Minggu, 29 April 2012

Mbah Co dan Brewok


Mbah Co menggendong saya

Almarhum kakek dari pihak ayah saya adalah mantan penyanyi jazz. Namanya Yamin Soewarso. Saya memanggilnya Mbah Co. Di usia yang sudah merambat senja, ia masih sering berdendang. Penyanyi favoritnya adalah Nat King Cole. Sering pula memutar Frank Sinatra. Tak jarang, ia mendengar Rien Djamain.

Salah satu kenangan yang paling saya ingat dari beliau adalah jambang dan brewoknya. Dulu, sempat ia memanjangkan brewok hingga lebat sekali. Salah seorang anaknya, yang saat itu kebetulan sedang bertengkar dengannya, menjuluki sang ayah sebagai Imam Khomeini. Itu bukan pujian. Tapi cercaan. Karena sang anak tak setuju pola pikir Khomeini yang radikal.

Ketika saya masih berusia 6 atau 7 tahun, saya seringkali mencabuti uban di rambut maupun di brewok Mbah Co. Itu tidak gratis. Mbah Co membayar 50 rupiah untuk tiap 5 uban yang saya kumpulkan. Biasanya saya melakukannya ketika beliau datang bertandang ke rumah. Mbah Co tinggal di Lumajang, dan rumah saya di Jember. Seringkali saya bekerja mencabut uban ketika sore datang, saat baru bangun tidur siang. Galib, Mbah Co berdendang lagu-lagu tua sembari membaca buku, ketika saya sedang berusaha keras mencabuti uban di gerombolan rambut yang licin.

Sore ini, saya melihat cermin. Menyadari kalau saya tidak punya brewok.

Padahal sedari SMP saya ingin punya brewok seperti Mbah Co atau ayah. Tapi entah kenapa, hingga melampaui masa akil baliq, brewok tak jua tumbuh. Ayah malah pernah membelikan Firdaus Oil, minyak untuk menumbuhkan brewok, untuk saya. Saya mengolesnya di daerah dagu dan sekitarnya setiap hari. Tapi hingga nyaris 1 bulan, brewok enggan tumbuh. Muka saya masih mulus. Saya menyerah dan tak menyentuh minyak itu lagi.

Ah, saya pengen punya brewok.

Yesterday: Mengenang Perdebatan Ideologis

Dulu saya dan ayah pernah terlibat perdebatan ideologis panjang.

Bukan masalah agama. Bukan pula masalah pendidikan. Tapi siapa yang lebih keren antara The Beatles atau Guns N Roses. Hey, jangan salah. Musik itu terkadang jauh lebih ideologis ketimbang haluan politik atau pilihan agama.

Jadi di suatu siang yang panas, saya --yang waktu itu masih duduk di kelas 1 SMP-- dan ayah sedang duduk di depan televisi. VCD player memutarkan VCD bajakan berisi video klip Guns N Roses.

Saat terkesima oleh kekerenan video "November Rain", saya nyeletuk, "Guns N Roses ini emang band paling keren sedunia". Ayah saya yang sedang membaca koran, tiba-tiba menoleh, lalu dengan sedikit sewot berujar, "Yo gak lah. Jauh lebih keren The Beatles". Saya tak terima. Lalu terjadilah perdebatan panjang itu. Pada akhirnya ayah saya melontarkan upper cut telak berupa kalimat "Coba kamu tanya ke tukang becak, pasti mereka tahu The Beatles, tapi gak mungkin tahu Guns N Roses".

Saya terdiam dan tidak bisa membantah. Walau belakangan saya berpikir, pasti tukang becak juga tidak peduli mengenai siapa yang jauh lebih hebat antara The Beatles atau Guns N Roses.

Tapi ayah saya juga suka Guns N Roses. Bahkan ketika saya baru belajar bermain gitar, ia rela jadi backing vocal ketika saya bernyanyi lagu "Patience" dengan tertatih karena harus melihat chord gitar di selembar kertas. Lagu favoritnya adalah "Sweet Child O Mine", lagu rock yang tetap menampilkan sisi manis seorang rocker. Menurut ayah, rocker yang baik itu harus punya sisi manis. Ia mencontohkan Deep Purple yang bisa membuat lagu "Soldier of Fortune", atau  The Beatles yang punya "Yesterday" dan sederet lagu rock manis lainnya.

Kemarin malam ada acara tribute to Guns N Roses di salah satu acara musik televisi. Mendadak saya teringat akan perdebatan ideologis ayah dan anak belasan tahun silam itu. Setelah sekian lama, saya dengan berbesar hati mengakui kalau The Beatles memang pengaruhnya jauuuh lebih besar ketimbang Guns N Roses. Apalagi setelah saya lebih tekun mendengarkan The Beatles. Mereka memang pantas menyandang gelar band terbaik dunia. Tapi di hati kecil saya, saya tetap gak mau kalah. Saya kekeuh menganggap kalau Guns N Roses jauh lebih keren ketimbang The Beatles.

Maaf ya yah, hehehe. Buat menebusnya,  ini video lagu kesukaanmu, Yesterday dari The Beatles :)