanan yang tidak halal. Saya sepenuhnya memahami bila Anda memilih untuk
tidak terus membaca).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ketiga
restoran yang saya sebut di atas adalah tipikal gerai makanan Tionghoa masa
lalu. Artinya restoran-restoran itu berfokus pada masakan, bukan pada interior
serta pelayanan. Di masa kecil saya dulu, oleh-oleh mie goreng dan burung dara
goreng atau kodok goreng dari Gang Pinggir merupakan kemewahan yang sangat
jarang kami nikmati, dan karena itu sangat kami syukuri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Gang
Pinggir adalah salah satu jalan utama di kawasan "Chinatown"
Semarang. Lucunya, jalan masuk ke kawasan ini bernama jalan Pekojan yang
berarti kawasan orang Arab. Nama-nama jalan di "Chinatown" ini antara
lain adalah Jagalan, Beteng, Wotgandul, Plampitan, Kranggan, Gang Lombok, Gang
Besen, Gang Tengah, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Makan
berkelas warungan yang banyak dijumpai di sini adalah <i>swiekee </i>(katak atau
kodok) dan <i>pimbak </i>(bulus, kura-kura sungai). Dagangan ini sudah buka sejak pagi
untuk sarapan. Keduanya disajikan dengan kuah tauco yang sama. Ditaburi bawang
putih goreng dalam porsi yang sangat <i>generous</i>. Pokoknya akan segera ketahuan
apakah Anda baru makan <i>swiekee </i>dan <i>pimbak </i>Semarang dari napas Anda yang bau
bawang putih. Karena bulusnya sering sulit didapat, para pedagang biasanya
menempatkan papan pengumuman di depan warung: "Ada Pimbak".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Jangan
kaget bila ketika <i>nongkrong </i>di warung <i>swiekee</i> itu Anda mendengar orang memesan
"tito". <i>Tito </i>sebetulnya berarti babat atau jerohan babi. Padahal
sebetulnya yang dimaksud adalah "to" saja, berarti perut. Yaitu
bagian perut katak yang memang punya penggemar tersendiri. Di Semarang juga
terkenal mi titee. Titee artinya kaki babi. Ini adalah mi rebus yang di atasnya
ditumpangi semur kaki babi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kalau
ingin <i>pimbak</i> dalam sajian lain, terpaksa harus menunggu malam hari. Di Jalan
Kranggan ada tenda <i>swiekee </i>dan <i>pimbak </i>yang terkenal. Cobalah <i>pimbak </i>yang
dimasak dengan saus Inggris (Worschestershire sauce). Coba juga <i>swiekee
</i>"masak Pekalongan" yang sungguh lezat. Kalau tidak enak, akan saya
ganti uang jajan Anda!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Gang
Pinggir juga terkenal dengan jajanan khas Semarang, yaitu bolang-baling,
untir-untir, dan cakwe (kaum Tionghoa di Semarang melafazkannya sebagai jakwe).
Ketiga jenis makanan ini intinya sama, yaitu terigu dan air. Yang satu lebih
banyak terigunya daripada yang lain. Cakwe yang paling ringan, tentu saja lebih
banyak terigu daripada airnya. Untir-untir lebih keras dan padat --kepadatannya
mirip bagel. Anda bayangkan saja cakwe yang lebih padat, lalu diuntir sebelum
digoreng. Sedangkan bolang-baling --jajan murah yang paling populer di masa
kecil dulu-- buatan Gang Pinggir tampak lebih <i>sexy </i>karena besar dan melepuh.
Tandingan satu-satunya --sepengetahuan saya-- hanya bolang-baling dari
Maospati, di dekat Lanuma Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Sekarang sudah tidak
banyak lagi penjual bolang-baling, untir-untir, dan jakwe di sekitar Gang
Pinggir. Mungkin sudah tergusur oleh Dunkin Donuts yang lebih populer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kawasan
"Chinatown" Semarang ini juga terkenal karena hidangan non Chinese.
Anda mungkin pernah dengar Sate Kapuran, tidak jauh dari kantor Jamu Cap Jago.
Satenya terkenal empuk, dengan saus kacang yang sungguh gurih. Di situ kita
juga bisa makan gule tulang sumsum. Nasi goreng babat yang khas Semarang juga
dapat kita jumpai di berbagai sudut Gang Pinggir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di antara
gang-gang Chinatown itu juga sering kita jumpai pedagang gule pikulan. Daging
untuk gulenya ditata bertumpuk-tumpuk di salah satu pikulan. Ada usus kambing
yang "dikepang", babat, dan unsur-unsur jerohan lain. Ada juga bagian
tulang seperti kaki dan rahang --mirip sajian <i>thengkleng </i>Solo. Di pikulan lain
terdapat satu kuali (sekarang kaleng) tempat kuah gulai itu terus menerus
dipanaskan. Berdasar pesanan pelanggan, pedagang akan meracik unsur-unsur
daging ke dalam mangkuk, baru kemudian disiriam dengan kuah. Kuahnya sangat
berlemak, sehingga mereka yang sudah bermasalah dengan kolesterol dijamin tidak
akan berani menyantapnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Khususnya
di daerah Wotgandul, banyak dijumpai ibu-ibu yang keluar masuk rumah menggendong
nasi ayam (<i>sego ayam</i>) dan nasi sayur (<i>sego jangan</i>). Ini sebetulnya lebih mirip
nasi liwet Solo, tetapi dijajakan dari rumah ke rumah dengan gendongan. Opor
ayamnya lebih berterasi, mengingat pelanggannya kebanyakan adalah kaum
Tionghoa. Sekarang, nasi ayam a la Wotgandul ini banyak disajikan oleh para
pedagang di sekitar Simpang Lima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Makanan
<i>gentile </i>lain dari kawasan ini adalah tahu pong --mungkin sekali dari kata tahu
<i>kopong</i>, tahu yang berkantung udara di dalamnya. Tahu goreng, telur rebus
digoreng, dan gimbal udang, semuanya dipotong-potong dan disiram dengan saus
kecap campur kacang. Sayangnya, hidangan khas Semarang ini sedang menghadapi
kepunahan. Yang paling terkenal dulu berlokasi di Jalan Seteran. Sayang, putra
tunggal pedagang tahu pong Seteran ini lebih suka menggeluti bisnis lain di
bidang hiburan. Sekarang, hanya ada satu pedagang tahu pong di Jalan Gajah Mada
(buka pagi), dan yang lain di Jalan Karangsaru (buka malam).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ada juga
pedagang pikulan yang tidak boleh dilewatkan di kawasan Gang Pinggir ini, yaitu
pedagang kembang tahu. Kembang tahu yang lembut ditempatkan di sebuah kaleng
besar, dan di kaleng besar lainnya tersedia seduhan air jahe. Kembang tahu
disendok ke dalam mangkuk, lalu disiram dengan wedang jahe dan gula cair. Satu
kombinasi yang sungguh cocok untuk <i>dessert </i>yang merakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sebagai
penutup, saya ingin berbagi masakan Ibu yang paling saya sukai. Yang pertama
adalah pecel Madiun, dengan sayur yang terdiri atas kembang turi, selada air,
boros kunci, jantung pisang, kecipir, dan lain-lain. Pecel Ibu memang serius,
terlihat dari variasi sayuran yang dipakai. Yang kedua adalah mangut (semacam
gulai) dari ikan pari yang diasap. Sekalipun Ibu telah tiada, kami masih punya
Mbakyu yang telah meng-akuisisi keahlian ini dari Ibu. Artinya, Ibu masih
"ada" di antara kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">P.S
Sekaligus selamat jalan bagi Mas Umar Kayam, Anton Hilman, dan Ali Sugiharjanto
--semuanya meninggal dalam minggu yang sama. Ali adalah "tukang
makan" yang sangat akrab dengan Sate Kapuran dan Gang Pinggir. []<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i style="font-family: Georgia, serif;">Tulisan Bondan soal makanan selalu menjadi tetenger tinggi tentang bagaimana food writing itu dituliskan. </i><span style="font-family: Georgia, serif;"><i>Esai menyentuh ini saya ketik ulang dari buku Jalansutra, bunga rampai tulisan Bondan Winarno tentang jalan-jalan dan makan-makan yang dikumpulkan dari Suara Pembaruan Minggu dan Kompas Cyber Media. "Gang Pinggir" dapat dibaca di halaman 263-266. </i></span></span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-21822301036305105292015-02-02T15:04:00.000+07:002015-02-02T15:04:16.839+07:00Dua Toko Kaset Terakhir di Kota Jember<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beberapa hari lalu, saat
pulang ke Jember, saya menyempatkan mampir ke toko kaset Melody dan Metal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Itu adalah dua toko kaset
yang tersisa di Jember. Saat masa jaya kaset, ada banyak sekali toko kaset di
Jember. Tapi yang paling terkenal ada tiga: Pinokio, Metal, dan Melody.
Uniknya, ketiga toko kaset ini berada dalam ruas jalan yang sama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya pertama mampir ke
Melody. Toko ini pernah jadi toko kaset terbesar di Jember. Berdiri sejak 1986,
toko ini berdiri dengan modal yang besar. Karena itu bisa sangat ekspansif.
Semasa masih laris, Melody sampai punya tiga cabang. Salah satunya ada di Johar
Plaza Jember, atau orang Jember menyebutnya sebagai Matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya membayangkan koleksi
kaset Melody masih banyak. Sewaktu terakhir berkunjung ke sini tahun 2010-an,
koleksi kasetnya masih banyak. Sayang, harganya masih tetap normal. Saya sebagai
mahasiswa tak bisa belanja sesuka hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sebelum datang ke Melody,
saya sudah membayangkan kaset-kaset yang akan saya borong. Warrant. Bon Jovi.
Cinderella. Steelheart. The Black Crowes. Wah, saya gembira.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi kecewa segera datang
karena ternyata Melody sudah tak jual kaset lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://pbs.twimg.com/media/B80f8E0CYAAvuf6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://pbs.twimg.com/media/B80f8E0CYAAvuf6.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Melody Kini: Nyaris nihil kaset</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">"Itu tinggal yang ada di
sana," ujar Cik Linda, pemilik Melody, sembari menunjuk rak di ujung toko.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Buyar semua bayangan kaset
yang akan saya beli. Dengan langkah gontai saya berjalan ke pojokan. Melewati
beberapa tape deck dan headsetnya. Dulu, ada banyak orang duduk di kursi dan
mencoba kaset sembari mengangguk-anggukkan kepala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Koleksi kaset Melody tinggal
beberapa ratus. Jauh menurun ketimbang dulu yang mencapai ribuan kaset. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">"Dulu karena saya
distributor Billboard, saya setiap tahun diundang ke acara penghargaan musik di
Jakarta," kata Cik Linda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya melongok kaset yang
tersisa. Ada Mike Tramp, albumnya <i>Remembering White Lion</i>. Sama sekali tak
menarik. Ada pula kaset <i>Greatest Hits Blondie</i>, saya sudah punya, mengambil dari
koleksi kaset Mas Taufiq beberapa tahun silam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sempat mau mengambil kaset
Tracy Chapman, mata saya terbentur oleh kaset berwarna biru pucat, dengan garis
kuning di pinggir kiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><i>To Records Only Water for Ten
Days</i> by John Frusciante.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;"><span style="line-height: 150%;">Saya akhirnya mengambil kaset
ini. Saya suka John Frusciante, tentu karena karya-karyanya bersama Red Hot </span><span style="line-height: 24px;">Chili</span><span style="line-height: 150%;"> Peppers. Beberapa kali saya mendengarkan proyek solonya. Cukup
menyenangkan didengar, walau tak sampai meninggalkan kesan mendalam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di kasir, saya sempat ngobrol
dengan Cik Linda yang turun tangan langsung. Cik Linda, yang merupakan generasi
kedua pemilik toko, adalah orang yang ramah. Ia selalu menyiapkan air mineral gelas dan
sekantung permen untuk para pembeli.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Sekarang omzet jauh
menurun. Sekarang tinggal 25 persen saja," kata Cik Linda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya membayangkan di masa
kejayaan Melody. Andai toko ini beromzet Rp 10 juta per bulan, sekarang hanya
mendapat Rp 2,5 juta per bulan. Berat sekali memang. Ini berpengaruh besar pada
jumlah karyawan yang ia punya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Dulu ada lima
karyawanku, sekarang cuma dua," katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sekarang Melody banyak
menjual CD dan VCD original. Walau koleksinya juga tak terlalu mengagumkan.
Pembelinya adalah orang-orang bermobil yang masih setia memutar cakram di dalam
mobil. Selain itu, kaset-kaset pengajian dan burung berkicau juga masih lumayan laris.
Malah menempati rak paling depan di dalam toko.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Sudah lama mau ganti
bisnis, tapi masih terkendala modal," kata Cik Linda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya sempat menanyakan apakah
ia menjual Walkman, ternyata ia sudah tak ada. Dulu Walkman adalah salah satu
barang yang laris manis di Melody. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Coba kamu ke Metal,
siapa tahu ada," ujar Cik Linda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya menyebrang jalan. Iya,
Melody dan Metal memang cuma dipisah seruas jalan saja. Benar-benar berhadapan.
Tapi setahu saya mereka tak pernah saling sikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Metal dimiliki oleh satu
keluarga besar Tionghoa. Selain kaset, mereka juga membuka usaha fotografi dengan
nama yang sama. Usaha fotografinya cenderung tahan lama. Sampai sekarang masih
ada dan tetap besar. Tokonya pas di samping Melody.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://pbs.twimg.com/media/B80fJAYCAAAshqF.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://pbs.twimg.com/media/B80fJAYCAAAshqF.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Metal sudah banyak berubah.
Dulu toko ini mentereng dengan cat warna putih yang cemerlang, dan papan nama
besar berlampu neon. Sekarang, cat pudar dan lampu neon sudah lama mati. Temboknya pun dimamah lumut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Om Willy, pemiliknya, adalah
satu-satunya karyawan yang tersisa. Ia menyilahkan saya melihat kaset-kaset
yang tersisa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Masuk <i>ae</i>,
lihat-lihat," ajaknya sembari membuka pintu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Koleksi kaset Metal sekarang
jauh lebih sedikit ketimbang Melody. Dulu, Metal sempat berjaya. Maklum, toko
kaset ini pecahan dari toko kaset yang lebih lama, Pinokio. Toko kaset </span><span style="font-family: Georgia, serif;">itu sudah ada sejak tahun 70-an. Bisa dibilang toko kaset pertama di Jember. Nama awalnya adalah Maranz. Entah kenapa diubah jadi Pinokio.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pinokio merupakan tempat
bersejarah bagi saya. Masih lekat dalam ingatan, sepulang dari Johar Plaza,
kami sekeluarga berjalan kaki. Saya melihat poster promo album <i>Pandawa Lima</i>
milik Dewa 19. Beberapa malam sebelumnya, saya melihat video klip "Kirana"
yang tampak aneh, sekaligus mengagumkan. Musiknya enak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya meminta kaset itu, dan
ayah dengan senang hati mengabulkannya. Jadilah <i>Pandawa Lima</i> sebagai kaset
pertama yang saya punya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi Pinokio lantas pecah
kongsi. Om Willy akhirnya mendirikan toko kaset baru, Metal pada tahun 1983. Pinokio sendiri
lebih dulu menemui ajal. Ia bangkrut sekitar 3-4 tahun lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">Saya menengok koleksi
kaset di rak Metal. Tak ada yang istimewa. Ada beberapa album Blur, Muse, Radiohead, tapi
tak saya ambil karena bukan favorit saya. Plus, saya sudah punya beberapa album
mereka. Hasil merampok mas Taufiq. Hehe.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Lalu ada pula kaset-kaset
Senam Kesehatan Jasmani. Saya sempat tergoda membelinya karena pernah membaca
tulisan mas Budi Warsito soal kaset senam ini. Dalam tulisan itu, seakan-akan
lagu senam zaman Orde Baru ini begitu menghipnotis dan membuat kita otomatis
bersemangat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi saya ternyata tak
sehipster mas Budi, jadinya batal membeli kaset ajaib ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Pilihan akhirnya diputuskan
sewaktu melihat kaset <i>Native Tongue </i>milik Poison. Ini album keren. Kebetulan
saya belum punya kaset ini. Langsung saja saya sambar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saat mau membayar, lha kok <i>ndilalah </i>saya lihat
album <i>Permission to Land</i>-nya The Darkness. Ini album yang menyelamatkan rock n
roll di awal tahun 2000. Iya, album ini. Bukan album<i> Is This It</i> milik The
Strokes yang biasa saja itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Akhirnya saya beli dua album
itu. Harganya masih harga lama. <i>Native Tongue</i> dihargai Rp 19 ribu, <i>Permission
to Land</i> Rp 23 ribu. Lebih murah ketimbang harga kaset di Melody.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Selepas membayar, saya sempat
menengok bagian dalam Metal. Bagian kanan toko, yang dulu dipenuhi kaset lintas
genre, kini dipenuhi oleh pigura foto dan kardus-kardus berisi pigura dan album
foto.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Ya sekarang lebih
banyak bantu-bantu kakak di studio foto sih," kata Om Willy.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya tak pernah membayangkan
bisa menjadi saksi surutnya sebuah kebudayaan, sebuah cara menikmati musik. Iya
surut, bukan mati total. Di Jakarta, kini sedang demam mendengarkan kaset
kembali. Tata niaga kaset bekas kembali menggeliat. Beberapa band bawah tanah
juga mulai kembali merilis album dalam bentuk kaset. Walau dalam skala kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi di Jember, kota kecil
berjarak ratusan kilometer dari Jakarta, mendengarkan musik melalui kaset
sepertinya sudah akan menemui ujungnya. Gaung bangkitnya kaset di Jakarta,
seperti tak terdengar di sini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Melody dan Metal kini seperti
sedang menghela satu-dua napas terakhir. Sebelum akhirnya menunduk kalah dan
menutup tirai. []</span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-55467484310556244162015-01-29T01:37:00.000+07:002015-01-29T02:26:38.590+07:00Rumah di Jalan Kapuas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJHDYhCauCoiea3EoiTb0HKaZVahc3pfCYnmtASofNHNt5UEZJaVvb7nAT_tfBy1DDrGv1j_Z2EKkzru9Jm24nPplae5fuw_6xLTxLLuk-N92RE_thaM7LNqP7hs1ulL8qhrxXM07mlPB2/s1600/IMG_20150126_110746.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJHDYhCauCoiea3EoiTb0HKaZVahc3pfCYnmtASofNHNt5UEZJaVvb7nAT_tfBy1DDrGv1j_Z2EKkzru9Jm24nPplae5fuw_6xLTxLLuk-N92RE_thaM7LNqP7hs1ulL8qhrxXM07mlPB2/s1600/IMG_20150126_110746.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ingatan
saya tentang rumah ini lamat-lamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Diseruduk
bebek. Ayam dengan leher terpotong, menggelepar. Pohon kedondong berukuran
raksasa, dengan ratusan buah yang menjuntai. Sebuah mobil tua yang ditumbuhi
semak belukar, teronggok di pojokan. Sendirian. Kesepian. Lalu dari dapur,
harum masakan selalu menguar. Meski tak selalu hangat, masakan itu selalu enak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya nyaris tak bisa menahan rententan kenangan saat melihat dua buah rumah di
sepetak tanah, di Jalan Kapuas, Lumajang. Itu rumah kakek-nenek dari pihak
ayah, yang sudah ditinggalkan belasan tahun lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rumah
ini bukan sekedar rumah. Ia adalah tapak kenangan yang panjang. Sudah ada sejak ayah
baru lahir, hingga akhirnya harus ditinggalkan karena Mbah Co tertipu oleh partner
bisnis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ada dua
rumah di lahan ini. Satu rumah panjang yang digunakan sebagai rumah induk, satu lagi rumah yang selalu dikontrakkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
lupa ada berapa kamar di rumah induk. Sebentar, coba saya ingat-ingat dulu. Kalau tak salah empat kamar,
dengan tiga tempat tidur tambahan: di samping ruang tamu, dekat perpustakaan,
dan di depan televisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ruangan
yang paling menyenangkan waktu saya masih kecil tentu adalah perpustakaan. Mbah
Co mantan guru Bahasa Inggris. Koleksi bukunya banyak. Mulai novel, hingga
pelajaran Bahasa Inggris. Anak-anaknya suka membaca apa saja. Mulai buku
sejarah, roman, hingga komik.<o:p></o:p></span><br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgtMNuHz3Y6jOiTgqeLmMyOAk9JAcjsPfx2qn7xB2c4Lw1glQXeuRbFt5MwLPHI6PzZPu9LUlj6o7X-33_i37JCCLAof_Wm_LsreRsNaBFqf_Zdkb8OHMvVFsJ0NAYpuTMCeYJXZt_Eggo/s1600/IMG_0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgtMNuHz3Y6jOiTgqeLmMyOAk9JAcjsPfx2qn7xB2c4Lw1glQXeuRbFt5MwLPHI6PzZPu9LUlj6o7X-33_i37JCCLAof_Wm_LsreRsNaBFqf_Zdkb8OHMvVFsJ0NAYpuTMCeYJXZt_Eggo/s1600/IMG_0003.jpg" height="290" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mbah Co-Ayah-Mbah Ti-Om Asang-Om Momon-Om Subur</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
coba mengingat apa saja komik yang saya baca dengan mata berbinar. Ini komik lama.
Bentuknya persegi panjang. Mbah Co dengan rajin selalu membundel kumpulan komik
ini agar tak tercecer. Yang paling melekat di ingatan adalah komik <i>Barbarossa,
Si Janggut Merah</i> terbitan Indira. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Setelahnya,
saya ingat betul komik <i>Storm </i>dan <i>Trigan</i>. Dari dua komik yang digambar oleh seniman yang sama, <i>Storm </i>yang paling lebih berkesan. Grafisnya yang menampilkan mahluk luar
angkasa yang kejam dan bermuka buruk, kota futuristik, gadis seksi berpakaian minim, hingga
tokoh jagoan berbadan kekar dan liat, begitu melekat di benak saya waktu kecil.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Edisi
<i>Storm </i>yang paling saya ingat adalah edisi dengan sampul muka Storm yang menggendong teman perempuannya,
dengan mata dibalut kain. Apa sebab? Soalnya ia berjalan melewati gurun, yang saking panasnya, bisa
membuat mata buta. Wuih, terdengar sangat apokaliptik dan keren sekali ya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
suka membaca komik-komik itu di beranda depan rumah. Asri. Banyak pohon. Ada
<i>bougenvile </i>dan beberapa tanaman rambat lain. Lalu ada papan <i>dart </i>yang dijadikan
sarana terapi bagi Mbah Co yang terkena stroke.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di
kamar mandi, Mbah Co memelihara sepasang ikan mas. Katanya buat makan jentik
nyamuk. Mbah Ti pandai memasak. Menu andalannya adalah ayam bakar. Bumbunya
resep turun temurun. Diwariskan ke menantunya, mamak saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sampai
sekarang, sepertinya belum ada bumbu ayam bakar seenak warisan Mbah Ti ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tempat kesukaan Mbah Ti adalah di bawah pohon anggur, di depan pintu samping rumah
induk. Biasanya ia duduk di sana sembari membakar ayam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Mbah Co
dan Mbah Ti tidak tinggal berdua saja. Ada adik Mbah Ti yang lantas jadi salah
satu orang yang paling berkesan di hidup saya: Mbah Dam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">***<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHnTFTkdS8LJ2qmgFmqO2h20AfhFl_eJy99t0mb8FAIH0GI1RbHivEeMhUpfV6iBE0b0w-Sfudy85jqFSlN0mFAUyDBWV0i8v4W5TQAL4TnCrgSkwWbot-kZ2myNVhs4hr-Pj8Yk5BVsLm/s1600/IMG_0033.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHnTFTkdS8LJ2qmgFmqO2h20AfhFl_eJy99t0mb8FAIH0GI1RbHivEeMhUpfV6iBE0b0w-Sfudy85jqFSlN0mFAUyDBWV0i8v4W5TQAL4TnCrgSkwWbot-kZ2myNVhs4hr-Pj8Yk5BVsLm/s1600/IMG_0033.jpg" height="280" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yang pegang gitar itu om Momon. Di depannya, melambaikan tangan, itu Om Ammar.<br />
Di belakang yang sedang makan itu Om Subur.<br />
Di depannya, dia lah Mbah Adam. </td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Namanya
Adam. Saya tak pernah menanyakan nama lengkapnya. Namun beberapa orang keponakannya memanggilnya Johnny Adam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Sewaktu kecil, saya menganggapnya sebagai orang tua yang aneh. Ia tak ceriwis. Lebih suka bicara seperlunya. Ia kerap mendesis, "aaahhhh", dengan mimik muka yang lucu. Namun kalau sedang bercerita, ia macam Gabriel Garcia Marquez yang mendongengkan dongeng-dongeng dari antah berantah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ajaib. Mencengangkan. Nyaris sukar dipercaya. Beberapa kisah daur ulang yang ia ceritakan pun bertambah tingkat keajaibannya. Saya ceritakan kapan-kapan saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mbah Dam punya pekerjaan yang menuntut komitmen, daya tahan tinggi, dan kecepatan tangan yang tak terperi: tukang jagal ayam. Namanya sudah masyhur seantero Lumajang. Wajar, </span><span style="font-family: Georgia, serif;">Ia sudah melakukan pekerjaan itu selama puluhan tahun. Pisau
jagal sudah seperti tangan kanannya sendiri. </span><br />
<span style="font-family: Georgia, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, serif;">Saya selalu penasaran melihat caranya menyembelih ayam. Pernah saya melihatnya sekali. Ia mengambil satu ayam dengan santai. Lalu menoleh ke saya yang mengintip dari belakang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Jangan
dekat-dekat, nanti kamu kecipratan darah ayam," ujarnya setiap saya
mendekat padanya karena penasaran caranya menggorok leher ayam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beberapa detik kemudian, Mbah Dam membetot leher ayam dengan dingin, lalu
<i>sreetttt</i>. Dengan kecepatan nyaris tak terkejar oleh mata, pisau melayang.
Tahu-tahu ayam naas tadi sudah menggelepar dengan leher tersayat. Darah muncrat
dengan liar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><i>Gore</i>!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi
belakangan saya tahu kalau ia adalah adik kandung Mbah Ti. Sejak saat itu, saya
tak lagi memandangnya dengan aneh. Ia sedarah dengan saya. Apalagi Mbah Dam
punya beberapa sifat dan perilaku yang saya sukai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Yang
pertama, ia tak pernah menikah sampai akhir hayat. Ini sedikit aneh, tapi
sekaligus keren, bagi saya yang mengenalnya sedari kecil. Ia tahan kesepian.
Misalkan butuh pelampiasan biologis, ia masih punya tangan kanan yang bisa
bergerak secepat peluru itu. Sayang, saya dulu belum punya keinginan untuk berdiskusi soal esek-esek dengannya. Pasti seru kalau itu terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Menjelang
akhir hidupnya, ia --yang tinggal di rumah ayah dan mamak-- meminta menikah.
Perempuan yang ingin ia nikahi adalah Yus, asisten rumah tangga di rumah saya.
Yus janda beranak satu. Mamak tak keberatan dengan ide Mbah Adam. Tapi Yus
sepertinya agak bingung menyikapinya. Akhirnya, mereka tak jadi menikah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kedua,
Mbah Adam jago sekali main dam-daman, catur Jawa. Saya tak pernah menang
melawannya. Bahkan saya yakin, kalau dam-daman dijadikan cabang olahraga seperti catur, hanya beberapa orang saja yang bisa menandinginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Gerakannya taktis. Lincah. Ia seperti bisa menerka ke mana saya akan menggerakkan bidak. Kala menyerang, wah seperti air bah. Nyaris tak bisa dibendung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Mbah
Dam kok jago maen dam-daman? Ojo-ojo jenenge Mbah Dam iki polae jago maen
dam-daman?" <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi ia
tak menjawab. Hanya menggumam pelan. "Hmmmmm."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dengan
ketenangan setingkat pertapa dan perhitungan matang laiknya Gary Kasparov, ia
mengambil bidaknya. Lalu, <i>sret, sret, sret, sret</i>, empat bidak saya dimakannya
dalam satu gerakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bajingan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Aaahhhhh,"
ia mengeluarkan desahan yang menggelikan melihat saya bermuka heran melihat biduk-biduk saya disantap dengan mudah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ketiga,
Mbah Dam suka sekali membagi permen. Cara memberinya unik: dilempar ke
pangkuan. Ia selalu punya sekantong persediaan permen beraneka ragam. Mulai
rasa susu, strawberry, hingga yang pedas. Karena itu, Mbah Dam selalu jadi
favorit para keponakan dan cucunya. Ia juga punya sifat sama dengan Mbah Ti:
tak pernah marah. Senakal apapun keponakan dan cucunya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWzs9tlvrTnRYUjgvIF8OzPhQYtXR1ibcYk3MdQqYlr8ARbKRdwpKA-yB4TbyRNybPHTgS1bLnMRjfAUJp0gHpbrtzy03cXWOm57M8LjzvC3R7FqQfKUJyPWznXzJR3lAT13k2Xa1qOZzW/s1600/FB_IMG_1422469164076.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWzs9tlvrTnRYUjgvIF8OzPhQYtXR1ibcYk3MdQqYlr8ARbKRdwpKA-yB4TbyRNybPHTgS1bLnMRjfAUJp0gHpbrtzy03cXWOm57M8LjzvC3R7FqQfKUJyPWznXzJR3lAT13k2Xa1qOZzW/s1600/FB_IMG_1422469164076.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mbah Adam dan Ryo, Ryan, Edo, cucu Mbah Adam dari Tante Arie</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Keempat,
Mbah Dam jago meramal angka toto gelap, alias togel. Saya tak sedang membual.
Entah dari mana ia mendapatkan bakatnya itu. Kalau sedang menghitung angka
togel, ia serupa dengan Raymond, pria autis yang bisa menghitung kartu dalam
film <i>Rain Man</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ia
pernah menghitungkan angka togel untuk beberapa handai taulan. Dan dengan
bangga, mereka bilang menang. Hasilnya dibelikan televisi maupun perabotan
rumah tangga lain. Mbah Dam dapat persenan lumayan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kemahirannya
ini ditaklimatkan pada keponakan tersayangnya, sekaligus anak bungsu Mbah Co:
Om Ammar. Ini sekaligus ironis, karena bakat yang menghidupi ini hanya bertahan
pada Om Ammar saja, tidak kepada keponakan atau cucunya yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Suatu
malam, saat sedang menginap di kamar Om Ammar, yang dipenuhi dengan poster Skid Row
dan <i>The Outsider</i>, saya menyaksikan Om Ammar dengan khusyuk menjejer deretan
angka. Lalu ia mencorat-coretnya. Saya tak paham ia sedang apa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Opo
iku om?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Koen
wis tahu ndelok film <i>The Outsider</i>? Wah iku apik, bla bla bla."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Om
Ammar selalu mengalihkan pembicaraan setiap saya bertanya apa yang ia lakukan.
Di kasur sebelah, Mbah Dam bertelanjang dada, mengipaskan lembaran karton yang
menguarkan aroma asap hasil panggangan ayam. Ia tampak seperti guru yang sedang
menanti muridnya belajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kudus
sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1LzYtthpOLM6YQ3BA0-Fl44xIt9fDZ4sZKYNhaBOAzJRjpJY9sxl__r6HRXWH0-IE-i88iNKzlZxgZb2yHtf60ukoHWa0qYzYN4cWNxBxYvlItPmVX0anl1L5drLx4_XAyuE0vTn8BMFl/s1600/IMG_0011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1LzYtthpOLM6YQ3BA0-Fl44xIt9fDZ4sZKYNhaBOAzJRjpJY9sxl__r6HRXWH0-IE-i88iNKzlZxgZb2yHtf60ukoHWa0qYzYN4cWNxBxYvlItPmVX0anl1L5drLx4_XAyuE0vTn8BMFl/s1600/IMG_0011.jpg" height="280" width="400" /></a></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDMGZMT-1qbtdn_5KG0L0FASAK77UYyolq3mAAz130kGeGRQO2Co4H8cOfmZECFe6fiWbuPCGUrfVRN-fYX1QYG4C6g_Y1Jc5FnXY3NlzcPPbXr90bb7h_u1_4ueXzfhbPdAgYvbIuSML7/s1600/IMG_0017.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDMGZMT-1qbtdn_5KG0L0FASAK77UYyolq3mAAz130kGeGRQO2Co4H8cOfmZECFe6fiWbuPCGUrfVRN-fYX1QYG4C6g_Y1Jc5FnXY3NlzcPPbXr90bb7h_u1_4ueXzfhbPdAgYvbIuSML7/s1600/IMG_0017.jpg" height="400" width="276" /></a></div>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, serif;">Di samping rumah induk, ada satu rumah yang khusus disewakan. Saya tak ingat siapa saja pengontraknya. Saya beberapa kali difoto di sana. Bareng ayah, lain kali digendong Mbah Co.</span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beranda
depan rumah kontrakan ini adalah tempat saya mengadu kemampuan dam-daman melawan GM Adam.
Dan saya selalu kalah, telak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Di
sana itu Ikranegara pernah numpang tidur," kata Om Asang, anak kedua Mbah
Co.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dulu
sewaktu SMP saya tak tahu siapa itu Ikranegara. Belakangan saya tahu beliau
adalah pemain teater kelas Paus, pun aktor terkenal. Saya belum pernah bertemu
dengannya. Kalau kapan-kapan kesempatan itu datang, saya ingin bertanya
benarkah ia pernah menumpang di rumah Mbah Co.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rumah
yang disewakan ini pula yang masih tegak berdiri, masih tampak terawat. Bersih.
Gedung di sampingnya kontras: sudah tinggal puing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mbah Co
punya kebiasaan buruk: terlalu gampang percaya dengan orang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Levelnya
sudah tak tertolong. Bayangkan, ia dengan mudah meminjamkan sertifikat rumah ke
seorang sahabatnya. Iya, sertifikat rumah Lumajang itu. Si sahabat brengsek ini
lantas menjaminkan sertifikat tanah dan rumah ini ke bank untuk pinjaman.
Seperti bisa ditebak, ia tak pernah membayar cicilannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Rumah
Mbah Co akhirnya harus dilelang karena Mbah Co tak bisa membayar hutang bank.
Sebelum dilelang, bank menawarkan terlebih dulu pada Mbah Co untuk menebus
rumah itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Waktu
itu tahun 1987, rumah dan tanah itu harganya 6 juta. Itu banyak banget. Mamak
dan ayah baru nikah, tak punya uang. Ya mana bisa nebus," kata Mamak suatu
ketika.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Seorang
pengusaha akhirnya membeli tanah itu. Ia berjanji akan memberikan pesangon sebesar
Rp 10 juta sewaktu Mbah Co meninggalkan rumah. Tapi hingga pindah, dan
meninggal, pesangon itu tak pernah datang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mbah Co
dan Mbah Ti terusir dari rumah yang ditinggalinya sejak tahun 50-an. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Selanjutnya
Mbah Co dan Mbah Ti dikontrakan rumah di Jember. Mbah Adam tak mau ikut. Ia
masih berkarir sebagai tukang jagal ayam di beberapa kenalannya. Sesekali ia
datang ke Jember menengok Mbah Co dan Mbah Ti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
lupa tahun berapa, akhirnya Mbah Co dan Mbah Ti mau pindah ke rumah ayah dan
mamak. Akhirnya, Mbah Adam pun mau menyusul tinggal di rumah. Rumah kami
semakin ramai dan menyenangkan tiap harinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mengingat
masa itu, saya sedikit menyesal. Kala itu, saya sedang remaja yang sedang gemar
bermain di luar rumah. Saya merasa kurang menghabiskan waktu dengan Mbah Co,
Mbah Ti, atau Mbah Dam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
merasa hubungan kami sudah tak seakrab sewaktu saya masih kecil dan takjub
dengan segala cerita ajaib Mbah Co atau Mbah Adam, dan nyaman dengan kasih
sayang Mbah Ti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi di
satu sisi, saya merasa beruntung karena tiadanya jarak antara saya dan kakek
nenek itu. Kami bertemu setiap hari, makan masakan yang sama tiap hari, kadang
kala berseteru gara-gara hal kecil tiap hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Satu
hal yang paling saya ingat dari masa tinggal Mbah Co, Mbah Ti, dan Mbah Adam di
rumah ayah dan mamak, adalah betapa besar keinginan belajar Mbah Co. Ia masih
rajin membaca atau mengisi teka-teki silang di harian Kompas atau Jawa Pos.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Senjatanya
adalah buku-buku tebal. Mulai Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus Inggris
terbitan Oxford, hingga Ensiklopedia lengkap. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Ia
berkali-kali menang. Hadiahnya mulai Rp 150 ribu hingga yang lumayan besar di
edisi ulang tahun. Kalau menang, saya dikasih persenan. Ini karena saya yang
rutin mengirimkan kartu pos.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kebiasaan
Mbah Co untuk mengisi teka teki silang juga menurun pada ayah. Saat ayah juga
terkena stroke, ia semakin rajin membuka kamus atau ensiklopedi untuk mendapat
jawaban. Bedanya dengan Mbah Co, ayah selalu meminta tolong saya atau Orin
untuk menuliskan jawaban di selembar kartu pos.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Mbah Co
juga semakin rajin belajar bahasa. Suatu hari datang seorang bapak, dengan
dandanan rapi, mencari Mbah Co. Mamak sempat pikir ia adalah sales. Ternyata
bapak itu adalah guru Bahasa Arab yang dihubungi Mbah Co.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Hari
itu, saya melihat Mbah Co belajar Bahasa Arab dengan tekun. Sang guru menulis
di sabak, Mbah Co menyalin di buku. Tangan kanannya menulis dengan perlahan,
sesekali berkedut. Stroke yang ia derita tak pernah benar-benar sembuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">***<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVCp-gTAXyISbUSv3kRvXZC8BzZAWgaA0H2Hi3gM4HXH5TFlFSxeXtmZLrc5F0zJOBMjVIkyFxE65ZEKnABIdD-CUJcmEloy0tyYMqj74p4q5air_UDDyv1uD_mAit_G1YnO7zgmEbEDdj/s1600/IMG_0016.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVCp-gTAXyISbUSv3kRvXZC8BzZAWgaA0H2Hi3gM4HXH5TFlFSxeXtmZLrc5F0zJOBMjVIkyFxE65ZEKnABIdD-CUJcmEloy0tyYMqj74p4q5air_UDDyv1uD_mAit_G1YnO7zgmEbEDdj/s1600/IMG_0016.jpg" height="313" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Atas, Kiri-kanan: Om Momon-Ayah-Om Subur-Om Asang<br />
Bawah: Om Ammar<br />
Di depan kandang ayam di belakang rumah.</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Beberapa
hari lalu saya dan Rani pulang ke Lumajang. Pakde saya meninggal dunia. Beliau
sudah saya anggap sebagai ayah saya sendiri. Bahkan menjadi wali saat saya
menikah tahun lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Mbah Co dan Mbah Ti. Jalan Kapuas
nyaris tak ada yang berubah. Gapura yang kokoh. Cat yang sudah mengelupas.
Plang Jl. Kapuas sudah jadi plang modern yang berwarna hijau. Dulu warnanya
kuning, dengan warna huruf hitam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
tercekat melihat lahan kosong yang terhampar itu. Ada pagar seng yang menutupi
bagian depan lahan ini. Rumah induk sudah tinggal puing, dengan lumut memamah
tembok. Beranda depan tempat saya membaca buku dengan takzim juga sudah jadi
sarang nyamuk.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54mdJtZSQMxdKYpQO15s5YYTBgymFTZWJTRJeXh4uf40hZuQrKLq-Zo8MeidBLaPfQHj5mK7BRrgO2PrgitqvMd4kS5G9c_Djoynd75p_gLuXrPVLpQcx3u9EhcsEhA8xbL90k01tFi4A/s1600/PhotoGrid_1422173878692.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54mdJtZSQMxdKYpQO15s5YYTBgymFTZWJTRJeXh4uf40hZuQrKLq-Zo8MeidBLaPfQHj5mK7BRrgO2PrgitqvMd4kS5G9c_Djoynd75p_gLuXrPVLpQcx3u9EhcsEhA8xbL90k01tFi4A/s1600/PhotoGrid_1422173878692.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "Georgia","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Di
sebelahnya, rumah kontrakan masih berdiri dengan gagah. Bersih. Tak ada yang
berubah. Tidak pula atap. Tak pula tiang. Atau pun lantai tempat saya dengan
petentang petenteng mengatur batu sebagai pion catur, lalu tersungkur kalah
oleh Mbah Adam yang tampak </span><span style="font-family: Georgia, serif;"><i>nggelendam-nggelendem</i>
tapi jago sekali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bedanya
dengan dulu: sekarang tak ada lagi tanda kehidupan di rumah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
merentangkan leher. Melongok ke bagian belakang rumah. Pohon kedondong raksasa
yang dipasangi tali dan kayu untuk ayunan itu sepertinya masih berdiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tempat
Mbah Adam menjagal ayam pasti sudah dirambati perdu dan belukar. Di dekat sana
pula, akhirnya saya terciprat darah ayam, dan muncul benjolan berwarna putih.
Di sana pula saya pernah nangis karena diseruduk bebek peliharaan Mbah Co, lalu
ditenangkan oleh Mbah Ti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Aduh,
perempuan anggun itu...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
mendegut ludah. Ini kedatangan saya pertama kali ke rumah ini setelah belasan
tahun Mbah Co dan Mbah Ti terusir. Pantas Om Momon, anak ketiga Mbah Co dan
Mbah Ti, tak pernah mau melihat rumah ini lagi, selamanya. Pahitnya bakal
mencekik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya
meminta tolong Rani memotretkan rumah dan lahan yang dulu pernah dihuni oleh
sepasang suami istri, lima orang anak lelaki badung, dan satu lelaki tua sonder
istri yang lihai menghitung angka togel dan mengatur bidak catur Jawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Buat
apa?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">"Aku
mau nulis tentang rumah ini." []</span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-69003676758714933382015-01-23T12:17:00.000+07:002015-01-23T12:19:33.574+07:00Pelindung Datuk-Datuk Terakhir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBtUmPkn9jS4CjEo4f1P1hZNWiaRcp7uttRaTh96j0LjtDtelsLbsobC6hJKcdiefV9uN6c9g6oJF5mkc8CjXTEZBzCTspzAVdHh8LqaWW8OsWWespUYABH9NHDJ9g5TC4W6TGrHuzqarU/s1600/DSCN0233.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBtUmPkn9jS4CjEo4f1P1hZNWiaRcp7uttRaTh96j0LjtDtelsLbsobC6hJKcdiefV9uN6c9g6oJF5mkc8CjXTEZBzCTspzAVdHh8LqaWW8OsWWespUYABH9NHDJ9g5TC4W6TGrHuzqarU/s1600/DSCN0233.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">"Namanya Mul," kata Rahmad
Wahyudi memulai ceritanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan cerita masyarakat di
sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Mul berasal dari Palembang. Kerjanya
masuk dan keluar hutan mencari burung langka. Terutama Murai. Sekali masuk, ia
bisa berminggu-minggu tinggal dalam hutan. Kalau perbekalan habis, atau butuh
sesuatu, Mul akan turun di desa terdekat untuk belanja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Menurut Rahmad, Mul dikenal sebagai pemburu Murai hutan. Tiap ekor yang ditangkap, Mul mendapat Rp 1 juta. Biasanya, saat keluar hutan, Mul membawa hingga 10 ekor murai hutan. Dulu, banyak penangkap murai tak mau menangkap murai betina. Alasannya: murai betina akan bertelur dan menghasilkan murai baru. Sekarang, karena semakin banyaknya permintaan, murai betina pun turut ditangkap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;">"Gara-gara itu, sekarang tiap saya masuk hutan, sudah jarang ada suara Murai. Dulu kan nyaring banget," kata Rahmad gemas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Suatu hari, Rahmad mendapat laporan dari warga sebuah desa. Mul sedang singgah di desanya. Rahmad pun buru-buru pergi ke desa yang dimaksud.</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;"> " Tapi pas saya sampai, dia sudah hilang," kata Rahmad yang merupakan pimpinan Yayasan
Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mul menghilang dengan cepat. Namun Mul
selalu meninggalkan jejak yang macam ejekan kepada para awak PKHS maupun polisi
hutan: coretan namanya di pohon. Mul sudah lama dianggap sebagai residivis
rimba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Kelicinan Mul dan hilangnya berbagai
satwa di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh hanya beberapa cerita saja yang
dialami oleh para anggota PKHS. Ia adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada
perlindungan dan konservasi harimau Sumatera. Lembaga ini resmi dibentuk pada
tahun 2007. Sebenarnya lembaga ini adalah terusan dari lembaga Sumateran Tiger
Project yang lantas berubah nama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Penyandang dananya adalah Sumateran
Tiger Trust yang bermarkas di Inggris. Namun sejak tahun 2012, PKHS mendapat
hibah dari Tropical Forest Conservation Action Sumatera (TFCA Sumatera). Ini
adalah skema pengalihan hutang untuk lingkungan antara Pemerintah Amerika
Serikat dan Indonesia. Hibah ini adalah mekanisme untuk mengurangi hutang luar
negeri bagi negara-negara yang punya kekayaan hutan tropis, termasuk Indonesia.
PKHS dianggap sebagai salah satu lembaga yang secara konsisten melakukan
restorasi dan perlindungan spesies.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sejak mendapat tambahan dana hibah dari
TFCA Sumatera, PKHS pun berlari semakin kencang. Salah satu kegiatan rutin
mereka adalah pemantauan harimau sumatera dalam jangka panjang. Cara yang
selama ini dipakai adalah memasang<i> camera trap</i>, alias kamera jebakan, di pohon
untuk memantau harimau Sumatera. <o:p></o:p></span><span style="font-family: Georgia, serif;">Kamera ini tersebar di berbagai titik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Memasang kamera ini bukan pekerjaan
mudah. Para awak PKHS harus mengetahui lebih dulu jalur yang dilewati oleh
harimau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Tahunya ya dari tanda sekunder.
Mulai jejak kaki, sampai kotoran. Lalu menentukan kordinat. Dari sana kita bisa
memperkirakan jalur yang dilewati harimau," kata Rahmad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Setelah kamera dipasang, bukan berarti
masalah selesai. Kamera yang dipasang oleh PKHS adalah kamera dengan tingkat
sensitivitas gerak yang tinggi. Bahkan daun yang bergerak kena angin pun bisa
otomatis terekam. Karena dianggap benda aneh, banyak orang lokal yang
memandangi kamera ini lama-lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Mereka merokok di depan kamera.
Seharian. Dan itu kamera terus merekam," kata Rachmad sembari terbahak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Yang paling lucu ya
anak-anak dari Talang Mamak atau Anak Dalam. Mereka joget-joget di depan
kamera. Tapi mereka <i>gak</i> pernah merusak kamera. Mereka hanya penasaran. Yang
berusaha merusak itu biasanya pemburu ilegal."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Masalah klise lain adalah beratnya
medan yang harus dilalui. Punggungan buki di Taman Nasional Bukit Tigapuluh
memang kejam luar biasa. Ada yang menanjak nyaris 90 derajat. Lalu turun dengan
tajam. Medan berat seperti ini rawan bikin rontok fisik maupun mental.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Burhan Lahai adalah salah satu awak
PKHS yang pernah jalan dengan 'empat kaki'. Alias merangkak, saking tak kuat
menahan lelah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Dulu pas awal tes, saya sangat
percaya diri," kata Burhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Lelaki berusia 24 tahun ini memang
atletis. Maklum, pemain futsal antar kecamatan. Betisnya keras dan penuh otot.
Fisiknya jelas bisa diandalkan. Apalagi waktu tes fisik untuk masuk PKHS,
Burhan berhasil lolos dengan gemilang. Rasa percaya diri itu bertahan. Hingga
akhirnya tiba misi pertama Burhan melakukan pemeriksaan kamera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Aduuuh, ampun mak. Gak mau lagi
mak," kata Burhan menirukan erangannya waktu pertama kali naik bukit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Rasanya mau berhenti langsung
waktu itu."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Tapi akhirnya Burhan bisa bertahan.
Sekarang mantan supir truk pengangkut sawit ini sudah terbiasa dengan medan
yang kejam. Ibaratnya, jalan dua-tiga bukit belum membuatnya berkeringat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Selain memasang, pemeriksaan kamera juga merupakan kegiatan
rutin awak PKHS. Dalam pemeriksaan itu, mereka mengganti memori kamera, hingga
mengecek pelindung kamera yang terbuat dari besi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdc03pvpoJPuSZdlooyoNakYAu68WqxZ6ArFwEpKTx_J_gQbdpT7Mh0EJyQiWemn-KEkEO3xx2H_dw60K1EC1ZhDmW5pz11ToTGdWOgLWeUeTIXgqJ8YmLF4Y_ugRp9BMJggzI1vCxqdt2/s1600/DSCN0247.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdc03pvpoJPuSZdlooyoNakYAu68WqxZ6ArFwEpKTx_J_gQbdpT7Mh0EJyQiWemn-KEkEO3xx2H_dw60K1EC1ZhDmW5pz11ToTGdWOgLWeUeTIXgqJ8YmLF4Y_ugRp9BMJggzI1vCxqdt2/s1600/DSCN0247.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sekali tim PKHS masuk hutan, mereka
bisa bertahan seminggu, atau lebih. Mereka membawa perbekalan sendiri. Memasak
sendiri. Digigit lintah sudah biasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Yang membuat mereka tersiksa adalah
kehabisan air. Kalau masa sulit itu datang dan sungai tak kunjung ditemukan,
mereka memotong akar pohon yang mengandung air. Kalau lebih apes tak dapat akar
pohon, mereka terpaksa minum air dari kubangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Air itu sebenarnya bersih di
permukaannya. Makanya harus pelan-pelan ngambilnya. Kalau buru-buru, wah lumpurnya
kecampur sama air," kata Burhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Yang paling ditunggu oleh tim patroli
ini adalah penghujung hari. Waktunya mereka beristirahat. Memasak, makan, lalu
tidur. Tempat tidur mereka beralas tanah dan beratap terpal. Mereka memang
membuat tenda sederhana berbahan terpal. Tenda ini terbuka. Kalau kena hujan
air bisa tempias.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Yang paling gak enak ya kalau
hujan ditambah angin. Enak-enak tidur, hujan. Eh dikasih angin kencang. Bubar
semua," kata Burhan cengar-cengir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Harimau menempati posisi paling atas
dalam rantai makanan di hutan. Juga, menempati posisi terhormat dalam kultur masyarakat
Melayu. Suku Talang Mamak, suku asli yang masih banyak mendiami Taman Nasional
Bukit Tigapuluh, menyebut harimau dengan sebutan Datuk (kakek). Mereka bahkan mengajari
anak-anak dan cucu mereka: tak boleh menyebut kata "harimau". Harus "datuk".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Kami percaya kalau harimau itu
tak akan mengganggu kalau tidak diganggu," kata Ahmadsyah, Kepala Dusun Sadan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Dusun Sadan bisa dibilang dusun terpencil. Masih
dikelilingi hutan hujan yang lebat, habitat utama harimau Sumatera. Dusun ini
punya 6 sub-dusun yang semuanya dipimpin oleh Ahmadsyah. Di Sadan, mayoritas
penghuninya adalah suku Talang Mamak. Sisanya adalah suku Melayu Tua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Menuju ke Sadan memerlukan usaha yang
berat. Kalau dari Pekanbaru, masih harus naik kendaraan darat ke kelurahan
Pematang Reba selama 5 jam. Dari sana, perjalanan berlanjut dengan kendaraan
berpenggerak 4 roda (4WD) menuju desa Tolangsat. Dari sana, masih harus naik
perahu kayu selama 5 jam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9A0oSrAeylXD_u6C8LsorkuInH0Vh_4O_I-DBmplsCJ65C4XyHN-FdeensTF09BSHR-n_IDSYH7zHTEozmKPiv4L0cGx87GFkdh6dhKgCB6fMMzpxeJV3qY0sl2uU__Hxd5yAcq9qbUOV/s1600/DSCN0205.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9A0oSrAeylXD_u6C8LsorkuInH0Vh_4O_I-DBmplsCJ65C4XyHN-FdeensTF09BSHR-n_IDSYH7zHTEozmKPiv4L0cGx87GFkdh6dhKgCB6fMMzpxeJV3qY0sl2uU__Hxd5yAcq9qbUOV/s1600/DSCN0205.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Tapi kalau orang sini ya jalan
kaki mas," kata Ahmadsyah sembari tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Jalan kaki dari Tolangsat menuju Sadan memang lebih
cepat. Hanya sekitar 2 jam saja. Tapi medannya, alamak. Bisa bikin betis
bengkak. Ahmadsyah sudah terbiasa jalan kaki melintasi bukit sejak kecil. Otot
kakinya liat. Betisnya kekar. Jalan Ahmadsyah pun cepat dan lincah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">Karena itu, penduduk yang ia pimpin
memanggilnya dengan nama Pak Kijang. Tapi Ahmadsyah buru-buru menambahkan, 2 jam itu
waktu yang ditempuh oleh penduduk lokal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Kalau bukan orang sini, ya bisa
seharian dan nginap di jalan," kata pria berkepala empat ini sembari
tertawa iseng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Suatu malam, saat sedang masuk hutan,
Ahmadsyah pernah berpapasan dengan harimau dewasa. Ukurannya besar. Mata sang
datuk nyalang. Namun Ahmadsyah berusaha tak gentar. Ia hanya membalikkan
badan dan berjalan kembali ke arah desa. Saat menengok ke belakang, harimaunya
sudah hilang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Ya itu tadi, asal kita gak
ganggu, ya gak akan diganggu sama Datuk," kata Ahmadsyah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Tapi pernah, satu dua kali dalam jangka
waktu yang lama, harimau memangsa manusia. Itu pun, masyarakat tak mau
menyalahkan harimau. Manusia yang dianggap bersalah karena memasuki habitat
harimau. Atau dianggap punya dosa besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ahmadsyah menceritakan soal pedagang
kemenyan yang menipu penduduk desa. Pulangnya, pedagang menyan itu dimakan
harimau. Atau juga kisah tentang remaja perempuan yang dimangsa harimau. Usut
punya usut, selain ia melanggar aturan jam mencari kayu --yang artinya harimau
sedang turun dari hutan untuk mencari mangsa--, ayah anak itu ternyata poligami sedarah, yakni mengawini dua orang perempuan sedarah. Ini adalah aib bagi masyarakat lokal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Suatu hari di dekat dusun Sadan, ada
seorang yang dimangsa harimau lalu diseret menuju bagian dalam hutan. Para penduduk desa yang berjumlah sekitar 50
orang bermaksud mengevakuasi jenasah korban. Evakuasi ini harus menempuh jarak
yang normalnya ditempuh selama 8 jam. Tapi kali ini hanya ditempuh dalam 2 jam
saja!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Soalnya pada lari semua, gak ada
yang mau di belakang," kata Ahmadsyah sembari tertawa lantang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Suku Talang Mamak dan Melayu Tua
memegang teguh prinsip bahwa harimau adalah datuk, dan hutan adalah rumah
mereka bersama. Tak seharusnya saling mengganggu. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 150%;">Andai keyakinan serupa juga dipegang
oleh para perambah hutan, pasti habitat harimau tak akan menghilang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Saat ini laju deforestasi Indonesia
semakin kencang. Berdasarkan riset dari Universitas Maryland, laju deforestasi
di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Antara tahun 2000 hingga 2012,
Indonesia sudah kehilangan hampir 16 juta hektar hutan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Di Sumatera,
rusaknya hutan turut andil dalam mengurangi populasi Harimau Sumatera.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Center for International Forestry Research, populasi Harimau Sumatera
turun drastis. Dari awalnya 500 ekor pada 1997, jadi 400 ekor saja pada 2007.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Kebanyakan harimau Sumatera ada
di Aceh, Riau, Jambi, dan Lampung," kata Rahmad.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Menurut penuturannya, di
Taman Nasional Bukit Tigapuluh sendiri, diperkirakan ada sekitar 54 ekor
harimau Sumatera yang tersisa. Tiga ekor diantaranya masih anak-anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Hilangnya hutan ini membuat banyak
binatang turun ke pemukiman warga untuk mencari makan. Hewan-hewan itu lantas
dianggap hama. Seperti n<i>angui</i>, sebutan penduduk lokal untuk babi hutan
berjanggut yang biasanya hidup berkelompok. Dulu, dimana ada koloni n<i>angui</i>,
bisa dipastikan ada harimau di sekitarnya. Sekarang n<i>angui </i>dan spesies babi
hutan lain sudah semakin sedikit karena ditumpas oleh manusia. Padahal babi
hutan adalah mangsa utama harimau Sumatera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Di beberapa tempat yang sudah
dirambah, harimau sudah kehilangan makanan. Harimau di daerah itu kurus- kurus.
Saya sedih kalau melihat mereka," kata Rahmad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Saat ini, berdasarkan pantauan dari
<i>camera trap</i>, ada sekitar 8 ekor harimau yang menempati hutan sekunder. Alias
hutan yang dekat dengan hunian manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Ini artinya, habitat mereka
rusak. Sampai harus mencari makan di sekitar tempat tinggal manusia," kata
Rahmad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Karena itu, visi utama PKHS adalah konservasi
harimau dengan melindungi habitat harimau. "Ya kalau melindungi suatu
spesies, ya harus lindungi juga habitatnya. Wajib itu," kata Rahmad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Menurut Rahmad, masyarakat dari suku
lokal, seperti Talang Mamak atau Melayu Tua tak pernah merusak hutan.
"Mereka punya tanah ulayat yang masih sangat luas."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Masyarakat adat ini sebenarnya
sudah sadar konservasi sejak dulu tanpa perlu diberi penyuluhan. Menurut Rahmad,
hanya para pendatang yang suka merambah hutan untuk membuat hunian atau
menebang pohon secara ilegal. Dan sedikit merepotkan berbicara soal konservasi
dengan para pendatang itu. Mereka biasanya tak perduli dengan konservasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Masalah semakin bertambah kala tak ada tapal
batas yang jelas. Mana daerah konservasi, mana daerah desa. Padahal tapal batas
ini sangat penting agar tak terjadi lagi konflik antara penduduk di sekitar
taman nasional dengan orang balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Ini
mungkin karena taman nasional ini masih muda. Butuh bantuan. Karena itu kami
jadi mitra mereka," kata Rahmad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Selama PKHS berdiri, usaha konservasi
ini termasuk lumayan berhasil. Mereka tak sekedar melindungi harimau dan
habitatnya saja. Tapi terus menerus memberikan penyuluhan kepada penduduk di
sekitar Taman Nasional mengenai pentingnya konservasi dan melindungi alam. PKHS
juga berkali-kali melakukan penanganan konflik antar manusia dan harimau
Sumatera. Tapi tentu usaha itu belum cukup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">"Konservasi harimau Sumatera sudah
lumayan berhasil. Walau sebenarnya tak signifikan jika dibandingkan dengan laju
perambahan," kata Rahmad gamang. []<o:p></o:p></span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-85981832402822104072015-01-22T10:56:00.000+07:002015-01-22T11:04:06.231+07:00Cerita dari Carita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Ceritanya awal pekan ini, kantor saya mengadakan <i>outing</i> ke Pantai Carita. Iya, awal pekan. Bukan akhir pekan seperti lazimnya orang berwisata. Orang-orang kantor kami memang semacam alien, jadinya suka menghindari keramaian. Kami berangkat hari Minggu malam, dan menginap di Carita hingga Selasa. Di wisma tempat kami menginap, suasana sepi. Banyak pohon kelapa menjulang tinggi. Pohon-pohon besar yang usianya saya taksir puluhan, bahkan mungkin ratusan tahun, juga berdiri dengan gagah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suasana makin terasa sepi karena ini hari kerja. Sama sekali tak ada tamu lain selain dari kantor saya. Sayang, musim hujan tak kenal orang plesiran. Hari Senin pagi, dimana kami seharusnya bermain tarik tambang, hujan turun dengan deras. Akhirnya kami lebih memilih meringkuk dalam selimut. Hari Selasa, kami merencanakan main futsal siang hari sebelum pulang. <i>Ndilalah </i>hujan juga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laut juga sedang tidak bersahabat. Ombaknya besar. Para penjaja jasa <i>banana boat</i> tak tampak sama sekali. Padahal beberapa dari kami merencanakan naik kapal untuk melihat Krakatau, gunung legendaris yang pernah meletus pada 1883 dan menewaskan lebih dari 36 ribu orang. Tapi ya terpaksa batal karena cuaca sedang tak bersahabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, sebenarnya bukan suasana <i>outing </i>dan wisma tinggal kami yang akan saya ceritakan. Melainkan... musik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu kami berangkat, suasanya syahdu. Malam hari, Jakarta memang tampak indah. Semisal macet tak dihitung, lampu kota Jakarta memang tampak romantis. Saya sudah merapatkan jaket dan bersiap untuk tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Musik dong! Karaoke!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tak tahu siapa yang teriak dari bangku belakang. Tapi teriakan itu membuat supir senang. Ia seakan mendapat persetujuan untuk membongkar tumpukan CD dan langsung memasang CD karaoke. Saya menduga ini bakal jadi Dangdut Koplo Nite, atau Dangdut Erotic Nite. Benar saja. Ia memasang CD karaoke Cita Citata, dengan volume hampir maksimal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dari perempuan semok itu lah saya tahu istilah gegana: gelisah, galau, merana. Kampret bener istilahnya. Semula saya pikir Cita akan menemani hingga kami tiba di Carita. Saya sih lumayan menikmati lagu-lagunya. Tak buruk-buruk amat. Pun, ia cukup enak dilihat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun saya salah. Supir rupanya cepat bosan. Setelah beberapa kali lagu "Sakitnya tuh di Sini" mengalun, ia menggantinya dengan CD karaoke lain. Sialnya, itu Betharia Fukking Sonatha! Mendadak Cita tampak seperti persilangan Aretha Franklin dan Debbie Harry jika dibandingkan dengan Betharia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakk! Saya pikir semua CD Betharia ikut dimusnahkan kala Harmoko melarang musik cengeng di zaman Orde Baru. Ternyata sisa-sisa artefak zaman kegelapan itu masih ada dan bersiap menguasai jagat bis malam lagi. Ini berbahaya, bung!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan melantunlah lagu-lagu Betharia, yang bintang video klipnya adalah Willy Dozan, suaminya sendiri. Sekarang sih mereka sudah cerai karena konon Willy melakukan kekerasan dalam rumah tangga. <i>Cuk, dadine malah nggosip</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ada yang patut diapresiasi dari Betharia. Ia luar biasa visioner. Lagu Betharia nuansanya memang <i>doom</i>, apokaliptik, nan depresif. Sudah ada jauh sebelum emo eksis. Sepertinya ia juga sadar kalau di masa depan, akan semakin banyak orang yang merasa gegana. Nubuatnya benar. Buktinya lagu-lagunya masih eksis hingga sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedahsyatannya hanya bisa ditandingi oleh Nafa Urbach belaka. Belakangan, seorang teman merekomendasikan nama Nia Daniati untuk masuk dalam Trio Penghancur Gendang Telinga ini. Saya sih belum pernah dengar lagunya. Tapi melihat ia pernah menghabiskan belasan tahun masa hidupnya menjadi istri Farhat Abbas, saya pikir ia cukup layak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untung perjalanan ke Carita cuma 3,5 jam saja. Jadi siksaan Betharia tak terlampau lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pulangnya, saya dihadapkan dalam kondisi yang sama. Cita Citata kembali hadir dan goyang di monitor televisi di samping pak supir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun entah kenapa, sang kenek tiba-tiba menghentikan Cita, lalu memasukkan sebuah CD lain. Dari awalannya, saya seperti tahu ini video apa. Lalu muncul logo Geffen Records, saya jadi semakin yakin ini video apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Guns N Roses, <i>Welcome to the Videos</i>. Saya bersorak girang. Langsung membangunkan Mico yang sedang tidur-tidur ayam. Ia memang suka Guns N Roses. Sering bernyanyi dengan gaya Axl Rose.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aduh kumpulan video ini. CD dengan logo Guns N Roses di sampul depannya ini merupakan pintu gerbang saya mengenal kesakralan Guns N Roses. Saya masih berseragam putih biru waktu itu. Masih ingusan. Tapi setelah mendengar dan melihat video Guns N Roses, saya yakin, hidup saya tak akan pernah sama lagi. Ya ya ya, klise memang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
CD itu saya dapatkan dari kak Rani, sepupu saya. Mungkin ia sudah lupa pernah memberi saya CD itu. Tapi saya tak lupa. Setiap hari saya memutarnya sepulang sekolah. Terus diulang-ulang hingga saya hafal luar kepala urutan lagunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama, "Welcome to the Jungle". Kedua, "Sweet Child O' Mine", ketiga itu "Paradise City". Lalu disusul dengan "Patience", "Don't Cry", "Live and Let Die", "November Rain", bla bla bla, hingga akhirnya ditutup dengan "Since I Don't Have You".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya cetak lirik lagu mereka, yang saya cari sewaktu berselancar di warung internet. Berselingan dengan mencari gambar artis-artis telanjang --yang belakangan saya tahu itu editan. Saya nyanyikan hingga saya hafal benar setiap paragraf, coda, reff.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan kemarin saat melihat lagi video Guns N Roses, saya jadi yakin. Ada beberapa band yang akan selalu dicintai, dan membuat kita berhenti di umur belasan tahun setiap mendengar mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Guns N Roses adalah salah satunya. []</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-1814941211930491862015-01-06T18:00:00.000+07:002015-01-06T18:00:59.706+07:00Kado Ulang Tahun Untuk Rani<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Istri saya berulang tahun hari ini. Umurnya berapa, tak usah disebutkan. Toh umur hanyalah angka. Tak lebih, tak kurang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebalikan dari saya, istri saya menganggap ulang tahun adalah hal penting. Ia selalu rajin membelikan kado tiap saya ulang tahun. Dan selalu beragam jenisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lha, saya sendiri suka kesusahan kalau beli kado buat orang lain. Saya ingat, saat isteri ulang tahun di tahun pertama kami berpacaran, saya belikan ia buku biografi Janis Joplin, penyanyi favoritnya. Di tahun kedua pacaran, saya tak memberi kado apa-apa selain doa. Pancen aku pacar sing asu banget.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, di tahun ini, saya kembali bingung mau beli kado apa. Rencananya mau beli kaos Janis Joplin. Lha ndilalah saya lupa. Akhirnya saya kemarin semburat, nyari kado apa yang pas buat istri saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya saya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat. Baru 20 menit keliling saya sudah tak kuat. Kepala pusing. Kaki gempor. Makanya saya selalu salut sama perempuan yang betah cuci mata berjam-jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya saya memutuskan masuk ke toko serba ada, toko yang sering dimasuki istri saya untuk cuci mata. Barang di toko itu memang luar biasa banyak. Tapi harganya kadang ngajak berantem.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya keliling. Bingung mau beli apa. Piring? Ah, kurang penting jeh. Pot dan bibit tanaman? Ah, itu di rumah ada tiga pot dan satu sak tanah yang tidak terawat. Alat masak? Itu mah cocoknya buat saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga saya ingat kalau istri saya pernah mengeluh tangannya perih sewaktu mencuci piring. Akhirnya dengan langkah mantap, saya pergi ke bagian kebersihan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya beli... dua pasang sarung tangan karet untuk cuci piring. Hehehe. Warnanya ungu dan kuning.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, awalnya saya mau ngasih kado itu saja. Sampai akhirnya, saat mau bayar, ada tumpukan lampu tidur bergambar lambang tim sepak bola. Saya ingat kalau istri saya suka AC Milan. Akhirnya saya beli satu untuk dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu saya kasih kadonya, saya sok-sok misterius gitu. Waktu kado dibuka, istri saya ngakak gak ketulungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya emang sih, aku nyari sarung tangan plastik. Tapi ya gak buat kado ulang tahun juga kalik."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Terus kenapa kamu beliin lampu Milan? Kan aku sudah gak ngikuti sepak bola lagi?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anu, itu lagi diskonan 50 persen. Lumayan jeh," kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Istri saya tambah ngakak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ah, untung ada kartunya. Ucapannya manis. Kamu tertolong, karena kamu pintar merangkai kata," kata isteri saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu saya jadi mikir, jangan-jangan kalau saya gak bisa nulis, saya gak akan punya isteri? Bisa jadi sih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah sudahlah, selamat ulang tahun Rani. Semoga terus sehat. Dan mari kita buat kebahagiaan kita sendiri.</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-46588625391318711082014-12-30T18:04:00.001+07:002014-12-30T18:16:50.921+07:0027 and Life<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Saya selalu berpikir kalau hidup saya akan berakhir di umur 27.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau setidaknya bunuh diri di umur 27.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata perkiraan yang saya buat saat masih berambut gondrong dan mengimani The Doors mati-matian, meleset total. Saya masih hidup hingga sekarang, beberapa hari setelah usia saya resmi 27. Saya belum mati. Pun, belum bernyali untuk bunuh diri. Mendadak saya jadi tertawa kecil mengingat kemauan saya dulu. Saya dulu ingin mati bunuh diri, seandainya saya tak mati di umur 27. Sekarang, keinginan itu terasa seperti mimpi lugu para remaja yang terlalu banyak menenggak LSD dan mendengar Janis Joplin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Umur 27 saya sambut dengan biasa saja. Walau konon umur itu adalah umur keramat. Yang konon juga, akan menentukan jalan hidupmu kelak. Beberapa keputusan penting dalam hidupmu akan dibuat di umur 27. Katanya demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi saya, salah satu kepentingan penting dalam hidup sudah saya ambil beberapa bulan sebelum menginjak umur 27. Menikah. Iya, saya memutuskan untuk menikah 8 bulan sebelum umur 27. Sebelumnya, pindah ke Jakarta juga menjadi salah satu keputusan penting dalam hidup saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semalam sebelum ulang tahun, Rani menanyakan saya mau kado apa. Jujur, saya bingung. Saya berasal dari keluarga yang tak begitu peduli dengan perayaan ulang tahun. Beberapa kali, saya lupa ulang tahun ayah, mamak, adik dan kakak, bahkan ulang tahun saya sendiri. Jadi ritual ulang tahun, atau menerima kado, bukan sesuatu yang sering saya alami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi Rani selalu membuat ulang tahun saya jadi istimewa. Beberapa jam sebelum jam 12 tiba, ia sudah mengucapkan selamat ulang tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Mau kado apa?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hmm... gimana kalau gitar?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rani diam sejenak. Lalu menyahut. "Oke deh."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya terlonjak girang. Tak menyangka ia mengiyakan permintaan saya. Maklum, sebagai pengantin baru, tanggungan kami begitu banyak. Semua hal klise seperti bayar kontrakan, listrik, belanja bulanan, dan beberapa hutang lain. Beli gitar tentu bukanlah sebuah prioritas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ternyata lidah dan muka saya cukup membuat Rani jadi terharu. Ia mengabulkan permintaan saya. Beberapa jam kemudian, ia terlihat menyesali keputusannya ini. Hahaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya, dua hari selepas ulang tahun, saya dan Rani pergi ke sebuah toko musik di bilangan Kebayoran Baru. Satu gitar berwarna natural saya pilih. Senyum saya terkembang lebar. Kepala Rani langsung pusing, cenat cenut memikirkan penataan ulang beban fiskal rumah tangga bulan ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gara-gara gitar itu, saya menemukan kembali kecintaan lama terhadap gitar. Rasa girang dan ingin mengulik lagu muncul lagi. Rasa senang itu sebenarnya diikuti oleh aduhan. Jari saya melepuh, karena lama tak pernah menekan senar gitar. Beberapa hari kemudian, ujung-ujung jari mulai mengapal. Rasa sakit mulai hilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah jadi mendadak bising karena saya main gitar. Rani kadang ngomel, karena saya tak mengenal waktu. Jam 12 malam, saya pun sibuk genjrang genjreng. Terakhir, ia menyuruh saya mengamen di sepanjang Tebet, agar modal beli gitar bisa balik. Dasar istri tak solehah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soal gitar ini mungkin akan saya tulis di postingan yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Intinya, saya bersyukur saya tak jadi mati di umur 27 pas. Juga bersyukur saya tak punya nyali buat mengakhiri nyawa sendiri. Ternyata hidup menyenangkan. Memberi saya kejutan-kejutan baru. Saya yakin, akan ada banyak cerita dan kejutan lain yang menanti saya di simpangan-simpangan hidup berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi umur 27 juga memberi saya peringatan-peringatan kecil. Seperti sengatan-sengatan di bagian bahu selepas makan panganan kolesterol. Atau nafas yang sudah jadi pendek-pendek. Naik tangga dua lantai saja sudah macam lari maraton 15 kilometer. Sinyal kecil semacam itu mungkin muncul untuk memberi peringatan: kau tak bisa serampangan lagi dalam mengatur hidup!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perihal hidup selepas 27 yang konon hanya menunda kekalahan, tak apa lah. Toh saya juga bukan orang yang menganggap hidup adalah perihal menang atau kalah. Menikmati hidup tampaknya lebih mengasyikkan ketimbang memikirkan menang atau kalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, umur, sampai jumpa tahun depan.[]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-46849980719527171432014-12-18T15:33:00.000+07:002014-12-18T15:47:45.864+07:00Menyambut Moviemetalithicum<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibarat motor, grup heavy metal asal Yogyakarta, Sangkakala, sekarang sedang menginjak gigi empat. Band yang digawangi oleh Baron Kapulet Araruna sebagai vokalis, Ikbal Lubys pada gitar, Rudy Atjeh pada bass dan Tatsoy pada drum ini sedang mempersiapkan perilisan DVD bertajuk Moviemetalithicum yang akan dirilis akhir Desember 2014.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"DVD ini berawal dari launching album Heavymetalithicum yang didukung oleh Mas Bandist Shaggy Dog," kata Baron Capulet, vokalis Sangkakala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menyegarkan ingatan, grup band yang beranggotakan lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini merilis album penuh pertama mereka, Heavymetalithicum, pada Desember tahun lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Acara yang diadakan di Taman Budaya Yogyakarta ini berlangsung dengan meriah. Menjelang pertengahan set, para penonton turut naik ke atas panggung untuk ikut bernyanyi dengan Sangkakala. Kemeriahan semakin terasa dengan dentuman kembang api yang selalu jadi ciri khas Sangkakala. Kemeriahan acara ini yang lantas didokumentasikan dalam bentuk DVD dokumenter.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proyek pembuatan DVD ini banyak dibantu oleh Doggyhouse Record. Ini adalah label rekaman milik band legendaris Yogyakarta, Shaggy Dog. Kerjasama antara Doggy House Records dan Sangkakala sudah terjalin sejak lama. Selain saling mengenal secara pribadi, mereka sudah bekerja sama dalam album kompilasi Doggybark! yang berisikan lagu-lagu dari band Yogyakarta. Album ini dirilis pada bulan September silam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini Doggy House Records secara khusus mendelegasikan tugas pendokumentasian Moviemetalithicum pada Djati Wowok Pambudi, alias Wowok Erwe. Selama ini Wowok lebih dikenal sebagai gitaris cum vokalis band Erwe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses pembuatan DVD ini memakan waktu yang lumayan panjang. Terhitung sejak perilisan album, pembuatan DVD ini menghabiskan waktu satu tahun. Beberapa aral memang muncul dalam proses pembuatan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya kita lumayan kagok karena interview, jadi agak serius," kata Baron sembari tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain tak biasa diwawancara, kendala lain adalah Wowok mempunyai beberapa kesibukan lain. Ditambah, vokalis Erwe ini sempat mengalami kecelakaan yang membuat dirinya harus istirahat beberapa lama. Kendala klasik seperti pendanaan, sudah bisa dikover dengan baik oleh Doggy House Records.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jadi kita gak mikirin dana, kita bisa maksimal dalam membuat karya. Doggy House juga membebaskan urusan artistik," tambah Baron.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DVD Moviemetalithicum ini sudah pasti akan jadi karya yang menarik. Pasalnya, selama ini di Indonesia belum banyak film dokumenter tentang perjalanan sebuah band atau tentang pesta pora perilisan album dari sebuah band. Dalam scene musik Yogyakarta pun, nyaris nihil, atau bahkan belum ada, band yang punya dokumentasi berformat film.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sangkakala sendiri merupakan band yang sangat menarik untuk dijadikan film. Rentang waktu berkarya mereka sudah panjang. Band yang terpengaruh musik-musik heavy metal dan dandanan 80-an ini sudah aktif sejak 2005. Berawal dari pinggiran kota Bantul, mereka menggebrak scene musik Yogyakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 2010, mereka sukses membuat gelaran Macanista Workshop dalam Biennale Yogyakarta. Mereka memberikan workshop tentang glam rock, potongan rambut ala glam rock, sablonase, hingga pementasan tunggal di Taman Budaya Yogyakarta. Bootleg penampilan Sangkakala ini lantas dirilis dalam bentuk EP berjudul Macanista yang bisa diunduh gratis via situs netlabel Yes No Wave.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tahun 2013, kuartet heavy metal circus ini merilis album penuh pertama kali dan disambut dengan gegap gempita. Mereka juga sempat mengadakan dua konser bersama band heavy metal asal Jakarta, GRIBS di Yogyakarta dan Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Moviemetalithicum ini, sedikit demi sedikit misi Sangkakala akan tersibak. Mereka memang tidak sekedar bermain band. Mereka punya misi tersembunyi. Semisal mempopulerkan kembali heavy metal dan glam rock yang sempat hiatus saat grunge muncul. Workshop glam rock di tahun 2010 menjadi bukti bagaimana Sangkakala menjalankan propaganda memasyarakatkan heavy metal dan meng-heavy metalkan masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di film ini juga akan terlihat bagaimana pentingnya artwork, sisi artistik, dan estetika Sangkakala dalam berkarya. Latar belakang mereka sebagai mahasiswa institut kesenian jelas tak bisa dipisahkan dari karya-karya musik dan artwork Sangkakala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang lebih unik lagi, meski Sangkakala memainkan musik heavy metal yang notabene dari belahan dunia barat, tapi mereka tak abai dengan unsur-unsur kelokalan. Simak saja artwork pandai besi yang jadi kover album Heavymetalithicum. Atau bagaimana Sangkakala dengan gagah menjadikan Reog Ponorogo sebagai maskot yang selalu dipajang di setiap panggung; atau harimau yang banyak muncul dalam artwork Sangkakala. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lagi bicara soal rambut mullet –gaya rambut yang populer dengan sebutan gondes, alias gondrong ndeso, di kalangan para preman terminal—serta penghormatan terhadap tong setan, sebuah atraksi sirkus yang tak pernah absen di setiap pasar malam. Sangkakala membawa itu semua dalam setiap karya dan penampilan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan masa aktif yang panjang, musik yang rancak, penampilan yang mencolok, propaganda yang menggentarkan, dan atraksi panggung yang beringas, tak heran kalau Sangkakala menjadi band yang punya basis massa sangat besar di Yogyakarta. Sebutannya beragam. Mulai Macanista, Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Sangkakala), Alutsista (Alat Utama Sistem Macanista), hingga SPG (Sangkakala Promotion Girl).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DVD Moviemetalithicum akan dirilis sebanyak 500 kopi. Rinciannya, 100 kopi adalah edisi boxset yang dibanderol Rp 150 ribu. Selain berisi DVD, paket ini akan berisi bendera dan pin Sangkakala. Sedangkan paket reguler sejumlah 400 kopi akan dibanderol seharga Rp 50 ribu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pelepasan DVD ini akan turut dimeriahkan oleh penampilan Sangkakala dalam format akustik, yang tiketnya akan dibatasi untuk 200 orang saja. Lagi-lagi ini hal yang menarik. Karena sepanjang karirnya, Sangkakala baru satu kali tampil dalam format akustik. Dalam penampilan live kali ini, gitaris Iqbal akan memakai gitar khusus yang ia buat sendiri. Selain itu, penampilan akustik ini akan direkam secara live dan akan dirilis dalam bentuk kaset dalam proyek Sangkakala berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi bersiaplah! []</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Post-scriptum: ini rilis pers yang saya tulis untuk acara konfrensi pers Sangkakala beberapa hari lalu. Ayo yang belum pesan DVD ini, segera pesan. Rugi kalau tak punya film dokumenter keren dari band keren ini.</i></span></div>
</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-69116535203842407532014-12-05T16:54:00.002+07:002014-12-05T16:56:53.693+07:00Kecanduan August Eve<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sejak beberapa waktu belakangan, saya sedang khusyuk mendengarkan lagu-lagu August Eve. Ini artis muda dari California, Amerika Serikat. Awalnya saya tahu August waktu menonton beberapa video Richie Kotzen, gitaris band rock The Winery Dogs. Richie adalah salah satu gitaris favorit saya. Lagu-lagunya paten punya. Ditambah ia juga punya karakter vokal yang mengasyikkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
August beberapa kali tampil bersama Richie. Usut punya usut, August adalah anak kandung Richie. Beberapa penampilan mereka sangat menyenangkan dan hangat. Kehangatan itu makin terasa kalau istri Richie yang merupakan pemain bass dari Brasil ikut manggung. Jadi semacam band keluarga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa kali mencari nama August, saya menemukan akun twitter dan laman Soundcloud-nya. Ternyata lagu-lagu August itu enak! Saya jadinya malah kecanduan. Lagunya saya dengarkan, berselingan dengan album baru Richie,<i> The Essentials of Richie Kotzen</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suara August itu <i>hauntingly beautiful</i>. Indah yang menghantui. Suaranya terngiang-ngiang di telinga saya nyaris tiap hari. Mini album August sudah dirilis via Soundcloud. Judulnya <i>Party for Wallflowers</i>. Ada empat lagu di album itu. Favorit saya adalah track pertama, "Heart of Gold". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coba dengarkan lagu-lagu gadis yang masih umur 17 tahun ini. Jangan salahkan saya kalau kalian jatuh cinta. []</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<iframe frameborder="no" height="450" scrolling="no" src="https://w.soundcloud.com/player/?url=https%3A//api.soundcloud.com/tracks/168817308&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true" width="100%"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-36043084434279309932014-12-03T13:11:00.000+07:002014-12-03T13:14:34.427+07:00Bob dari Potlot<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj47RAjQMo1yX9i3pTCimUraYLElV1UA3SLVUQom0BQpkuB7m0LWZn_K0629n8YXJMBAIjO5wIFteGXAkqFVksTh9Ver0sslUF0YbXipapg6xoPFXMR7CDNLjOFdDvI52fexYaynkU-gYnt/s1600/IMG_20141203_120639.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj47RAjQMo1yX9i3pTCimUraYLElV1UA3SLVUQom0BQpkuB7m0LWZn_K0629n8YXJMBAIjO5wIFteGXAkqFVksTh9Ver0sslUF0YbXipapg6xoPFXMR7CDNLjOFdDvI52fexYaynkU-gYnt/s1600/IMG_20141203_120639.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namanya Bob. Saya rasa, semua orang yang pernah datang dan nongkrong di Potlot pasti tahu orang ini. Bob sudah jual rokok di Potlot sejak tahun 1982. Namun mungkin tak banyak yang tahu nama aslinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nama asli saya Karyana, cuma anak-anak manggil saya Bob. Mungkin yang sekarang pada nongkrong di sini gak tahu nama asli saya siapa," katanya sembari tertawa. Memperlihatkan deretan gigi yang lumayan rapi dan sehat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin nama Karyana dianggap terlalu susah untuk dihafal. Pun, kurang enak untuk dipanggil. Maka anak-anak Potlot waktu itu memanggilnya dengan sebutan Bob. Diambil dari kaus bergambar Bob Marley sedang <i>nyimeng</i> yang waktu itu sering dipakai oleh Karyana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya bertemu dengannya di sebuah siang yang terik. Urusan saya sudah selesai. Namun dahaga membuat saya mampir di kios Bob. Minum teh botol dan makan keripik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di luar gang, macet masih mengular panjang. Duren Tiga, Jakarta Selatan, memang salah satu titik macet. Tapi Potlot tenang, semacam tak tersentuh hiruk pikuk selatan Jakarta. Pohon-pohon besar yang tumbuh di banyak rumah juga banyak membantu mengurangi terik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bob datang ke Jakarta pada awal 80-an. Asalnya dari Tegal. Sama seperti kebanyakan perantau yang datang ke Jakarta, Bob berharap mendapat pekerjaan yang baik. Tapi hasilnya nihil. Setelah mencoba selama dua tahun, Bob akhirnya memutuskan mendirikan kios kecil tepat di bibir gang Potlot.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak itu, Bob akrab dengan penghuni Potlot. Ia mengenal personel Slank sama baiknya dengan mengenal anak sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di suatu panggung 17 Agustusan, Bob terkesima melihat Akhadi Wira Satriaji bernyanyi di atas panggung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dia nyanyi lagu barat, saya gak tahu judulnya. Tapi bagus bener. Saya mikir, ini anak bakal jadi penyanyi beneran," kata Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nubuatnya terbukti benar di kemudian hari. Akhadi, lebih dikenal sebagai Kaka, menjadi vokalis Slank, band rock n roll terbesar di Indonesia hingga sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bob juga kenal baik dengan para remaja yang sering nongkrong di Potlot. Kebanyakan dari mereka lantas jadi musisi terkenal. Waktu remaja, para calon musisi itu sering nongkrong di jembatan. Main gitar dan nyanyi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada Imanez dan Didit Saad, dua bersaudara yang punya rumah tak jauh dari gang Potlot. Rumah mereka sekarang jadi Hotel Kaisar. Menurut penuturan Bunda Iffet, mantan personal manager Slank yang sudah tinggal di Potlot sejak pertengahan 60-an, kakek nenek Imanez dan Didit adalah orang kaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Mereka punya tanah luas banget. Neneknya mereka itu orang terkaya keempat di Jakarta," kata Bunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain dua bersaudara itu, ada pula Oppie Andaresta, Bongky, Pay, Indra, hingga Denny, sepupu Bimbim yang lantas jadi bassist awal Slank.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak-anak muda itu sama saja dengan remaja kebanyakan. Merokok, tapi tak punya uang berlebih. Akhirnya mereka sering berhutang ke Bob. Kadang mereka berhutang tak tanggung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Si Indra dulu hutangnya malah suka satu slop. Sukanya rokok luar negeri, Camel itu. Kadang Marlboro," tutur Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hampir semua anak Potlot pernah berhutang pada Bob. Salah satu yang paling sering adalah Anang Hermansyah. Kala itu, Anang baru saja datang dari Jember. Ia dibawa oleh Pay, gitaris Slank. Anang lantas meniti karir sebagai vokalis band rock Kidnap Katrina, bersama Massto, adik Bimbim yang jadi drummernya, dan Koko, kakak Kaka yang jadi gitaris. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, Anang juga dikontrak sebagai penyanyi solo. Namun karir solonya lebih berhasil. Kidnap Katrina bubar seusai album perdana rilis. Saya sekali sebenarnya. Karena Kidnap adalah salah satu produk terbaik gang Potlot.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari ada satu orang yang datang ke Bob. Tanya-tanya soal Anang. Bob tak tahu kalau yang datang itu adalah wartawan. Dengan enteng saja ia ngomong kalau Anang sering hutang rokok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua minggu kemudian, artikel tentang Anang terbit di sebuah majalah remaja terkenal. Disebutkan, dengan gaya kelakar, bahwa Anang sering hutang rokok pada Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dua hari kemudian, Anang lewat di Potlot naik mobil. Dia buka kaca, trus bilang, 'Wah jangan gitu dong Pak Bob. Kan semuanya juga hutang,'" kata Bob sembari tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun setelah banyak dari anak Potlot sukses, mereka tak lupa pada Bob yang berjasa memasok nikotin hutangan. Mereka kerap memberi uang pada Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Setiap lebaran, si Indra, Bongky, selalu rutin ngasih duit," kata Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Momen gelap di Potlot adalah saat kebanyakan dari mereka kecanduan narkoba. Beberapa yang tak ingin ikut kecanduan, memilih untuk pergi dari Potlot. Sedangkan yang kecanduan, lebih memilih menekuri kecanduannya masing-masing di kamar mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sudah gak ada lagi yang nongkrong di jembatan, gak ada yang gitaran sambil nyanyi-nyanyi," kata Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Bob, narkotika memang membawa masalah. Ia bahkan pernah melihat sendiri seorang bandar tewas di depan matanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu, polisi berpakaian preman datang ke Potlot. Mereka sedang memburu bandar bernama Jerry, yang kebetulan sering nongkrong dan berbisnis di Potlot. Melihat polisi, Jerry panik dan melompat ke got di depan warung Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Polisi ikut melompat, tapi jatuh. Mungkin karena kesal dan tak ingin capai mengejar, si polisi memilih untuk menarik pelatuk. Dor! Jerry tewas di got kecil itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jerry ketembak di depan warung saya," kata Bob.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Potlot berduka karena mereka mengenal Jerry secara personal. Slank membuatkan lagu berjudul "(Jerry) Preman Urban" khusus untuk mengenang Jerry. Lagu ini muncul di album <i>Tujuh</i> yang dirilis awal 1998.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Berminggu berlalu </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Berbulan berlalu</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>bertahun berlalu</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dia terperosok semakin dalam</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Suatu malam menjelang pagi</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Di dekat rumahku</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dia buron karena ulahnya</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3 peluru di tubuhnya</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jerry tewas di tangan petugas!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tahun yang sama, warung Bob digusur. Tapi berkat bantuan Bunda Iffet, Bob dapat sepetak lahan untuk berjualan. Tepat di samping markas Slank.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebotol teh sudah tandas. Macet sudah mulai terurai. Sepertinya saatnya untuk pulang. Saya pamit, Bob tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kamu sedang berkunjung ke Potlot, mampirlah ke warung Bob. Bertanyalah apapun tentang Slank, atau para penghuni Potlot lain. Ia akan menceritakan kisah-kisah yang tak akan pernah dimuat di media atau ditayangkan di media gosip. []<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i>post-scriptum: beberapa bahan di tulisan ini saya dapatkan dari tulisan pendiri Sarekat Pemuda Pengobral Aer Mata, Eddward S. Kennedy alias Panjul. Ia banyak membantu saya saat ada proyek Slank ini --yang akhirnya kandas di tengah jalan.</i></span></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-34264478303783974292014-11-20T04:04:00.002+07:002014-11-20T04:06:36.745+07:00Pada Selembar Sobekan Kertas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<i>Untuk Rani</i><br />
<br />
Kau pernah bilang<br />
Rinduku serupa abu<br />
Ia mudah hilang, gampang tempias<br />
Tergenang air<br />
Atau terseret arus<br />
Menuju sungai, laut<br />
Atau berakhir di comberan hitam<br />
di gang buntu yang riuh dengan bocah dekil beringus<br />
<br />
Namun barangkali rindu memang sudah tak semenarik dulu<br />
Ia terlalu banyak diobral<br />
<br />
Dalam lagu cinta eceran,<br />
dalam puisi romansa kapiran,<br />
hingga stanza dangdut kacangan<br />
<br />
Rindu memang sudah jadi barang kodian<br />
Rindu tak lagi menarik<br />
Usang, kuno, dan tak layak dibicarakan<br />
<br />
Padahal rindu menarik ketika ia tak berisik<br />
Terlahir dari kesunyian yang menyayat<br />
Ditakik dari jarak yang semakin jauh<br />
Digurat seiring melambatnya waktu<br />
Dirapal bersama deru roda kereta<br />
<br />
Rindu seperti ini<br />
Rindu yang ditulis hanya pada sobekan kertas<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<i>Ditulis di kereta Jaka Tingkir</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>Pasar Senen-Gubeng</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>18 November 2014, selepas dini hari</i></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-37411450894578552432014-10-21T14:04:00.004+07:002014-10-21T14:04:57.814+07:00E-book Selamat Datang Presiden Jokowi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinG6WdRdaWkVFMdlyG2jbDHguKKOnLqHdTT0sVNPTmPXDtunM7Yde6AoavMpG9e16Jfh6mhpQGIkQjkByfYKH_3Df5__R1_h5n1ATsuWo03052S9_vsAmWnExhqq9dlBecZhyDTCzzS92o/s1600/B0NmIRGCYAESUdO.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinG6WdRdaWkVFMdlyG2jbDHguKKOnLqHdTT0sVNPTmPXDtunM7Yde6AoavMpG9e16Jfh6mhpQGIkQjkByfYKH_3Df5__R1_h5n1ATsuWo03052S9_vsAmWnExhqq9dlBecZhyDTCzzS92o/s1600/B0NmIRGCYAESUdO.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua berawal dari<a href="http://nuranwibisono.blogspot.com/2014/06/surat-untuk-mamak.html" target="_blank"> tulisan untuk mamak perihal Prabowo dan Jokow</a>i. Tulisan itu ternyata dibaca Wisnu Prasetyo, kawan saya yang bekerja jadi editor di Bentang Pustaka. Beberapa hari selepas pemilihan presiden, Wisnu menghubungi saya. Ia meminta izin untuk memuat tulisan saya dalam sebuah buku bunga rampai persembahan pada Jokowi. Saya tentu tak menolak. Apalagi buku itu dibagi secara gratis dalam format e-book. Pun, yang minta Wisnu <i>jeh</i>, kawan saya. Ya gak mungkin saya menolaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kabar baik itu akhirnya datang kemarin. Hari ketika presiden ketujuh Indonesia dilantik. Bentang Pustaka akhirnya merilis e-book berjudul <i>Selamat Datang Presiden Jokowi</i> yang bisa diunduh dengan bebas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak penulis lain yang ikut dalam penulisan buku ini. Beberapa sudah saya kenal namanya. Bahkan saya mengidolakan mereka. Agus Mulyadi, Mas Ari Perdana, Eka Kurniawan, hingga Mas Puthut EA. Sebagian besar tulisan di di buku ini bercita rasa personal. Tentu, karena awalnya, kebanyakan tulisan ini dimuat di blog pribadi. Justru karena itu, harapan pada presiden baru jadi lebih terasa. Soalnya yang menulis ya rakyat-rakyat biasa, yang memilihnya dan menaruh harapan besar pada pundaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat kata, selamat bekerja Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Post-scriptum: bukunya bisa diunduh di <a href="http://bentangpustaka.com/selamat-datang-presiden-jokowi-e-book-edition/?utm_source=Bentang+Pustaka+-+Catalog+Newsletter&utm_campaign=57f1ace88f-Free+E-book+Selamat+Datang+Presiden+Jokowi&utm_medium=email&utm_term=0_4722ba394c-57f1ace88f-194985397" target="_blank"><span style="color: red;">sini</span></a></i></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-8578181945794590112014-10-09T17:42:00.004+07:002014-10-09T17:46:36.091+07:00Komitmen oh Komitmen<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Jadi orang konsisten menjalani komitmen itu susah. Pasalnya, tak ada yang abadi selain perubahan. Kamu bisa saja berjanji A pada hari ini, dan setahun kemudian kamu akan berubah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya? Kadang, komitmen saya hanya bisa bertahan sehari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa tahun silam saya pernah berkomitmen tak akan makan malam. Alasannya apa lagi kalau bukan mengurangi berat badan yang sudah berlebihan. Kawan yang mau ikut sumpah palapa ini adalah Panjul. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oke, malem gak usah makan nasi ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mengangguk tegas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siang diucapkan, malamnya kami berdua sudah duduk nangkring di burjo sembari makan bubur kacang hijau. Esok malamnya, selepas adzan Isya berkumandang di Nologaten, kami berdua sudah lahap menyantap nasi campur di Burjo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lapar jeh," kata Panjul berusaha memaklumi kami berdua yang begitu mudahnya melupakan janji. Saya mendukungnya dengan menganggukkan kepala dan mengacungkan jempol.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu bukan satu-satunya komitmen yang saya langgar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah saya berkomitmen untuk ikut fitnes. Alasannya hampir sama: mengurangi berat badan. Partnernya masih sama: si bodoh Panjul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka kami berdua dengan yakin mendatangi sebuah fitness centre di bilangan Seturan. Kami mendaftar dan membayar Rp 90 ribu untuk biaya fitness sebulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kita harus rutin fitness nih. Sayang duitnya euy," kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panjul mengiyakan dengan tegas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Datanglah hari untuk fitness. Sang instruktur, dengan mata menatap sinis dan iba pada perut kami, dengan telaten mengajari kami memakai alat fitness satu per satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berdua pun mulai mencoba berbagai alat yang macam karya seni instalasi itu. Tak terasa hampir 30 menit kami coba alat-alat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jancuk, capek ya cuk. Badan sakit semua 'e," kata Panjul pada saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya cuma mengeluhkan hal yang sama sembari memijit betis dan paha yang linu dan cenut-cenut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa puluh hari setelah fitness pertama, kami ingin mencoba fitness lagi. Si mbak front office dengan tenang menyahut, "Wah ini sudah habis satu bulan. Harus bayar lagi," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya dan Panjul cuma bisa saling tatap. Lalu kompak menjawab, "Iya mbak, ambil duit dulu ya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami tak pernah kembali lagi ke tempat fitness terkutuk itu. Malam itu kami pungkasi dengan menyantap gudeg ceker dengan santan yang mlekoh. Selamat tinggal perut rata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, semudah itu saja kami mengingkari komitmen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu tak terhitung saya membuat komitmen dan berhenti di tengah jalan. Kalau di serial Friends, saya sudah macam Joey Tribbiani. "I am Tribbiani, I am quit."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pernah komitmen lari tiga kali seminggu. Tak makan nasi selepas jam 9 malam. Membaca buku tiap hari. Hingga mengurangi bermain ponsel pintar. Semua itu berhenti di tengah jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membuat komitmen itu memang tak mudah. Komitmen itu hanya bisa dijalani oleh orang-orang yang teguh. Orang-orang terpilih. Karena itu saya mengangkat topi pada orang macam mereka, yang menjalani komitmen mereka dengan penuh seluruh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sore ini, saya membuat komitmen lagi: mengurangi makan nasi. Sebagai asupan karbohidrat, saya akan mulai menyantap umbi-umbian atau jagung. Ini gara-gara saya membaca beberapa literatur tentang pangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari artikel itu saya tahu, masyarakat kita sudah kecanduan nasi. Tingkat konsumsi beras di Indonesia termasuk paling tinggi di dunia, mencapai 139,15 kilogram per kapita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai perbandingan, Jepang, negara di Asia yang juga mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok, berhasil menekan angka ketergantungan pada beras, hingga hanya mencapai 58 kilogram per kapita per tahun. Ini karena Jepang sudah mulai mengenalkan makanan pokok alternatif sedari dini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal dulu kita pernah mempunyai banyak pangan lokal non beras sebagai makanan pokok. Mulai sagu, jagung, hingga ketela dan ubi. Akibat dari kecanduan nasi ini bisa panjang dan berbahaya. Salah satunya adalah kebutuhan beras yang teramat tinggi, sedangkan produksi beras dalam negeri semakin menurun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya kita harus impor beras dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri. Tahun lalu, negara ini mengimpor 472 ribu ton beras dari luar negeri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rani mendukung komitmen saya untuk mengonsumsi umbi-umbian. "Aku cubit perutmu kalau makan nasi," katanya kejam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh ya, Indonesia ini penghasil singkong terbesar ketiga di dunia lho. Setiap tahunnya, produksinya sebesar 23,7 ton.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari dilihat berapa lama saya bisa menjalani komitmen ini. Hup! []</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Post-scriptum: Ini gak ada hubungannya dengan komitmen hubungan cinta lho ya, itu soal yang berbeda :p</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-25428819582179862952014-10-03T12:33:00.005+07:002014-10-03T12:40:23.375+07:00Sebuah Senandung Pendustaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i>Beberapa hari lalu, saya membaca sebuah kabar sendu. Sinar Syamsi, anak M. Arief --pencipta lagu "Genjer-genjer", hidupnya masih menderita. Ia berkali-kali di PHK, hingga terpaksa tinggal berjauhan dengan anak istri. Semua hanya karena ia anak M. Arief, pencipta lagu yang dianggap sebagai lagu kebangsaan PKI. Berita sedih itu bisa dibaca <a href="http://regional.kompas.com/read/2014/09/30/20212111/Lagu.Gendjer-gendjer.dan.Penderitaan.Keluarga.Pengarang.yang.Dicap.PKI" target="_blank">di sini</a>. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Membaca berita itu, saya jadi ingat pernah ke Banyuwangi di akhir tahun 2010. Saya mewawancara Andang CY, seorang budayawan Banyuwangi yang pernah dipenjara bareng M. Arief. Kami berdua berbincang cukup lama soal Lekra, lagu "Genjer-genjer", kehidupan M. Arief, hingga mencekamnya Banyuwangi kala peristiwa 1965 terjadi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Obrolan itu saya jadikan bahan tulisan untuk sebuah lomba tentang tragedi 1965. Tulisan itu saya unggah lagi di blog ini. Untuk menghormati M. Arief, sanak keluarganya, juga para korban tragedi berdarah itu. Semoga tak ada lagi peristiwa menyedihkan macam ini lagi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>P</b></span>ria tua berkacamata itu duduk di sofa rumahnya yang sejuk. Kacamata yang digunakannya tampak memantulkan apa yang ia ingat dan ia kenang. Sebuah sejarah dimana kebenaran dan keadilan seakan tak ada artinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pria berambut putih itu adalah Andang CY, seorang budayawan Banyuwangi. Hampir sebagian besar kisah hidupnya tercatat di Banyuwangi. Termasuk kisah hidup yang ia lewatkan bersama M. Arief, sang pencipta lagu "Genjer-genjer" yang fenomenal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersama Arief, Andang muda yang saat itu menjadi salah satu anggota Lekra disel di Penjara Lowokwaru selama 106 hari tanpa melalui proses pengadilan sebelumnya. Setelah itu ia dipindahkan ke Banyuwangi. Namun tidak halnya dengan Arief. Menurut pengakuan aparat, Arief dipindahkan ke lapas di Sukabumi. Namun kenyataan tidak berbicara demikian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ia 'diselesaikan' ," kata Andang pada saya, lirih. <i>Diselesaikan </i>adalah istilah yang ia pakai untuk menyebut dibunuh. Hingga sekarang, mayat maupun kuburan M. Arief tidak pernah ditemukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Andang dan Arief hanyalah dua dari jutaan orang yang menjadi korban pendustaan sejarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah membuktikan bahwa lagu adalah salah satu medium perlawanan dan kritik yang paling ampuh. Hardeep Phull menuliskan dalam bukunya yang fenomenal, <i>A Reference Guide to the 50 Songs That Changed the 20th Century</i>, bahwa ternyata protes dan kritik sosial dalam lagu bisa turut peran mengubah sejarah. Mulai dari lagu “We Shall Overcome”, “Revolution”, “War Pigs”, hingga lagu “You Gotta Fight for Your Right”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang, Hardeep tidak memperluas observasinya hingga ke daratan Asia. Kalau saja ia memperlebar jangkauan pengamatan hingga Asia, maka bisa jadi ia akan memasukkan “Genjer-genjer” sebagai salah satu dari 50 lagu tersebut. Lagu itu bukanlah sekedar lagu. Ia memuat kepentingan politik dan propaganda di dalamnya. Begitu dahsyatnya pengaruh lagu itu, bahkan hingga sekarang "Genjer-genjer" masih membawa stempel komunis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Genjer dan Komunisme</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Genjer adalah sejenis tumbuhan yang lazim digunakan sebagai makanan ternak. Namun pada jaman penjajahan Jepang, para rakyat yang kelaparan akhirnya memetik genjer untuk kemudian dijadikan makanan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenomena itu akhirnya ditangkap oleh Arief, seorang seniman Using yang kelak bergabung dengan Lekra, dan dijadikan lagu berbahasa Using berjudul "Genjer-genjer". Arief menciptakan lagu ini pada tahun 1942.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Genjer-genjer" menjadi populer ketika dinyanyikan ulang oleh Bing Slamet dan Lilis Suryani pada tahun 1962. Kepopuleran lagu ini lantas dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk berkampanye. Lagu yang menggambarkan penderitaan masyarakat desa ini lantas kembali populer di kalangan akar rumput. Begitu lekatnya lagu ini dengan PKI, maka stempel sebagai lagu komunis pun melekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika peristiwa G 30 S terjadi, lirik lagu itu diplesetkan. Kalimat <i>genjer-genjer</i> diganti dengan <i>jenderal-jenderal</i>. Seiring dengan pembelokan sejarah yang terjadi pada peristiwa G 30 S, lagu ini pun turut menjadi korbannya. Lagu ini dianggap sebagai lagu yang mengiringi orang-orang PKI membantai para jenderal di Lubang Buaya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu beberapa media seperti Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha, menulis bahwa PKI membantai para jenderal dengan sadis. Ada yang dicongkel matanya, wajahnya disilet, hingga kemaluan yang dipotong. Lalu ada bumbu para Gerwani yang menari telanjang –yang disebut tarian Harum Bunga—sembari menyanyikan lagu Genjer-genjer.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Propaganda akan kesadisan yang dilakukan PKI membuat rakyat Indonesia marah. Maka terjadilah sejarah kelam dalam buku besar bernama Indonesia: pembantaian anggota PKI. Tercatat 1 hinga 1,5 juta orang yang dianggap berafiliasi dengan PKI dibunuh. Dalam artikel berjudul <i>Exit Soeharto: Obituary for a Mediocre Tyrant</i>, Ben Anderson, seorang Indonesianis, mengutip perkataan Sarwo Edhi Wibowo, mengatakan bahwa korban pembantaian mencapai 3 juta orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Propaganda politik itu lantas diperkuat dengan adanya film “Pengkhianatan G 30/S PKI” (1984) yang disutradarai oleh Arifin C. Noer. Film itu lantas wajib ditayangkan di televisi pada tiap malam 30 September. Film ini kemudian berhenti tayang sejak 1998.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya masih ingat betapa mengerikannya Gerwani dan para pasukan komunis yang menyanyikan lagu itu dalam film G 30/S PKI. Saya yang saat itu masih duduk di bangku SD bergidik ngeri ketika salah seorang dari Gerwani itu sembari memegang silet, berkata "Darah itu merah Jenderal!" lantas menyilet muka sang jenderal. Darah bercucuran. Sementara di luar para Gerwani dan konco-konconya terus menyanyikan lagu "Genjer-genjer" dengan ekspresi muka yang membuat berdiri bulu roma. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi seorang anak SD yang begitu mudah dibohongi dan menganggap dunia itu hanya hitam dan putih, tentu saja cerita itu sungguh mengerikan. Tertanam dalam pikiran bahwa PKI itu kumpulan manusia paling biadab. Pula, komunis itu anti terhadap tuhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu saya dan juga jutaan orang Indonesia lain tidak sadar bahwa kami adalah korban pendustaan sejarah. Sebuah kebohongan besar yang dirancang dengan sistematis dan berskala gigantis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sejarah dan Apa Yang Terhampar di Depan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah Orde Baru tumbang, maka perlahan luka lama yang tertutup kembali dibuka. Perih memang, tapi perlu agar luka tak terus bernanah. Sayangnya, pembeberan fakta dan sejarah sebagian besar hanya berkisar pada tatanan politis. Orang banyak berbincang tentang hal besar. Hal kecil, macam lagu, jadi seperti diabaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga sekarang, nyaris nihil pelurusan sejarah tentang lagu "Genjer-genjer". Sampai sekarang lagu itu dianggap sebagai lagu subversif, lagu para komunis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rudolf Dethu, seorang propagandis rock n roll asal Bali pernah didatangi aparat karena memutarkan lagu “Genjer-genjer” di The Block Rockin' Beats, sebuah acara radio alternatif yang ia asuh.Hal itu menunjukkan bahwa hingga sekarang, "Genjer-genjer" masih dianggap sebagai lagu yang berbahaya bagi stabilitas nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya mendapat teguran dari aparat karena menayangkan lagu 'Genjer-genjer' pada saat eksebisinya Adib Hidayat (jurnalis majalah Rolling Stone Indonesia). Biasalah, disuruh hati-hati karena bisa dianggap pro-PKI, subversif. Hari gini?" seloroh Dethu yang bernama asli Putu Wirata Wismaya ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Genjer-genjer" memang hanya sekeping kecil dari mozaik besar pemberontakan PKI tahun 1965. Namun meskipun kecil, ia tetaplah satu kesatuan dari keping besar. Kalau yang kecil hilang, maka kepingan besar tak akan lengkap. Sudah seharusnya, agar kepingan mozaik itu lengkap, sejarah akan lagu "Genjer-genjer" dikenalkan pada khalayak ramai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Genjer-genjer yang pernah berjaya pada masa lalu memiliki kesempatan untuk kembali populer. Mengusung tema kerakyatan, lagu ini sepertinya tak akan usang dimakan jaman. Lalu yang perlu diingat adalah musik memiliki kekuatan untuk menarik atensi masyarakat. Musik merupakan salah satu media yang paling tepat untuk belajar sejarah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketimbang belajar di buku sejarah yang seringkali membuat ngantuk, musik memiliki kesempatan besar untuk mengajarkan sejarah pada anak muda. Saya berpikir, kenapa para anak muda yang menaruh minat pada musik tidak mengaransemen kembali Genjer-genjer? Saya pikir, pengenalan lagu bersejarah ini dan sejarah yang mengiringinya perlu dilakukan, terutama oleh para anak muda yang memang seharusnya melek sejarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah harusnya menggalakkan pelurusan sejarah. Pelurusan itu jelas membutuhkan waktu yang tak sebentar. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata juga seharusnya bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan Nasional untuk menuliskan sejarah yang benar mengenai lagu "Genjer-genjer". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bentuk kerjasama mereka bisa diwujudkan dalam buku sejarah. Buku sejarah terbukti bisa menanamkan doktrin yang sangat kuat, sama seperti ketika saya membaca bahwa PKI itu adalah kumpulan manusia biadab yang anti tuhan semasa SD dulu. Sayang, sepertinya masih belum ada langkah untuk menuju kesana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pikir memang sudah saatnya Genjer-genjer dimasukkan ke dalam buku sejarah, dimana harus diujarkan bahwa Genjer-genjer adalah sebuah lagu rakyat. Sebuah lagu kritik sosial yang lantas didustakan menjadi sebuah senandung lagu kematian []</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-59375003706848589122014-10-01T18:38:00.000+07:002014-10-01T18:38:09.054+07:00Sudah Lama Saya Tak Semarah Ini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Saya masih ingat momen yang menyakitkan itu. Padahal sudah sembilan tahun berselang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang kawan lupa membawa foto kopi materi kuliah. Sang dosen marah melihatnya. Lalu meluncurlah kata-kata yang tak terduga itu. "Kalau miskin gak usah kuliah. Gak sanggup foto kopi." Ia lalu terus mencerocos dengan kata-kata hinaan lain. Saya sudah tak sempat mengingatnya. Hanya bisa melihat kawan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kawan saya untungnya orang yang santai. Ia cuma cengengesan saja. Saya, entah kenapa masih mengingatnya hingga sekarang. Kenangan pahit itu berusaha saya kubur. Tapi sialnya, kelam ingatan itu kembali terbongkar hari ini. Dosen yang sama kembali memaki seorang mahasiswa dengan tema yang sama: kemiskinan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mendadak marah. Mata saya panas. Dan tanpa saya sadar, mata itu sudah berkaca-kaca. Ingin nangis. Bangsat sekali. Benar apa kata orang bijak: janggut lebat, dahi hitam, tak menjamin ke-Islaman seseorang. Ia memburu surga. Tapi alpa satu hal: manusia itu harus menjalani dengan baik <i>hablu minallah </i>dan <i>hablu minannas</i>. Hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan manusia. Kalau ia merasa hubungan dengan tuhan baik, tapi apa guna kalau tak ada hubungan baik dengan sesama manusia?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah semua doa yang ia panjatkan akan diterima tuhan? Padahal dengan enteng saja ia berserapah dan menghina manusia lain?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berdoa semoga mahasiswa yang dimaki itu tak melontarkan sumpah serapah. Niscaya doanya akan terkabul. Dan kau pak, akan merana seumur hidup kalau doa anak itu dijabah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah lama saya tak merasa semarah ini. []</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-13526797937192509892014-09-30T14:44:00.000+07:002014-09-30T16:12:57.952+07:00Kisah Manusia dari Tabula Rasa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGgSprdfb3EUu48bFsnUXp1N98-BGKlYi6VRrnvwSWCt5qps4o80IzIvaPDcx4bGBNp48fU1sZDFwYcEd-2WIBbPbATaLcpoHwpPixcyWkYu4tMcuoxB9s_O79FNbjIOC97LvH-tSOcqKH/s1600/slash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGgSprdfb3EUu48bFsnUXp1N98-BGKlYi6VRrnvwSWCt5qps4o80IzIvaPDcx4bGBNp48fU1sZDFwYcEd-2WIBbPbATaLcpoHwpPixcyWkYu4tMcuoxB9s_O79FNbjIOC97LvH-tSOcqKH/s1600/slash.jpg" height="200" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemarin malam akhirnya saya bisa menonton <i>Tabula Rasa</i>. Film ini sudah menarik rasa penasaran saya kala trailernya berseliweran di linimasa Twitter beberapa waktu lalu. Jarang ada film Indonesia yang berkisah tentang kuliner. Seingat saya baru <i>Brownies </i>yang melakukannya. Itu pun lebih banyak berkisah tentang drama cinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi <i>Tabula Rasa</i> berbeda. Dalam trailernya, jelas kalau film ini berkisah tentang kuliner Minang. Dan kala sebuah film mengangkat kuliner sebagai tema sentral, maka mustahil untuk abai terhadap kisah manusianya. Karena film tentang makanan pasti berkisah tentang manusia. Makanan, gastronomi, adalah karya adiluhung manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di belahan dunia lain, ada banyak film luar biasa bagus mengenai kuliner. Mulai <i>Big Night, Tampopo, Eat Man Drink Woman, Soul Kitchen, The God of Cookery, Tonight's Special, Mostly Martha</i>, hingga <i>Jadoo King of Curry</i>. Semua selalu berkisah soal manusia. Kisah makanan ini juga menerabas genre film. Komedi ada. Drama ada. Thriller juga ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makanya sangat disayangkan kalau di Indonesia belum ada film bagus soal makanan. Padahal siapa yang bisa menyangkal keberagaman kuliner di Indonesia? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keberagaman juga menjadi benang merah yang menjalin cerita <i>Tabula Rasa</i>. Film besutan Adriyanto Dewo ini mengisahkan tentang Hans, seorang pemuda asal Serui, Papua, yang punya bakat dalam sepak bola. Suatu hari ia diundang untuk bermain di sebuah klub bola asal Jakarta. Ia pun memutuskan untuk berangkat ke ibu kota. Tapi di sana semua mimpi Hans hancur lebur. Kakinya patah. Klub tak mau bertanggung jawab. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Mereka membuang saya seperti sampah," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hans pun jadi gelandangan. Mengumpulkan ceceran beras untuk ditukar dengan uang receh. Hanya cukup untuk beli tempe goreng. Hans kumel. Jarang mandi. Bajunya sobek-sobek. Suatu hari Hans berniat bunuh diri. Tapi ia terpeleset dan jatuh pingsan. Lantas ia ditemukan oleh Mak, seorang pemilik lapau Padang bernama Takana Juo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak itu jalan hidup Hans berubah. Ia bertemu dengan Uda Parmanto, juru masak Takana Juo; dan Natsir, pelayan Takana Juo. Di pertengahan kisah, Hans mulai belajar memasak masakan Padang. Mak dengan senang hati mengajari resep andalannya. Mulai dendeng batokok hingga gulai kepala ikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Masak gulai kepala ikan ini seperti ziarah bagi Mak. Hans janji ya, kalau masak gulai kepala ikan juga harus menganggap ini sebagai ziarah," kata Mak pada Hans yang berdiri dan menyimak dengan takzim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyaksikan <i>Tabula Rasa</i> juga menyaksikan kisah manusia. Betapa rasa itu universal. Makanan bisa menyatukan manusia. Tak peduli rasmu. Tak peduli apa agamamu. Makanan enak yang dimasak dengan cinta, bisa membuatmu tergugah. Seperti misalkan kala Hans pertama kali mencicipi gulai kepala ikan yang sama sekali asing baginya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya puas menonton film ini, terlepas dari beberapa kekurangan teknis yang wajar belaka. Saya seperti diajak masuk ke dalam pasar oleh Mak. Diajari cara mengulek bumbu. Bagaimana memasak dan memperlakukan makanan. Mak seperti guru yang sangat baik, yang mengajari para penonton betapa pentingnya perhatian kecil pada makanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Mahal sedikit tak apa lah, asal lamak (enak)."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lidah orang Minang itu nomer satu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Masak rendang itu harus sabar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bisa pakai kompor gas, tapi hasilnya tak akan seenak kalau memakai kayu bakar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bawang impor ini lebih murah, tapi rasanya hambar. Bawang lokal ini lebih mahal, dan rasanya lebih tajam."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu bingung kenapa bawang lokal lebih mahal ketimbang impor? Sama, Mak juga bingung."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penampilan Jimmy Kobogau juga sangat menghibur. Ia polos. Lucu. Celetukannya berulang kali membuat saya tertawa keras. Ramdan Setia yang berperan sebagai Natsir juga tampil lugas, jadi partner yang seimbang bagi Jimmy. Mereka berdua acap terlibat percakapan yang memancing gelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lagi adegan memasak yang sukses membuat cacing di perut memainkan orkestra keroncong. Adegan paling sadis ya kala Mak membakar daging dendeng batokok. Dendeng yang berwarna cokelat pucat dengan aksen hitam hasil panggangan itu lantas diguyur lado hijau, alias sambal cabai hijau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biadaaaaabbbb!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malangnya, film ini sepertinya kurang ramai penonton. Bisa jadi karena nyaris nihil bintang film terkenal. Tak ada nama yang familiar bagi penonton, terutama yang berusia muda. Jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan film yang dirilis dalam waktu berdekatan dan bertabur nama bintang terkenal, seperti <i>Haji Backpacker </i>misalnya. Padahal dari segi tema dan cerita, <i>Tabula Rasa</i> jauh lebih unggul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemarin malam, pemutaran hari keempat, film ini hanya ditonton oleh 13 orang saja, termasuk saya dan Rani. Saya sengaja menghitungnya. Sayang sekali. Padahal film ini bagus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi saran saya: kalau film ini masih ada di bioskop terdekat dari tempat kalian, segeralah menonton. Sebelum film ini turun layar karena sepi penonton. []</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-82200710253901282122014-09-29T10:25:00.001+07:002014-09-29T10:27:30.122+07:00Nonton Ari dan Reda<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZFKf48JF4WXRtGdaF_8rz7pt3AI8u-bgr3QSFZgQQVIwsSl-L63xdmItFD5LOjFZ_GLmB0Gv_tqPFyaCIaQuYkksRlZnwFBP2aJNyNR1IEVFXcS61ygYTSUVfSmIUHCvSuCHFdWxb3R2/s1600/IMG_20140927_201814.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZFKf48JF4WXRtGdaF_8rz7pt3AI8u-bgr3QSFZgQQVIwsSl-L63xdmItFD5LOjFZ_GLmB0Gv_tqPFyaCIaQuYkksRlZnwFBP2aJNyNR1IEVFXcS61ygYTSUVfSmIUHCvSuCHFdWxb3R2/s1600/IMG_20140927_201814.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya bisa melihat Ari dan Reda manggung. Ada masa-masa dimana lagu mereka, musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono, mengalun terus-terusan di ruang redaksi Tegalboto.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Duo yang dibentuk di kampus UI ini sudah berubah banyak sepertinya. Saya selalu membayangkan Reda adalah perempuan berambut panjang. Entah kenapa. Ini bayangan ngawur saya saja. Ternyata rambut Reda pendek. Dengan kacamata dan pakaian kasual yang membuatnya tampak santai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedang Ari, saya sudah pernah lihat fotonya. Rambutnya agak panjang dan berombak. Ternyata Sabtu malam itu, rambutnya sudah pendek. Ia tampak lebih rapi dengan kemeja denim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain anak-anak muda yang memadati Coffeewar malam itu, ada beberapa lelaki perempuan paruh baya. Dari percakapan mereka, tampaknya Ari dan Reda adalah kawan mereka sedari kuliah dulu. Nostalgia jadinya. Hehehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang Coffeewar tak sanggup menampung luberan penonton. Banyak yang akhirnya berdiri di luar. Termasuk saya dan Rani. Tapi kami lumayan menikmati pertunjukan syahdu itu. Lampu remang. Suara musik mengalun lembut. Asoy bener. Sayang beberapa kali motor dengan knalpot berisik lewat dan memecah kesyahduan malam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh ya, parkir malam itu Rp 5.000. Edan ya? Padahal beberapa kali saya nonton acara musik di Coffeewar tak pernah semahal itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, semoga saya dan Rani bisa menonton Ari dan Reda lagi di tempat yang lebih besar, lapang, dan tenang. []</div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-45654736110417799262014-09-26T11:14:00.002+07:002014-09-26T11:14:51.787+07:00Pergilah dengan Tenang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9307tn5i8cbsVMR34SMtSupK5Pywr6_yx4lNdoTp-1KMMCVapLs-0NudTRDBctcw7n8CT2ubBeNq1VbsszNTUeoLq6vxkS5lSaS8zmYQbvJgms7vlhRKnQLdTgh_ShH_xgRO43ok3qrwG/s1600/376528_2109760836627_17904568_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9307tn5i8cbsVMR34SMtSupK5Pywr6_yx4lNdoTp-1KMMCVapLs-0NudTRDBctcw7n8CT2ubBeNq1VbsszNTUeoLq6vxkS5lSaS8zmYQbvJgms7vlhRKnQLdTgh_ShH_xgRO43ok3qrwG/s1600/376528_2109760836627_17904568_n.jpg" height="266" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto terakhir saya di Kansas. Waktu yudisium, 2011.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di pojokan kampus, ada sebuah ruangan kecil yang nyaris tak pernah sepi. Kami, para mahasiswa Fakultas Sastra, menyebutnya sebagai Kansas. Kantin Sastra. Sepertinya julukan ini melekat hampir di semua kantin Fakultas Sastra, di seluruh Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kansas kami kecil saja. Cuma ada beberapa bangku saja. Karena itu ada meja dan bangku di halaman luar. Saya biasanya lebih suka di luar. Adem. Banyak pohon. Hanya ada satu orang yang berjualan. Kami semua memanggilnya Ibuk. Dia berjualan makanan rumahan. Juga aneka kopi. Kadang ada gorengan dan kue.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau ada kuliah pagi, saya selalu mampir ke Kansas. Beli secangkir Energen. Menunggu jam kuliah datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya tak ada yang spesial dari Kansas kami. Tak ada kursi yang <i>cozy</i>. Tiada sambungan internet nirkabel. Apalagi pendingin udara. Yang berjualan pun hanya satu orang saja. Jelas kalah dibandingkan dengan kantin fakultas lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi yang membedakan Kansas dengan kantin lain adalah: hanya di Kansas dosen dan mahasiswa ngopi bareng. Tanpa sekat. Tanpa perbedaan status. Tak ada kantin kampus yang bisa begini. Tak heran, banyak kawan-kawan saya dari fakultas lain kaget begitu mengetahui Pak Ayu Sutarto, Guru Besar Universitas, ngopi dan <i>gojekan </i>dengan para mahasiswa atau dosen lain. Pak Ikhwan, dosen muda kebanggaan kampus pun hampir tiap hari nongkrong dengan para mahasiswa di Kansas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini yang selalu kami banggakan. Banyak mahasiswa dari kampus lain ikut ngopi di Kansas. Ya untuk sekedar merasakan atmosfer sonder sekat antara dosen dan mahasiswa. Karena dosen dan mahasiswa ini acap berdiskusi serius, malah kadang berdebat. Semacam kuliah informal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang, kabar buruk datang beberapa waktu lalu: Kansas ditutup. Ini kabar sedih kedua setelah Panggung Terbuka dibongkar waktu saya kuliah dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak yang heran kenapa Kansas ditutup. Saddam, kawan saya yang juga punggawa Pers Kampus Sastra, Ideas, sampai menulis surat terbuka kepada Pembantu Dekan II. Menanyakan kenapa Kansas harus ditutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ketinggalan, para dosen pun juga menulis kritik. Tapi tak ada tanggapan sama sekali. Hingga akhirnya beberapa hari lalu situs Ideas menuliskan tanggapan Pembantu Dekan II.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alasannya pun ultra klise dan bisa ditebak: harga terlalu mahal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prett!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini aneh sekali. Pertama, andaikan benar harga mahal, apa urusan Pembantu Dekan II? Yang bayar makanan ya para mahasiswa sendiri. Kedua, Kansas sudah ada sejak lama. Kalau memang alasannyanya adalah harga yang mahal, kenapa tak ditutup dari dulu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alasan lain: tempatnya terlalu kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prett lagi!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lah, kalau misal si Pembantu Dekan II merasa Kansas terlalu kecil, kenapa tak diperbesar? Sungguh sebuah solusi bodoh jika ada ruangan yang terlalu kecil malah ditutup. Dari dulu, sejak orang mengenal peradaban dan bisa membangun sesuatu, hukum bangunan selalu tetap: kalau kecil ya diperbesar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang alasan yang terkesan sangat mengada-ada ini, dosen yang saya kenal memberikan sedikit bocoran. Para penguasa kampus kami, merasa terganggu dengan dekatnya dosen dan mahasiswa yang sering berkumpul di Kansas. <i>Insecure</i>. Takut didemo. Takut didongkel dari tampuk kekuasaan. Penyakit penguasa memang selalu sama dimana-mana: paranoid!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang yang kecewa dan marah dengan ditutupnya Kansas. Apalagi para alumnus. Kansas menyimpan banyak kenangan untuk mereka. Sangat banyak kenangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ya mau gimana lagi. Kami sudah lulus. Sudah tak ada kuasa untuk protes. Paling ya cuma ngomel di tulisan, seperti ini. Atau mengenangnya dengan obrolan-obrolan nostalgia. Entah apa yang akan dilakukan para Mahasiswa Sastra terkait ditutupnya Kansas ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lha jangankan soal Kansas, soal akreditasi kampus yang tertunda para mahasiswa diem aja kok," kata Pak Ikhwan, dosen idola para mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal Kansas tempat yang sangat penting sebagai tempat bertemunya mahasiswa dan dosen. Terkadang ada banyak yang bisa dipelajari di sini yang tak bisa didapat di kelas. Kapan lagi mahasiswa bisa ngobrol santai, tanpa jarak, dengan para dosen?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya semoga saja Kansas akan ada lagi. Entah kapan. Semoga saja...[]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5687248344587431548.post-18167895777361647672014-09-25T14:43:00.002+07:002014-09-25T14:43:57.257+07:00Dalam Bis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Saya pertama kali dengar nama Reda Gaudiamo kala ia melantunkan musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono. Ia bersama seorang penyanyi lain, Tatyana, mengajak rombongan maestro: Jubing dan Umar pada gitar; Budjel Dipuro meniup flute; Mark Willianto memainkan bass; dan Henri Lamiri menggesek biola. Album berjudul <i>Gadis Kecil </i>itu dirilis pada tahun 2005.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka menggubah puisi Sapardi. Ditambahi musik. Jadi keren sekali. Puisi-puisi seperti "Hujan Bulan Juni", "Aku Ingin", "Sajak Kecil Tentang Cinta", hingga "Dalam Bis" jadi punya nuansa yang baru. Terbebas dari puisi. Menjelma jadi lagu yang indah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Gadis Kecil</i> diputar teramat sering di komputer sekretariat Tegalboto selama berminggu-minggu. Saat menulis. Membaca. Mengedit. Hingga menyelesaikan skripsi. Lagu Reda dan Tatyana mengalun sendu. Sejenak, Tegalboto jadi kalem. Lepas dari playlist brandalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagu favorit saya adalah "Dalam Bis". Permainan Jubing dan Umar begitu indah dan padu. Permainan gitar mereka seperti mengajak kita ngobrol. Belum lagi ditimpali suara Reda dan Tatyana yang memang empuk itu. Dan gesekan Henri, mantan pemain biola grup Arwana, mengalun dengan cantik dan elegan. Kalau mendengar lagu ini, juga membaca dan menirukan lariknya, kita bakal berasa jadi orang paling romantis sedunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Sebermula adalah kata</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Baru perjalan dari kota ke kota</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Demikian cepat, kita pun terperanjat</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Waktu henti, ia tiada</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/%3Ciframe%20width=%22100%%22%20height=%22300%22%20scrolling=%22no%22%20frameborder=%22no%22%20src=%22https://w.soundcloud.com/player/?url=https%3A//api.soundcloud.com/tracks/87211284&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true%22%3E%3C/iframe%3E" target="_blank"><iframe frameborder="no" height="300" scrolling="no" src="https://w.soundcloud.com/player/?url=https%3A//api.soundcloud.com/tracks/87211284&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&visual=true" width="100%"></iframe></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Nuran Wibisonohttp://www.blogger.com/profile/17049729784431603778noreply@blogger.com2