Jumat, 06 Juli 2012

Sangkakala dan Macanista

“Di Indonesia, orang jarang memperhatikan kostum untuk dijadikan sebuah penawaran sebuah band. Orang lebih mengutamakan audio. Makanya kenapa akhirnya kita berdandan, karena kita juga mengutamakan visual. Karena kita orang visual, orang seni rupa. Jadi kita bisa mencocokkan muka, pakaian, sama aksi di atas panggung. Jadi kita punya nilai tawar. Band itu adalah sebuah bentuk seni rupa. Kita menamakannya audio rock fashion show” kata Blangkon pada saya, di malam yang baru saja dimulai.

Blangkon adalah nama panggilan untuk Hendra Priyadhanie, vokalis band glam rock asal Yogyakarta, Sangkakala. Ia memang pantas menyandang gelar sebagai aktivis glam rock di Jogja. Bersama Sangkakala, band yang ia bentuk pada tahun 2004 dengan kompatriotnya Rudi Atjeh, ia berkali-kali menggagas acara bermisi glam rock revival. 

Pada tahun 2010, di helatan Jogja Biennale X, Sangkakala membuat sebuah proyek bernama Macanista Art Project. Proyek ini terdiri dari beberapa kegiatan "gila" macam  klinik musik glam rock, hair styling ala glam rock, memodifikasi kostum, dan dipungkasi dengan konser mereka. Di proyek itu, jelas ada ambisi Sangkakala untuk mengenalkan kembali glam rock pada masyarakat. Sebelumnya, ketika masih baru dirintis, Sangkalala mewajibkan penontonnya untuk berdandan dan bergaya ala glam rock.

"Kalau gak mau dandan, kita suruh bayar" kata Blangkon sambil tertawa kecil.

Sangkakala memang sadar pentingnya visual untuk mengimbangi audio.

***



Saya menyayangkan ketiadaan kesempatan untuk menyaksikan tampilan live mereka yang konon sangat meriah. Bertaburan joke gila, aksesoris panggung edan macam sepeda motor yang dibawa ke panggung, dan tentu juga kemeriahan dari kembang api. Sayangnya, saya hanya pernah sekali melihat live concert mereka pada acara seminar yang diadakan Rolling Stone Indonesia di UGM beberapa tahun lalu. Itupun di dalam ruangan. Tak mungkin menyulut kembang api dalam ruangan kan?

Tapi saya bisa membayangkan kegilaan konser Sangkakala dari album EP Sangkakala bertajuk Macanista. Album ini adalah bootleg dari konser mereka yang diadakan di Taman Budaya Yogyakarta, 2 tahun silam. Album ini bisa diunduh gratis di situs Yes No Wave.

Ada 6 lagu dalam EP ini. Dibuka oleh track instrumental bertajuk "Into The Row", lalu berlanjut ke "Rock Live at Roller Coaster" dan dipungkasi dengan lagu "Tong Setan" versi karaoke. Track favorit saya adalah "Gang Bang Glam Rock". Di lagu ini, saya bisa membayangkan puncak keriuhan konser Sangkakala. Lengkap dengan celetukan asal bunyi yang memancing tawa.

"Selamat datang kembali buat Sangkakala yang akhirnya kembali main di Yogyakarta lagi" Blangkon berorasi membuka lagu itu.

"Mas mas, jaket-e piroan? (mas mas, jaketnya berapa harganya?)" celetuk seorang penonton. Di bagian ini saya ngakak.

Tapi Blangkon cuek. Dia terus melanjutkan orasinya.

"Karena mayoritas temen-temen dari Indonesia sering ke luar negeri, maka kita berusaha speak england in this song" lanjutnya.

Suara gitar lantas berkumandang gahar. Maka melantunlah lagu yang konsepnya adalah kolase dari lirik-lirik glam rock terkenal. Karena itu judul lagunya adalah "Gang Bang Glam Rock".

"Bang-bang, bensinnya udah dicampurin nih, langsung di gas saja tong setannya mas" teriak seseorang meminta lagu "Tong Setan" seusai lagu berjudul "Hotel Berhala" selesai dimainkan.

"Tong Setan iki wis dimainke ping papat, genep wis, lagune 10, Tong Setan-e ping papat (Tong Setan ini sudah dimainkan empat kali, genap sudah, lagunya --dalam konser-- 10, Tong Setan dimainkan empat kali" ujar Blangkon sembari disambut gelak tawa penonton. Sangkakala saat itu memang tak punya stok lagu yang banyak, jadilah Tong Setan dimainkan sampai 4 kali.

Ketika akhirnya usai, para penonton masih tak puas dan meminta encore. Tapi seseorang --yang saya yakin dia pasti dalam pengaruh alkohol-- nyeletuk dan membuat saya kembali tertawa keras.

"Demi tuhan! Hentikan acara ini! Demi tuhan, hentikan acara ini!" []

post-scriptum: EP Macanista bisa diunduh di sini. Jangan salahkan saya kalau kamu jadi ikut cinta glam rock!

1 komentar: